Selamat datang teman, Kami harap bisa menikmati blog kami. Happy blogging ! .
Cek kembali jika kami sudah selesai dengan ini...
Silahkan Mengisi buku tamu untuk sekedar meninggalkan Jejak.. :)
Peluang bisnis anda

SPACE IKLAN

Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..

Selengkapnya...
Title

Ibu Rumah Tangga yang Sukses

Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuk lihat cerita sukses lainnya
Title

Tentang Akper IV

Angkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.

Read More
sukses dan sehat

Blog ini Penggemar Berat DBC-Network

Jelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah

Kisah Sukses Lainnya

Asuhan Keperawatan Alzheimer Disease


    

Membuat Toko online sekarang jadi gampanng loh, yuk lihat reviewnya disini
Sekalian ada reverensi Bisnis yang halal loh

Penyakit Alzheimer adalah suatu demensia progresif yang ditandai oleh kematian luas neuron neuron otak, terutama di daerah otak yang disebut nukleus basalis

 

TEORI PEMBENTUKAN

Salah satu teori mengenai pembentukan penyakit Alzheimer mengemukakan bahwa pengolahan PPA yang abnormal menyebabkan protein tersebut menonjol dari membran sel saraf, hal ini agaknya merupakan pencetus pembentukan jerat jerat yang menyebabkan kematian sel.

 

       risiko mengalami penyakit Alzheimer meningkat dengan pewarisan gen tertentu yang mengkode protein pengangkut kolesterol jenis tertentu, yang disebut apolipoprotein E

 

GAMBARAN KLINIS

        Tidak ingat akan kejadian

        Terjadi keadaan sering lupa,

        Penurunan kemampuan menilai

        Peruba­han kepribadian dan perilaku yang berkembang lambat dalam periode sampai 10 tahun.

        Sering dijumpai kehilangan ingatan jangka pendek dan masalah­-masalah dengan konsep matematika

 

 

PENATALAKSANAAN

       Pendidikan terhadap pasien dan keluarganya mengenai alat-alat bantu ingatan, diet, dan tindakan-tindakan pengamanan mungkin dapat mem­perlambat perkembangan gejala

 

PROSES KEPERAWATAN

       Pengkajian fisik didasarkan pada pengkajian neurologis menunjukkan kemunduran yang progesif dari kondisi fisik dan mental.

       Keluarga atau orang terdekat melaporkan pasien memperlihatkan penurunan daya ingat ringan, tidak tertarik pada lingkungan, kurangnya perhatian.

 

        Pada tahap akhir, koordinasi antara tangan dan mata lemah.

        Kontrol terhadap defekasi dan berkemih hilang, tidak mengenali keluarga lagi, sering terjadi inkoherensi pada bicaranya, langkah jalannya menjadi ataksis, terjadi perubahan emosional secara menonjol.

        Penurunan berat badan terjadi saat pasien lupa makan, agitasi meningkatkan dan menolak makan.

        Kaji respon keluarga dan orang terdekat terhadap kondisi pasien dan dampaknya terhadap lingkungan rumah.

Diagnosa Keperawatan

 

         Perubahan proses berfikir yang berhubungan dengan neuron dan demensia progesif.

         Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan perilaku impulsive, kerusakan pertimbangan, kurang penglihatan dan disfungsi perilaku.

         Ansietas yang berhubungan dengan kehilangan kognitif dan penurunan dalam konsep diri.

         Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kehilangan kognitif.

         Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan konfusi, kehilangan kognitif dan perilaku disfungsi.

         Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, kelambatan berpikir dan ketidakseimbangan aktivitas.

Intervensi

Mendukung Fungsi Kognitif

         Karena kemampuan kognitif pasien menurun, maka perawat harus memberikan iingkungan yang tenang, familiar dan mudah dikenali yang membantu pasien menginterpretasi lingkungan sekitar dan aktivitasnya. Stimulus lingkungan harus dibatasi dan rutinitas yang biasa diteruskan. Cara berbicara yang tenang, menyenangkan dan dengan memberikan penjelasan jelas dan sederhana, ditambah dengan penggunaan alat bantu dan isyarat ingatan, akan membantu meminimalkan kebingungan dan disorientasi serta memberikan rasa aman kepada pasien.

 

Keamanan Fisik

        Lingkungan yang aman akan memungkinkan seseorang bergerak bebas dan menghilangkan kekhawatiran keluarga yang mencemaskan mengenai keamanan.

        Untuk menghindari jatuh atau kecelakaan lain, semua sumber berbahaya yang jelas harus dihilangkan.

        Masukan medikasi dan makanan pasien harus dipantau.

        Lingkungan yang bebas bahaya memungkinkan pasien mandiri secara maksimal dan memiliki rasa otonomi

 

Mengurangi Ansietas

       Meskipun kehilangan kognitifnya cukup parah, namun ada saat dimana pasien sadar akan kehilangan segala kemampuannya.

       Pasien menjadi sangat membutuhkan dukungan emosional yang dapat memperkuat citra diri yang positif.

 

Meningkatkan Komunikasi

        Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tetap tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan serta distraksi.

        Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata seringkali telah lupa atau ada kesulitan mengorganisasi dan mengapresiasikan pikiran.

        Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien, hal ini sering sangat membantu. Kadang pasien dapat menunjuk suatu objek atau menggunakan bahasa non verbal untuk berkomunikasi.

 

Meningkatkan Kemandirian dalam aktivitas

perawatan diri.

        Perubahan patofisiologi pada korteks serebri mengakibatkan pasien yang mengalami defisit perawatan diri akan sulit mencapai kemandirian fisik. Upaya ditujukan untuk membantu pasien memelihara fungsi kemandirian selama mungkin.

        Memelihara martabat dan otonomi pribadi penting bagi penderita Alzheimer. Klien harus didorong menentukan pilihan bila diperlukan dan berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri sebanyak mungkin.

 

Meningkatkan Aktivitas Dan Istirahat Yang

Seimbang

        Kebanyakan pasien Alzheimer menunjukkan gangguan tidur dan perilaku melamun. Perilaku tersebut terjadi bila pasien merasa bosan, tidak bisa diam, agitasi atau disorientasi, terutama pada suasana baru dan biasanya pada malam hari.

        Pasien yang melamun diluar rumah kadang tidak bisa pulang lagi, sehingga beresiko mengalami kecelakaan dan cedera. Bila terjadi gangguan tidur dan pasien tidak bisa tidur maka dapat dibantu dengan musik, susu hangat atau garukan halus/lembut pada punggung dapat membantu pasien agar rileks.

 

Evaluasi

 

        Mempertahankan fungsi ingatan yang optimal

        Memperlihatkan penurunan dalam perilaku yang bingung

        Dapat bergerak bebas dan mandiri disekitar rumah

        Mengungkapkan rasa keamanan dan terlindung

        Mengungkapkan perasaan ketenangan dan kepuasan diri

        Menunjukan peningkatan kemampuan untuk memahami pesan

Baca Selengkapnya...

Artikel mengenai Rumah limas Rumah adat Khas Sumatra Selatan


Membuat Toko online sekarang jadi gampanng loh, yuk lihat reviewnya disini
Sekalian ada reverensi Bisnis yang halal loh

atau mau bisnis modal cuma 10.000

BISNIS ONLINE MODAL Rp.10.000 Penghasilan Jutaan !! Mungkinkah?? Klik disini

Kembali lagi nih akperku membahas budaya, kali artikelnya dari sahabat palembangkotabari.blogspot.com rumah limas adalah rumah adat khas Sumatra selatan. BENTUK rumah limas sangat khas. Dalam istilah bahasa, limas ada dua suku kata yakni
lima dan emas. Sedangkan ciri khasnya terrletak pada atapnya yang berbentuk limas dan memiliki tiang atau rumah panggung. Sebenarnya rumah khas Palembang yang termasuk rumah panggung ini sangat cocok kondisi alam Palembang yang memang sebagian besar termasuk kawasan perairan.
Biasanya jenis rumah panggung termasuk rumah limas yang didirikan di pinggir sungai menghadap ke darat, yang dilengkapi ruangan bengkilas, untuk digunakan saat pemilik menggelar hajatan, kenduri atau pertemuanpertemuan penting. Sebenarnya, antara rumah panggung dan limas memiliki kemiripan karena berdiri menggunakan tiang. Hanya saja, rumah panggung tidak ada kijing (undakan). Sedangkan rumah limas dijumpai hingga 3-4 tingkatan yang memiliki simbol tertentu.

Umumnya kedua jenis rumah ini, dirancang dengan ukuran besar dan banyak ruang di dalamnya. Sebagai fungsinya, rumah sebagai tempat tinggal karena di dalamnya terjadi proses pembentukan watak dan kepribadian penghuninya.

Keunikan rumah limas ini, karena bentuk aslinya sebagai khas rumah adat Palembang. Pada bagian depan, terdapat dua tangga dengan mode tangga lurus (single flight stairway). Tangga ini tergolong sederhana, karena terbuat dari kayu tetapi tetap terkesan khas karena dilengkapi besi berbentuk tombak.
Gambarnya nih







Baca Selengkapnya...

Mitos Seputar Perawatan Bayi

BAYI TAK BOLEH DIPAKAIKAN GURITA Begitu kata dokter, kebalikan dari kebiasaan yang terjadi selama ini. Memang, tak sedikit kebiasaan turun- temurun dalam merawat bayi yang bertentangan dengan dunia medis. Bagaimana kita menyikapinya? Dalam merawat sang buah hati, hampir bisa dipastikan kita akan "dihujani" oleh segala macam nasihat ataupun larangan dari lingkungan, entah kakek-nenek, orang tua, kaum kerabat, maupun tetangga. Umumnya, nasihat/larangan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan praktek perawatan bayi yang bersifat turun-temurun. Namun, "seringkali nasihat dan larangan tersebut tak bisa diterima akal sehat, meskipun ada pula yang kedengarannya masuk akal," ujar dr. Eric Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam cara Ibu Bayi dan Balita di ANTeve, kerja sama nakita dengan PT Endrass Perdana. Misalnya, bayi tak boleh digendong dengan kedua tungkai memeluk tubuh ibu agar kelak tungkainya tak pengkor, bengkok, atau melengkung. Begitu pula dengan nasihat untuk membedong bayi agar kelak bentuk kakinya jadi bagus. "Kedengarannya memang masuk akal bahwa cara menggendong dengan posisi demikian mungkin saja akan menyebabkan pengkar. Apalagi pada kenyataannya, saat lahir, tungkai bayi memang penampilannya bengkok atau melengkung," tutur Eric yang juga berpraktek di RSIA Lestari, Cirendeu dan RS Medistra. Tapi, lanjutnya, bila dijelaskan dengan cara lain, akan tampak penjelasan tersebut kurang masuk akal. Semua bayi, tutur Eric, kakinya memang akan tampak melengkung ketika lahir. Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. "Tentunya dalam posisi demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya melengkung ketika lahir." Selain itu, tulangnya masih lebih lunak dan sedang bertumbuh sehingga gampang sekali terbentuk melengkung. Kendati demikian, tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi. Kecuali bila ada faktor genetik dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau melengkung, akan diturunkan pada anaknya. Jadi, tukas Eric, "melengkung tidaknya tungkai tak tergantung posisi ketika menggendong bayi." Begitupun bila bayi tak dibedong, kakinya akan tumbuh lurus sesuai potensi genetik yang dimilikinya. MEMBAHAYAKAN BAYI Berbagai praktek perawatan bayi yang mengikuti kebiasaan-kebiasaan turun-temurun ini, menurut Eric, seringkali bukan hanya kurang dapat diterima dasar ilmiahnya, tapi juga bisa merugikan. Misalnya, pemakaian gurita untuk bebat perut bayi. Kata orang, supaya bayi jangan masuk angin." Ada pula yang bilang, agar perutnya enggak besar dan pusarnya enggak bodong. Dalam dunia medis, tuturnya, tak dikenal istilah masuk angin. "Istilah ini mungkin maksudnya aerophagia , yaitu bayi banyak mengandung udara di lambungnya sehingga terlihat kembung. Hal ini bisa disebabkan bayi menangis lama atau cara minum susu botol kurang betul." Jadi, Bu-Pak, sama sekali tak ada kaitannya dengan pemakaian gurita. Begitupun dengan perut besar dan pusar bodong. "Besar kecilnya perut ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Secara alamiah, usus, kan, berusaha mendorong keluar," terang Eric. Nah, pada bayi, lanjutnya, kulit maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya seperti kembung, perutnya agak besar. "Nanti, bila kulit dan lemak serta ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong tersebut." Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang banyak. Sama halnya dengan pusar bodong, "Bila perutnya membesar, tentu pusarnya akan menonjol, dong," tukas Eric. Tak demikian halnya setelah ketebalan kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jadi, bukan lantaran dipakaikan gurita maka pusarnya jadi enggak bodong. Jikapun si bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung tali pusatnya memang sejak awalnya sudah lebih besar. "Jadi, sejak lahir pusarnya memang sudah bodong, bukan karena tak dipakaikan gurita." Pemakaian gurita, tutur Eric lebih lanjut, sebenarnya justru dapat merugikan bayi. "Bayi jadi kepanasan dan banyak keringat sehingga bisa mengalami keringet buntet di bawah lapisan gurita." Selain itu, bila pemakaian gurita terlalu ketat, "akan mengganggu gerak pernafasan bayi." Soalnya, bayi bernafas lebih dominan menggunakan gerak pernafasan perut. Jadi kalau kita bebat dia erat-erat di bagian perut, tentu akan mengganggu pernafasannya." Contoh lain dari kebiasaan turun-temurun yang membahayakan bayi ialah membubuhkan bahan-bahan tradisional pada tali pusat yang belum puput. Hal ini bisa menimbulkan infeksi. "Perawatan tali pusat cukup dilakukan dengan menggunakan alkohol 70 persen," ujar Eric. Sebab, alkohol 70 persen dapat membunuh kuman dan mencegah berkembang-biaknya kuman, sehingga tali pusat pun terhindar dari infeksi. Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan turun-temurun yang sampai sekarang masih sering dijumpai dalam praktek perawatan bayi sehari-hari. Saran Eric, sebaiknya Bapak dan Ibu tanyakan dulu kepada dokter, apakah ada bahayanya bagi bayi Anda. Bila tidak, prakteknya terpulang kepada Bapak-Ibu sendiri sebagai orang tua si bayi. Julie Erikania ANEKA KEBIASAAN TURUN-TEMURUN PERAWATAN BAYI *ASI ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu. Alasannya, ASI yang keluar adalah ASI lama (basi). ASI tak pernah basi! Biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah ASI yang berwarna kekuningan dan kental; penampilannya memang seperti cairan tak segar. Padahal, ASI kekuningan tersebut yang paling baik mutunya. "Kandungan nutriennya paling tinggi dan memang diperolehnya pada tetesan ASI paling awal," jelas Eric Gultom. Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan sebagai ASI kualitas jelek. Hal ini sama sekali tak benar! "Warna dan kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di dalamnya," jelasnya lagi. Perlu diingat, tak ada ibu yang mempunyai ASI seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI tak dapat ditandingi oleh susu formula manapun. Usai melahirkan, ibu harus makan ayam arak agar tubuhnya hangat dan ASI-nya banyak atau minum jamu-jamuan untuk kesegaran ibu. Hal ini justru berbahaya karena sering berpengaruh terhadap kandungan nutrien ASI dan menyebabkan bayi kuning. Kandungan dalam ayam arak -mungkin araknya- dan jamu-jamuan, menurut observasi dokter dan para bidan, seringkali berkaitan dengan timbulnya kuning pada bayi, suatu keadaan yang secara medis disebut ikterus atau hiperbilirubinemia. "Bila kadar kuningnya tinggi, dapat membahayakan bayi karena, bahan kuning ini bukan hanya akan melekat di mata maupun kulit sehingga jadi kuning, tapi juga di sel-sel otak," terang Eric. * MEMANDIKAN BAYI Bayi harus dimandikan dengan air hangat agar tak masuk angin. Memandikan bayi dengan air hangat tak perlu apabila bayi Anda normal, cukup bulan dan dalam keadaan sehat. Mandikanlah sehari dua kali, gunakan sabun bayi dan cuci rambut dengan sampo bayi. Perlakukan bayi sebagaimana layaknya Anda sebagai orang sehat mandi dan mencuci rambut. "Mandi dengan air hangat tujuannya terutama agar bayi tak kedinginan atau hipotermi dalam bahasa kedokterannya. Tapi, sebagai bayi normal yang sehat, bayi Anda dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut," terang Eric. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut memandikan si kecil dengan air dingin selama kondisinya normal dan sehat serta dalam cuaca yang tak dingin. Kepala tak boleh dibasahi saat bayi dimandikan. Nasihat ini tentulah tak benar. Jika kepala bayi tak pernah dibasahi, kotoran di kepala jadi menumpuk dan bercampur dengan endapan lemak sehabis dilahirkan. Akibatnya, timbullah kerak kepala yang sering disebut sarapen atau dalam istilah medisnya, dermatitis seboroik. Bayi tak boleh dimandikan jika tali pusatnya belum lepas. Salah! Justru tali pusatnya harus dibersihkan, lalu dikeringkan dengan alkohol 70 persen. * BEDAK DAN MINYAK-MINYAKAN Kepala bayi perlu diberi pupur agar tak gampang pilek. Tak ada hubungannya antara pilek dan diberi pupur. "Pilek lebih sering terjadi bila bayi tertular orang dewasa yang pilek dan mencium bayinya," urai Eric. Sebaliknya, pupur dapat menyebabkan banyak kerak di kepala dan merupakan media tumbuh kuman yang baik bila tak dibersihkan dengan baik. Bayi harus dibedaki sesudah mandi agar tubuhnya harum. Sehabis BAK, selangkangannya dikeringkan dengan bedak. Begitu juga bila tubuhnya berkeringat, dikeringkan dengan bedak. Sebaiknya bedak tak digunakan jika dimaksudkan untuk membuat tubuh bayi harum, mengeringkan keringat, bekas BAK atau sesudah cebok. Di negeri tropis, bayi Anda memang akan cenderung lebih sering berkeringat. Campuran bedak dengan keringat, terang Eric, merupakan media yang baik untuk berkembang biaknya kuman di permukaan kulit, terutama di daerah tertutup dan lipatan leher, ketiak, atau selangkangan. Lagi pula campuran air dan bedak akan menutup pori-pori kulit bayi yang sangat halus dan menyumbat pernafasan kulit serta saluran kelenjar keringat, terutama bila diborehkan terlalu tebal. Hal ini menyebabkan lebih banyak keringet buntet dan ruam (kemerahan) di permukaan kulit. Bedak hanya boleh dipakai untuk mencegah tergoresnya kulit kering. Akan tetapi, kulit kering jarang terjadi di negeri tropis karena udaranya cukup lembab sehingga kulit cenderung lebih basah; berbeda di negara empat musik yang kelembaban udaranya lebih rendah. Jikapun Anda ingin si kecil dipakaikan bedak, sebaiknya bubuhkan tipistipis di permukaan kulit, terutama bagian tubuh yang mudah tergores. Bagaimana dengan minyak-minyakan dan baby oil? Bahan minyak-minyakan, misalnya, minyak telon dan minyak kayu putih, sering diborehkan dengan alasan mencegah masuk angin dan menghangatkan tubuh bayi, terutama minyak kayu putih. Jadi, hal ini sering dipraktekkan. Namun demikian, ingat Eric, pemakaiannya harus hati-hati. Soalnya, respons kulit bayi terhadap kandungan minyak telon dan minyak kayu putih berbeda-beda. Jika timbul kemerahan dan gejala iritasi (kulit kering seperti terbakar dan bersisik/beruntusan), sebaiknya pemakaian dihentikan. Baby oil lebih parah lagi dalam menyumbat pori-pori kulit dan saluran kelenjar keringat karena partikelnya lebih besar dan lebih kental. Jadi, sebaiknya tak diberikan untuk kulit bayi Anda. * MAKANAN Bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan. Salah dan berbahaya! Sistem pencernaannya belum sanggup mencerna atau menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut akan mengendap di lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga akhirnya bayi jadi muntah. Itulah mengapa, sebelum usia 4 bulan, bayi belum boleh diberikan makanan tambahan. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut si kecil akan kelaparan. Toh, di usia tersebut, makanannya memang cuma ASI dan ia pun boleh menyusu ASI sepuasnya kapanpun ia menginginkannya. Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk. Salah! Susu yang sangat kental juga tak dapat dicerna dan menyebabkan endapan susu di lambung sehingga bayi jadi muntah. Bayi boleh diberi air tajin sebagai pengganti susu/pelarut susu. Air tajin tak dapat menggantikan susu karena kandungan nutriennya kurang; juga, tak perlu dipakai sebagai pelarut bila pengenceran susu dengan air matang sudah sesuai petunjuk pelarutan yang diberikan pada setiap kemasan susu kaleng. Susu kaleng perlu dicampur-campur (berbagai merek dagang) agar keunggulan masing-masing susu dapat dikonsumsi sekaligus oleh bayi. Jangan termakan iklan, dong! Semua keunggulan yang diiklankan tersebut tak ada yang dapat menyaingi keunggulan ASI. BILA BAYI PANAS Baluri seluruh tubuhnya dengan bawang merah. Bau, dong! Panas tak pernah turun karena bawangnya, tapi karena waktu memborehkan bawang, semua baju dibuka dan terjadi penguapan dari permukaan kulit yang basah. Itulah mengapa, praktek membungkus bayi rapat-rapat dengan beberapa lapis pakaian pada waktu bayi panas justru akan menyebabkan suhu tubuh semakin panas. Bila bayi panas, jangan membungkus bayi terlalu rapat atau dengan pakaian terlalu tebal. "Malah lebih baik kalau semua pakaiannya dilepaskan, agar terjadi penguapan atau pelepasan panas dari tubuh bayi ke udara sekitar," tutur Eric. Bahkan, dikompres sambil telanjang pun boleh. Namun tentunya, sebelum itu si bayi sudah diberi obat penurun panas. Tak usah cemas bayi Anda akan semakin parah sakitnya. Kecuali, bila kemudian Anda tak membawanya ke dokter untuk mengatasi penyebabnya. Bukankah penyebabnya yang harus diatasi, karena penyebabnya inilah yang membuat si bayi menjadi panas. Lepaskan semua pakaian bayi, lalu dekap di dada ibu/ayah yang tanpa busana pula. Dengan demikian bisa menurunkan panas. Memang hal ini juga bisa dilakukan pada bayi yang mengalami panas untuk mengurangi panasnya. Tapi panas badan kita, kan, normalnya 37 derajat Celcius, sedangkan suhu udara jauh lebih rendah, sekitar 28-30 derajat Celcius. Jadi, penetralannya lebih baik ketimbang badan ibu/bapaknya. * DIURUT Bayi perlu diurut bila mengalami keseleo/kecengklak. Dunia medis tak mengenal istilah keseleo/kecengklak. Mengurut bayi justru dapat menyebabkan cedera jaringan bila cara pijatan dan urutannya berlebihan, apalagi di tempat-tempat organ berbahaya semisal perut. * TIDUR Bayi tak boleh tidur ditengkurapkan karena susah bernafas. Salah! Tidur tengkurap lebih nyaman buat bayi karena membuatnya lebih nyenyak dan tak rewel, serta membantu rekoil pernafasan dada lebih teratur. Sejak lahir pun, setiap saat diletakkan di tempat tidur, bayi boleh ditengkurapkan. Pengalaman menunjukkan, dengan sering ditengkurapkan, perkembangan motoriknya angkat kepala, tengkurap, bolak-balik, duduk, dan sebagainya- lebih baik. Keberatan tidur tengkurap belakangan ini sering dikaitkan dengan tulisan mengenai SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang sering terjadi di negeri Barat karena bayi tidur di ranjang terpisah dari orang tua, kadang di kamar yang terpisah pula. Sedangkan di Indonesia, umumnya bayi tidur di samping orang tua dan jarang sekali ditinggal sendiri. Jadi, tak perlu takut dengan SIDS hanya karena menengkurapkan bayi. * PERAWATAN UMUM Bayi tak boleh didudukkan karena takut susah kencing. Tidak benar! Jikapun nasihat ini diikuti, boleh saja; toh, tak akan merugikan bayi. Bila bayi kembung, laburi perutnya dengan daun-daunan obat. Justru berbahaya bila kulit bayi sangat sensitif karena menimbulkan iritasi. Bila bayi mengalami kembung, cukup ditengkurapkan; karena dalam posisi tersebut, bayi akan banyak mengeluarkan angin. Nanti kembungnya akan hilang sendiri. Bayi perlu diberi penghitam mata di alis mata (sipat) agar matanya jernih. Tak ada hubungannya antara mata jernih dengan pemberian penghitam mata. Jikapun ingin diberikan, boleh saja karena tak ada bahayanya bagi bayi. Jika bayi sering belekan, baluri di atas alis matanya dengan kunyit yang sudah dihaluskan agar saat bangun tidur, tahi matanya keluar semua sehingga enggak belekan lagi. Salah! Mata belekan disebabkan saluran mata -masing-masing di sudut mata dekat hidung- bayi masih terlalu halus (salurannya masih sempit sekali) sehingga bila ada kotoran atau partikel-partikel di sudut mata yang mau dibersihkan di saluran tersebut namun ukurannya lebih besar dari salurannya, maka mengumpullah kotorannya di sudut mata. Itulah yang disebut belekan. Untuk mengatasinya, lakukan pemijatan sesering mungkin pada masing-masing saluran mata. Ikatan Dokter anak Indonesia Baca Selengkapnya...

EPISTAKSIS


DEFINISI
Epistaksis atau perdarahan hidung dilaporkan timbul pada 60% populasi umum. Puncak kejadian dari epistaksis didapatkan berupa dua puncak (bimodal) yaitu pada usia <10>50 tahun.

ANATOMI HIDUNG
Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung. Piramid hidung terdiri dari :
  • pangkal hidung (bridge)
  • dorsum nasi (dorsum=punggung)
  • puncak hidung
  • ala nasi (alae=sayap)
  • kolumela
  • lubang hidung (nares anterior)
PERDARAHAN HIDUNG
Rongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah. Pada rongga bagian depan, tepatnya pada sekat yang membagi rongga hidung kita menjadi dua, terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus Kiesselbach. Pada rongga bagian belakang juga terdapat banyak cabang-cabang dari pembuluh darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina.
Rongga hidung mendapat aliran darah dari cabang arteri maksilaris (maksila=rahang atas) interna yaitu arteri palatina (palatina=langit-langit) mayor dan arteri sfenopalatina. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari arteri fasialis (fasial=muka). Bagian depan septum terdapat anastomosis (gabungan) dari cabang-cabang arteri sfenopalatina, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior dan arteri palatina mayor yang disebut sebagai pleksus kiesselbach (little’s area).
Jika pembuluh darah tersebut luka atau rusak, darah akan mengalir keluar melalui dua jalan, yaitu lewat depan melalui lubang hidung, dan lewat belakang masuk ke tenggorokan.
KLASIFIKASI
1. Mimisan Depan
Jika yang luka adalah pembuluh darah pada rongga hidung bagian depan, maka disebut 'mimisan depan' (=epistaksis anterior). Lebih dari 90% mimisan merupakan mimisan jenis ini. Mimisan depan lebih sering mengenai anak-anak, karena pada usia ini selapun lendir dan pembuluh darah hidung belum terlalu kuat.
Mimisan depan biasanya ditandai dengan keluarnya darah lewat lubang hidung, baik melalui satu maupun kedua lubang hidung. Jarang sekali perdarahan keluar lewat belakang menuju ke tenggorokan, kecuali jika korban dalam posisi telentang atau tengadah.
Pada pemeriksaan hidung, dapat dijumpai lokasi sumber pedarahan. Biasanya di sekat hidung, tetapi kadang-kadang juga di dinding samping rongga hidung.

Mimisan depan akibat :
1. Mengorek-ngorek hidung
2. Terlalu lama menghirup udara kering, misalnya pada ketinggian atau ruangan berAC
3. Terlalu lama terpapar sinar matahari
4. Pilek atau sinusitis
5. Membuang ingus terlalu kuat
Biasanya relatif tidak berbahaya. Perdarahan yang timbul ringan dan dapat berhenti sendiri dalam 3 - 5 menit, walaupun kadang-kadang perlu tindakan seperti memencet dan mengompres hidung dengan air dingin.

Beberapa langkah untuk mengatasi mimisan depan:
  1. Penderita duduk di kursi atau berdiri, kepala ditundukkan sedikit ke depan.
    Pada posisi duduk atau berdiri, hidung yang berdarah lebih tinggi dari jantung. Tindakan ini bermanfaat untuk mengurangi laju perdarahan. Kepala ditundukkan ke depan agar darah mengalir lewat lubang hidung, tidak jatuh ke tenggorokan, yang jika masuk ke lambung menimbulkan mual dan muntah, dan jika masuk ke paru-paru dapat menimbulkan gagal napas dan kematian.
  2. Tekan seluruh cuping hidung, tepat di atas lubang hidung dan dibawah tulang hidung. Pertahankan tindakan ini selama 10 menit. Usahakan jangan berhenti menekan sampai masa 10 menit terlewati. Penderita diminta untuk bernapas lewat mulut.
  3. Beri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu mengerutkan pembuluh darah, sehingga perdarahan berkurang.
  4. Setelah mimisan berhenti, tidak boleh mengorek-ngorek hidung dan menghembuskan napas lewat hidung terlalu kuat sediktinya dalam 3 jam.
  5. Jika penanganan pertama di atas tidak berhasil, korban sebaiknya dibawa ke rumah sakit, karena mungkin dibutuhkan pemasangan tampon (kasa yang digulung) ke dalam rongga hidung atau tindakan kauterisasi. Selama dalam perjalanan, penderita sebaiknya tetap duduk dengan posisi tunduk sedikit kedepan.
2. Mimisan Belakang
Mimisan belakang (=epistaksis posterior) terjadi akibat perlukaan pada pembuluh darah rongga hidung bagian belakang. Mimisan belakang jarang terjadi, tapi relatif lebih berbahaya. Mimisan belakang kebanyakan mengenai orang dewasa, walaupun tidak menutup kemungkinan juga mengenai anak-anak.
Perdarahan pada mimisan belakang biasanya lebih hebat sebab yang mengalami perlukaan adalah pembuluh darah yang cukup besar.
Karena terletak di belakang, darah cenderung jatuh ke tenggorokan kemudian tertelan masuk ke lambung, sehingga menimbulkan mual dan muntah berisi darah. Pada beberapa kasus, darah sama sekali tidak ada yang keluar melalui lubang hidung.
Beberapa penyebab mimisan belakang :
  1. Hipertensi
  2. Demam berdarah
  3. Tumor ganas hidung atau nasofaring
  4. Penyakit darah seperti leukemia, hemofilia, thalasemia dll.
  5. Kekurangan vitamin C dan K.
  6. Dan lain-lain
Perdarahan pada mimisan belakang lebih sulit diatasi. Oleh karena itu, penderita harus segera dibawa ke puskesmas atau RS.
Biasanya petugas medis melakukan pemasangan tampon belakang. Caranya, kateter dimasukkan lewat lubang hidung tembus rongga belakang mulut (faring), kemudian ditarik keluar melalui mulut. Pada ujung yang keluar melalui mulut ini dipasang kasa dan balon. Ujung kateter satunya yang ada di lubang hidung ditarik, maka kasa dan balon ikut tertarik dan menyumbat rongga hidung bagian belakang. Dengan demikian diharapkan perdarahan berhenti. Jika tindakan ini gagal, petugas medis mungkin akan melakukan kauterisasi. Langkah lain yang mungkin dipertimbangkan adalah operasi untuk mencari pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan, kemudian mengikatnya. Tindakan ini dinamakan ligasi.
FISIOLOGI HIDUNG
Fungsi hidung adalah untuk :
  1. jalan napas
  2. alat pengatur kondisi udara (mengatur suhu dan kelembaban udara)
  3. penyaring udara
  4. sebagai indra penghidu (penciuman)
  5. untuk resonansi udara
  6. membantu proses bicara
  7. refleks nasal
Epistaksis dibagi menjadi 2 yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Kasus epistaksis anterior terutama berasal dari bagian depan hidung dengan asal perdarahan berasal dari pleksus kiesselbach. Epistaksis posterior umumnya berasal dari rongga hidung posterior melalui cabang a.sfenopalatina.
Epistaksis anterior menunjukkan gejala klinik yang jelas berupa perdarahan dari lubang hidung. Epistaksis posterior seringkali menunjukkan gejala yang tidak terlalu jelas seperti mual, muntah darah, batuk darah, anemia dan biasanya epistaksis posterior melibatkan pembuluh darah besar sehingga perdarahan lebih hebat.
Epistaksis (mimisan) pada anak-anak umumnya berasal dari little’s area/pleksus kiesselbach yang berada pada dinding depan dari septum hidung.
Dua faktor yang paling penting dari epistaksis pada anak-anak adalah :
  • Trauma minor : mengorek hidung, menggaruk, bersin, batuk atau mengedan
  • Mukosa hidung yang rapuh : terdapat infeksi saluran napas atas, pengeringan mukosa, penggunaan steroid inhalasi melalui hidung
Penyebab epistaksis lainnya adalah adanya benda asing di dalam rongga hidung, polip hidung, kelainan darah, kelainan pembuluh darah dan tumor pada daerah nasofaring.
ANAMNESE
Epistaksis berulang atau seringkali terjadi epistaksis
  • Riwayat sebelumnya dimana seringkali berdarah setelah tindakan bedah (cabut gigi, sirkumsisi-sunat)
  • Riwayat keluarga dengan perdarahan, epistaksis berulang, menstruasi berlebihan
  • Penggunaan obat-obatan, contoh obat semprot hidung, obat-obatan hidung, NSAIDS (non steroidal anti inflammatory drugs)
Pada anak-anak umumnya terjadi epistaksis anterior karena itu dibahas tatalaksana mengenai epistaksis anterior.
TATALAKSANA
Prinsip dari penatalaksanaan epistaksis yang pertama adalah menjaga ABC
- A : airway : pastikan jalan napas tidak tersumbat/bebas, posisikan duduk menunduk
- B : breathing: pastikan proses bernapas dapat berlangsung, batukkan atau keluarkan darah yang mengalir ke belakang tenggorokan
- C : circulation : pastikan proses perdarahan tidak mengganggu sirkulasi darah tubuh, pastikan pasang jalur infus intravena (infus) apabila terdapat gangguan sirkulasi
  1. posisikan pasien dengan duduk menunduk untuk mencegah darah menumpuk di daerah faring posterior sehingga mencegah penyumbatan jalan napas
  2. hentikan perdarahan
    • tekan pada bagian depan hidung selama 10 menit
    • tekan hidung antara ibu jari dan jari telunjuk
    • jika perdarahan berhenti tetap tenang dan coba cari tahu apa faktor pencetus epistaksis dan hindari
  3. jika perdarahan berlanjut :
    • dapat akibat penekanan yang kurang kuat
    • bawa ke fasilitas yang lengkap dimana dapat diidentifikasi lokasi perdarahan
    • dapat diberikan vasokonstriktor (adrenalin 1:10.000, oxymetazolin-semprot hidung) ke daerah perdarahan
    • apabila masih belum teratasi dapat dilakukan kauterisasi elektrik/kimia (perak nitrat) atau pemasangan tampon hidung
Pemasangan tampon hidung anterior dilakukan dapat menggunakan kapas yang ditetesi oleh obat-obatan vasokonstriktor (adrenalin), anastesia (lidocain atau pantocain 2%) dan salap antibiotik/vaselin atau menggunakan kassa yang ditetesi dengan obat vasokonstriktor dan anastesia dan salap antibiotik/vaselin.
Apabila terdapat keadaan dimana terjadi tampat perdarahan yang multipel, perembesan darah yang luas/difus maka diperlukan pemeriksaan profil darah tepi lengkap, protrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), golongan darah dan crossmatching.
PENCEGAHAN
Tidak melakukan nose blowing dan nose picking selama satu pekan apabila terpasang tampon hidung jangan lupa untuk kontrol dalam waktu 48 jam berikutnya untuk pelepasan tampon hidung dan tatalaksana selanjutnya.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul :
  • sinusitis
  • septal hematom (bekuan darah pada sekat hidung)
  • deformitas (kelainan bentuk) hidung
  • aspirasi (masuknya cairan ke saluran napas bawah)
  • kerusakan jaringan hidung
  • infeksi

DAFTAR PUSTAKA
http://www.wartamedika.com/mimisan-atau-epistaksis.html
Baca Selengkapnya...