A. Tanda Dan Gejala
1. Penyakit jantung aterosklerotik prematur
2. Xanthomatosis
3. Xanthelasmatosis
4. Pankreatitis rekuren
5. Biasanya tidak ada gejala pada saat pasien datang
B. Panduan Skrining dan tindak lanjut (National Institiute of Health)
1. Setiap individu berusia lebih dari 20 tahun harus di periksa setiap 5 tahun untuk menilai kadar kolesterol total secara acak, tanpa puasa
a. Bila hasil skrining kadar kolesterol total adalah > 240 mg/dL, pasien membutuhkan pemeriksaan lengkap.
b. Bila hasil skirining kadar kolesterol total adalah 200-239 mg/dL, lanjuntkan dengan pemeriksaan lengkap, bila pasien memiliki 2 faktor resiko penykit jantung atau lebih1) Merokok
2) Obesitas
3) Diabetes Melitus
4) Hipertensi
5) Hiperlipidemia
6) Pria
7) Riwayat keluarga, khususnya bila kerabat keluarga derajat pertama menderita penyakit arteri koronaria prematur.
C. Pemeriksaan kolesterol lengkap
1. Periksa kadar gula puasa
2. Screen trigliserida plasma puasa, HDL, dan kadar kolesterol total
3. Minta pemeriksaan urinalis dengan carik celup untuk menentukan kadar protein total
4. Minta pemeriksaan uji tiroid, termasuk triyodotironin (T3RU), tiroksin (T4), dan Titropin (TSH)
5. Lakukan uji fungsi hati
6. Ukur proteinuria
7. Pemeriksaan fisik kelenjar gondok, ikterus, atau xanthomata
8. Hitung LDL Berdasarkan persamaan berikut:
LDL = TC – (HDL + TG/6)
9. Tujuan pemriksaan kolesterol lengkap
a. Mengelompokan hiperlipidemia sebagai kelainan primer atau sekunder
b. Mencari penyebab sekunder, termasuk
1) Hipotiroidisme
2) Diabetes melitus
3) Sindrom nefrotik
4) Ikterus obstruktif
5) Penyalahgunaan obat
D. Klasifikasi hiperlipidemia Levy-Fredrickson
E. Penatalaksanaan hiperlipidemia
1. Hasil pemeriksaan kadar kolesterol
a. Bila hiperlipidemia merupakan satu-satunya faktor resiko penyakit jantung yang dimiliki pasien, usahakan mempertahankan kadar LDL < 160 mg/dL
b. Bila hiperlipidemia adalah salah satu dari faktor resiko penyakit jantung yang dimiliki pasien, usahakan mempertahankan kadar LDL < 130 mg/dL
c. Untuk semua pasien dengan hiperlipidemia, usahakan untuk meningkatkan kadar HDL
2. Tetapkan tujuan penatalaksanaan diet: American Heart Association menyarankan
a. Batasi jumlah kolesterol total dalam diet sebanyak 300 mg/hari
b. Batasi jumlah lemak jenuh < 10 % total kalori harian
c. Turunkan pemakaian etanol sampai 2 gelas per hari Sarankan pengurangan berat badan, bila pasien obese Sarankan latihan aerobik yang terbukti menaikkan kadar kolesterol HDL Kerja sama dengan ahli diet untuk mengoptimalkan diet pasien dan secara terus menerus mengingatkan pentingnya modalitas pengobatan ini
3. Cari penyebab medisnya
a. Cari dan perbaiki penyebab sekunder apapun (mis. Hipotiroidisme)
b. Usahakan untuk menghentikan aau mengganti obat yang bisa memperburuk profil lipid
1) Diuretik tiazid: bisa meningkatkan LDL
2) Penghambat beta: dapat menurunkan HDL
3) Steroid
a) Estrogen Menurunkan LDL Meningkatkan HDL Meningkatkan kadar trigliserida
b) Steroid anabolik Menurunkan kadar trigliserida Meningkatkan LDL Menurunkan HDL
c. Resepkan obat penurun kadar kolesterol khusus
1) Kolestiramin atau kolestipol
a) Mekanisme kerja: berikatan dengan garam empedu didalam saluran gastrointestinal, menghalangi agar kolesterol tidak kembali ke hati melalui sirkulasi enterohepatik; hati juga meningkatkan penggunaan plasma LDL untuk menggantikan kehilangan pada garam empedu.
b) Dosis Kolestiramin: 1-2 bungkus bid-qid dengan air atau sari buah Kolestipol: 1-2 bungkus bid-qid dengan air atau sari buah
c) Efek samping Konstipasi Rasa berpasir Malabsorbsi vitamin K
d) Hasil: penurunan LDL
2) Gemfibrozil
a) Mekanisme kerja: tidak jelas sepenuhnya; inhibisi penggabungan asam lemak menjadi trigliserida merupakan satu faktor kerja
b) Dosis: 2 kapsul 300 mg bid
c) Efek samping: minima
d) Hasil: penurunan kadar trigliserida, VLDL, dan LDL; peningkatan kadar HDL
3) Asam nikotinat
a) Mekanisme kerja: menghambat produksi VLDL dan LDL dalam hati
b) Dosis: 100 mg PO tid bersama dengan makanan
c) Efek samping: kemerahan, pruritus, nausea
d) Hasil: penurunan kadar LDL dan VLDL, penurunan kadar HDL
4) Lovastatin
a) Mekanisme kerja: menghambat aktivitas HMG-CoA (3-hidroksi-3 metil glutamil koenzim A) reduktase; enzim ini langkah pembatas laju sintetis kolesterol
b) Dosis: 20 mg PO qd sampai bid
c) Efek samping: mialgia, hepatitis ( jarang) katarak (masih dipertanyakan)
d) Hasil: penurunan kadar LDL, Peningkatan kadar HDL