SPACE IKLAN
Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..
Selengkapnya...Berbagi Informasi Seputar Dunia
Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.
Yuk lihat cerita sukses lainnyaAngkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.
Read MoreJelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah
Kisah Sukses LainnyaRhinitis adalah inflamasi membrane mukosa hidung yang dikelompokkan rhinitis alergik dan non alergik.
Rhinitis non alergik ® suatu peradangan pada selaput lendir hidung tanpa latar belakang alergi.
Rhinitis alergik ® mungkin suatu tanda dari alergi.
Rhinitis Alergik dapat dibagi :
~ Spesifik yang penyebabnya debu yang penyebabnya debu rumah, bulu binatang, asap rokok, tepung sari, makanan, mainan dan sebagainya.
~ Non-spesifik yang disebabkan oleh gangguan metabolik.
Jenis – jenis Rhinitis non-alergika, antara lain :
~ Rinitis Infeksiosa.
Rinitis infeksiosa biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, baik oleh bakteri maupun virus.
~ Rinitis Non-Alergika Dengan Sindroma Eosinofilia
Penyakit ini diduga berhubungan dengan kelainan metabolisme prostaglandin.
Pada hasil pemeriksaan apus hidung penderitanya, ditemukan eosinofil sebanyak 10-20%.
~ Rinitis Okupasional
Gejala-gejala rinitis hanya timbul di tempat penderita bekerja. Gejala-gejala rinitis biasanya terjadi akibat menghirup bahan-bahan iritan (misalnya debu kayu, bahan kimia). Penderita juga sering mengalami asma karena pekerjaan.
~ Rinitis Hormonal
Beberapa penderita mengalami gejala rinitis pada saat terjadi gangguan pada keseimbangan hormon (misalnya selama kehamilan, hipotiroid, pubertas, pemakaian pil KB).
~ Rinitis Karena Obat-obatan
Obat-obatan yang berhubungan dengan terjadinya rinitis adalah:
- ACE inhibitor
- reserpin
- guanetidin
- fentolamin
- metildopa
- beta-bloker
- klorpromazin
- gabapentin
- penisilamin
- aspirin
- obat anti peradangan non-steroid
- kokain
- estrogen eksogen
- pil KB.
~ Rinitis Gustatorius
Rinitis gustatorius terjadi setelah mengkonsumsi makanan tertentu, terutama makanan yang panas dan pedas.
~ Rinitis Vasomotor
Rinitis vasomotor diyakini merupakan akibat dari terganggunya keseimbangan sistem parasimpatis dan simpatis. Parasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah di hidung.
Gejala biasanya dipicu oleh:
- cuaca dingin
- bau yang menyengat
- stres
- bahan iritan.
.
]
Manifestasi kliniknya pada umumnya untuk rhinitis adalah gatal pada nasal, hidung tersumbat, beringus, kongesti nasal, bersin-bersin, tinnitus (rasa ada dengung di telinga).
· Rhinitis infeksiosa
Manifestasi klinisnya adalah lendir hidung yang bernanah, yang disertai dengan nyeri dan tekanan pada wajah, penurunan fungsi indera penciuman serta batuk.
· Rhinitis Vasomotor
Hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri,disertai bersin, disertai gatal pada mata. gejala memburuk pada pagi hari waku bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga asap rokok dan sebagainya.
Dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan rhinitis alergik. Pemeriksaan Sitologi hidung sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukan eosinofil dalam jumlah yang banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan, basofil kemungkinan alergi ingestinal dan sel polimorfonuklear menunjukkan infeksi bakteri.
Pemeriksaan yang lebih bermakna tes IgE spesifik dengan RAST (radio immunosorbent test) atau ELIZA (enzyme linked immunoassay).
Secara umum, terbagi atas :
- Menghindari kontak alergen penyakit
- Terapi Simtomatis dilakukan dengan pemberian antihistamin.
ä PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan pasien yang lengkap.
Menunjukkan kemungkinan tanda gejala sakit, nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, indra penciuman terganggu, batuk, hidung tersumbat, demam, suara serak, dan rasa tidak nyaman.
Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pencentusnya, apa yang dapat menghilangkan atau meringankan gejal tersebut dan apa yang memperburuk gejala tersebut merupakan bagian dari pengkajian, juga mengindentifikasi riwayat alergi.
2. Riwayat penyakit pernapasan.
Mengkaji penyakit pernapasan yang pernah diderita, bagaimana pengobatannya,
3. Pola Hidup.
4. Adanya faktor pencetus rhinitis.
ä Diagnosa Keperawatan
· Nyeri yang behubungan dengan iritasi jalan napas akibat infeksi.
· Ketidakefektifan bersihan jalan napasyang berhubungan dengan sekresilendir berlebihan akibat inflamasi.
· Defisit pengetahuan mengenai pencegahan infeksi pernapasan atas.
Masalah komplikasi pada rhinitis yang tidak ditangani :
▪ Sepsis
▪ Abses peritonilar
▪ Othitis media
▪ Sinusitis
ä Perencanaan dan Implementasi
Tujuan : tujuan utama pasien dapat mencakup pemeliharaan potensi jalan napas, menghilangkan nyeri, dan pengetahuan tentang pencegahan infeksi jalan napas atas dan tidak terdapat komplikasi.
ä Intervensi Keperawatan
1. Tindakan Meningkatkan Kenyamanan
Infeksi traktus respiratorius atas biasanya menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Gangguan rasa aman dan nyaman disebabkan karena rasa tidak enak badan dengan disertai nyeri pada otot-otot hidung, hidung tersumbat, gatal pada hidung, nyeri kepala dan sebagainya. Menyarankan pasien untuk istirahat, hal ini dapat membantu rasa tidak nyaman pada umumnnya. Perawat mengintruksikan pasien tentang teknik hygiene pada mulut dan hidung untuk membantu menghilangkan rasa tidak nyaman setempat dan untuk mencegah penyebaran infeksi.
2. Pembersihan Jalan Napas
penumpukan sekresi lendir dapat menghambat jalan napas pada pasien. Perubahan pola pernapasan dan upaya bernapas yang dibutuhkan untuk dapat melewati sumbatan tersebut menjadi meningkat. Memonitor jumlah pernapasan pasien, gunanya untuk mengetahui status pernapsan pasien. Dan juga terdapat beberapa tindakan yang dapat mengencerkan sekresi antara lain Hydro terapi dengan minum air hangat, menghirup uap air panas. Melembabkan lingkungan dengan vaporizer ruangan juga dapat mengencerkan sekresi dan menguranngi inflamsi membrane mukosa. Pasien diintruksikan istirahat dengan posisi yang nyaman, bila terjadi sesak atur posisi fowler untuk meningkatkan mengembangan paru-paru.
3. Penyuluhan Pasien
Penyuluhan pasien penting dalam mencegah infeksi, penyebaran ke orang lain dan meminimalkan terjadinya komplikasi. Pencegahan infeksi pernapasan atas kebanyakan sulit karena banyak potensi penyebabnya. Patogen yang bertanggung jawab biasanya sukar diidentifikasi dan vaksin belum tentu tersedia. Kondisi alergi, perubahan cuaca, dan beberapa penyakit sistemik mengkin menjadi faktor pencentusnya. mencuci tangan masih merupakan hal penting dalam mencegah penyebaran infeksi.
Perawat mengintruksikan pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan baik. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, olahraga, istirahat dan tidur yang cukup, pentinng untuk mendukung daya tahan tubuh dan mengurangi kerentanan terhadap infeksi pernapasan. Instruksi tentang cara pencegahan infeksi silang pada anggota yang lain dengan cara memakai sapu tangan saat bersin, menutup mulut saat batuk dan pembuangan tisu yang baik.
4. Instruksikan pasien yang alergik untuk menghindari allergen seperti debu, bulu, asap dan lain sebagainya.
5. Ajarkan teknik penggunaan obat-obatan seperti sprei dan serosol.
ä Evaluasi
Þ Hasil yang diharapkan
▪ Melaporkan keadaan yang lebih nyaman
Mengikuti tindakan untuk mencapai dengan anangesik, istirahat, kantung panas, dan memperagakan hygiene mulut yang adekuat.
▪ Mempertahankan jalan napas pasien dengan mengatasi sekresi
▪ Mengidentifikasi strategi untuk pencegahan infeksi pernapasan dan reaksi alergi.
▪ Menunjukkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan dini terhadap infeksi pernapasan atas.
▪ Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Menunjukan tanda-tanda vital normal dan bebas dari nyeri pada hidung, nyeri kepala, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya...Istilah ini ditandai dengan turunnya rahim ke vagina.
Lazimnya, ada 3 tingkatan turunnya rahim, yang dalam istilah orang awam disebut ringan, sedang, dan berat. Dalam tingkat berat, rahim hampir seluruhnya berada di luar vagina. Kasus seperti ini sekarang jarang dijumpai karena perawatan kesehatan yang lebih baik dan semakin sedikitnya anak yang dilahirkan.
Mengapa rahim mengalami prolaps atau penurunan?
Pertama, penting sekali untuk memahami bahwa rahim adalah organ yang sangat mudah bergerak dalam rongga panggul wanita. Rahim melekat di tempatnya dengan disangga oleh banyak ligamen yang tersusun dari jaringan-jaringan berserabut dan sejumlah kecil serat otot.
Berbagai penyangga tersebut mendapat banyak tekanan selama kehamilan dan proses kelahiran normal. Oleh karena itu, keduanya menjadi penyebab utama prolaps uteri (kandungan). Kehamilan itu sendiri mempengaruhi terjadinya prolaps uteri-vagina meski proses kelahirannya adalah operasi sesar. Karenanya, memilih Bedah Sesar untuk kelahiran semua bayi tidak akan sepenuhnya mencegah kondisi ini.
Penyebab utama lain penyebab prolaps kandungan adalah usia dan menopause, obesitas, batuk kronis dan konstipasi, tumor panggul, dan kerja fisik (misalnya, joging, lari, aerobik). Pada kondisi yang jarang terjadi, lemahnya penyangga rahim sejak lahir menjadi indikasi pada prolaps uteri-vagina pada wanita muda yang belum pernah melahirkan anak.
Gejala prolaps uteri-vagina
Penanganan
Pencegahan adalah kunci penanganan.
Penanganan kehamilan dan kelahiran dengan benar penting sekali. Latihan dasar panggul pasca melahirkan harus dilakukan dengan rajin dan teratur. Istirahat dan gizi yang baik sangat penting. Harus dilakukan koreksi jika terjadi anemia karena kehilangan banyak darah pada tahap ketiga melahirkan.
Proses penuaan dan menopause terjadi bersamaan. Jika tidak ada kontraindikasi medis, penggantian hormon bisa membantu dalam kasus-kasus ringan. Pengobatan hormonal jangka pendek juga perlu dilakukan untuk menyiapkan pasien untuk operasi, terutama jika pasien telah menopause selama beberapa waktu, dan kulit vagina sangat tipis dan kering.
Menghindari berbagai penyebab lain yang berpengaruh akan membantu mencegah terjadinya prolaps Uteri-vagina.
Sayangnya, ketika pasien memeriksakan dirinya pada dokter kandungan, biasanya kondisinya sudah stadium lanjut sehingga diperlukan perawatan operasi.
Operasi untuk Prolaps Uteri-vagina.
Kecuali pada kondisi yang sangat parah pada derajat ketiga prolaps uteri, bisa dipertimbangkan untuk dilakukan konservasi kandungan. Kandungan tidak selalu harus dipotong!
Prosedur operasinya banyak, di antaranya yang paling umum adalah Kolporrafi sebelum dan/atau sesudah, reparasi Manchester, fiksasi sakro-spinous, prosedur laparoskopik, dan histerektomi vaginal. Sejenis simpul penguat mungkin diperlukan pada prosedur reparasi.
Jika terjadi SUI, maka diperlukan penyangga mid-urethral atau kolposuspensi (perut atau laparoskopik).
Baca Selengkapnya...A. Pengertian
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoitovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
B. Penyebab
Menurut Harijanto (2000), plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
v Karakteristik nyamuk
Menurut Harijanto (2000) malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina Anopheles. Lebih dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria.
Sarang nyamuk Anopheles bervariasi, ada yang di air tawar, air payau dan ada pula yang bersarang pada genangan air pada cabang-cabang pohon yang besar (Slamet, 2002, hal 103).
Karakteristik nyamuk Anopeles adalah sebagai berikut :
a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran rendah
b. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari
c. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang mengigit manusia (menghisap darah).
d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km
e. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan sudut 48 derajat
f. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu
g. Lebih senang hidup di daerah rawa
C. Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria
Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut.
Jenis-jenis vector (perantara) malaria yaitu:
§ Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara di derah pantai
§ Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan
§ Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkembunan, kehutanan dan pegunungan.
Penularan yang lain melalui tranfusi darah, namun kemungkinannya sangat kecil.
D. Patofisiologi
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
a. Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).
b. Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dengan malaria adalah sebagai berikut:
Suatu serangan biasa dimulai secara samara-samar dengan menggigil, di ikuti berkeringat dan demam yang hilang timbul. Dalam 1 minggu, akan terbentuk pola yang khas dari serangan yang hilang timbul. Suatu periode sakit kepala atau rasa tidak enak badan, diikuti oleh menggigil. Demam berlangsung selama 1-8 jam. Setelah demam reda, penderita merasakan sehat sampai terjadi menggigil berikutnya. Pada malaria vivax, serangan berikutnya cenderung terjadi setiap 48 jam.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya parasit (plasmodium) di dalam penderita. Uji imunoserologis yang dirancang dengan bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi di mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis definitif demam malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita. Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval antara pemeriksaan satu hari.
Pemeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat-syarat tertentu agar mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensitivitas dan spesifisitas mencapai 100%).
· Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada akhir periode
demam memasuki periode berkeringat. Pada periode ini jumlah trophozoite dalam sirkulasi dalam mencapai maksimal dan cukup matur sehingga memudahkan identifikasi spesies parasit.
· Volume yang diambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler (finger prick) dengan volume 3,0-4,0 mikro liter untuk sediaan tebal dan 1,0-1,5 mikro liter untuk sedian tipis.
· Kualitas perparat harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat.
· Identifikasi spesies plasmodium
· Identifikasi morfologi sangat penting untuk menentukan spesies plasmodium dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pemilihan obat.
b. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.
c. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.
d. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/ plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA.
G. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, dimana terjadi serangan demam dan menggigil secara periodik tanpa penyebab yang jelas. Dugaan malaria semakin kuat jika dalam waktu 1 tahun sebelumnya, penderita telah mengunjungi daerah malaria dan pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran limpa.
Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit penyebabnya. Mungkin perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan karena kadar parasit di dalam darah bervariasi dari waktu ke waktu. Pengobatan, komplikasi dan prognosis dari malaria ditentukan oleh jenis parasit penyebabnya.
H. Penatalaksanaan
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.
Penatalaksanaan malaria dapat diberikan tergantung dari jenis plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain salah satunya adalah :
Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
I. Pencegahan
Orang-orang yang tinggal di daerah malaria atau yang mengadakan perjalanan ke daerah malaria bisa melakukan hal-hal berikut:
§ Menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah
§ Memasang tirai di pintu dan jendela
§ Memasang kawat nyamuk
§ Mengoleskan obat anti nyamuk di kulit
§ Mengenakan pakaian yang menutupi tubuh sehingga mengurangi daerah tubuh yang digigit nyamuk.
Beberapa hal yang perlu diingat mengenai malaria:
§ Obat-obat yang digunakan dalam tindakan pencegahan tidak 100% efektif
§ Gejalanya bisa timbul 1 bulan atau lebih setelah gigitan nyamuk
§ Gejala awalnya tidak spesifik dan seringkali disalahartikan sebagai influenza
§ Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting, terutama pada malaria falciparum, yang bisa berakibat fatal pada lebih dari 20% penderita.
Baca Selengkapnya...