VIVAnews - Obesitas menjadi sebuah permasalahan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, jumlah penderitanya diperkirakan mencapai 700 juta jiwa pada tahun 2015. Atau sekitar 30 persen dari jumlah penderita berat badan berlebih.
Penderita berat badan berlebih atau gemuk belum tentu obesitas. Mereka yang tergolong obesitas memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30. Sedangkan orang gemuk dibatasi pada skala 25-30, dan tubuh ideal sebesar 18,5-24,9.
IMT dihitung dari berat badan (kilogram) dibagi tinggi badan kuadrat (meter persegi). Sebagai gambaran, seseorang berbobot 70 kilogram dan tinggi badan 160 sentimeter memiliki IMT 27,4 kilogram per meter persegi. Angka yang memposisikan dia dalam kategori gemuk itu muncul setelah membagi bilangan 70 kilogram dengan 2,56 meter persegi (1,6 meter x 1,6 meter).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang dilakukan Departemen Kesehatan, sebanyak 10,3 persen orang dewasa di Indonesia (usia lebih dari 15 tahun) mengidap obesitas. Rincian 13,9 persen kaum dewasa pria dan 23,8 persen kaum wanita dewasa.
Riset ini juga menyebutkan bahwa 18,8 persen orang dewasa di Indonesia memiliki perut buncit atau obesitas sentral. Sementara itu, 93,6 persen orang berusia lebih dari 10 tahun kekurangan asupan buah dan sayuran, serta 48,2 persen orang berusia lebih dari 10 tahun juga mengalami kekurangan aktivitas fisik.
“Hal inilah yang menyebabkan terjadinya obesitas pada banyak orang. Bukan hanya di Indonesia tapi juga diseluruh belahan dunia,” kata Regional Fitness Manager Fitness First Asia sekaligus pelatih tim biru dalam reality show kompetisi 'The Biggest Loser Asia', Kamis 18 Maret 2010.
Butuh pengorbanan yang besar untuk keluar dari masalah obesitas. “Yang paling penting saat ingin menurunkan berat badan adalah memotivasi diri sendiri. Tak perlu ngotot bisa menurunkan banyak berat badan, cukup 1 kg secara bertahap. Dan kunci utama lainnya adalah, jangan jadikan makanan siap saji sebagai makanan sehari-hari Anda, ” kata Dave.