Selamat datang teman, Kami harap bisa menikmati blog kami. Happy blogging ! .
Cek kembali jika kami sudah selesai dengan ini...
Silahkan Mengisi buku tamu untuk sekedar meninggalkan Jejak.. :)
Peluang bisnis anda

SPACE IKLAN

Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..

Selengkapnya...
Title

Ibu Rumah Tangga yang Sukses

Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuk lihat cerita sukses lainnya
Title

Tentang Akper IV

Angkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.

Read More
sukses dan sehat

Blog ini Penggemar Berat DBC-Network

Jelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah

Kisah Sukses Lainnya

Analisa Kesadaran diri Perawat


Pengertian

Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.

Aspek-aspek Analisa Kesadaran Diri Perawat

1. Kesadaran Diri
Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap kontinyu sehat dan sakit.

Kesadaran diri merupakan kunci penampilan perawat psikiatri. tujuannya agar perawat punya bukti otentik, komunikasi terbuka dan komunikasi diri. Perawat harus dapat mengerti tentang perasaan diri, tindakan dan reaksi. Juga dapat menerangkan kemampuan emosional (MacCulloch, 1998). Yang baik adalah perawat dapat mengerti dan menerima pasien dengan perbedaan dan keunikannya sesuai dengan pengetahuannya yang dimiliki.

Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :


Komponen psikologi
termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.

Komponen fisik
adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.


Komponen lingkungan
berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
  
Komponen pilosopi
adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi juga meliputi tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.

Kesemua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti akan dirinya.

Peningkatan kesadaran diri.Bisa dilihat dari Johari window. Kuadran 1 adalah kuadran terbuka: perilaku, perasaan dan pikiran diketahui individu dan orang lain. kuadran 2 disebut kuadran buta sebab semuanya hanya diketahui oleh orang lain sedangkan individu tidak tahu. Kuadran 3 adalah kuadran rahasia yaitu berpikir tentang dirinya artinya hanya diketahui oleh individu itu sendiri. kuadran 4 adalah kuadran tidak diketahui yaitu aspek yang berisi tentang diri adalah tidak diketahui individu dan orang lain. keempat kuadran merupakan penampilan yang ada pada total diri individu. Berikut ini 3 prinsip yang membantu merencanakan bagaimana tentang diri yaitu:

Perubahan satu kuadran memberikan efek pada semua kuadran lainnya
Kuadran 1 kecil, komunikasinya buruk
Belajar tentang ardi diri sendiri terhadap perubahan yang terjadi dari tempatnya, jika kuadran 1 lebih besar dan satu atau kuadran lainnya lebih kecil.

Gambar A Gambar B
Tujuan meningkatkan kesadaran diri dengan cara memperbesar kuadran 1 dan mengecilkan kuadran yang lainnya. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri. individu perlu menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dam spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.

Tahap berikutnya dengan memperbaiki kuadran 2 yaitu belajar dan mendengar orang lain. pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri. juga berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang lain.

Step terakhir adalah dengan memperbaiki kuadran 3 yaitu membuka diri, atau bertukar pikiran dengan orang lain tentang aspek dirinya. Keterbukaan diri merupakan tanda individu sehat dan pencapaian kesehatan pribadi/diri.

Gambar A menunjukkan seseorang dengan kesadaran diri rendah, yaitu perilaku dan perasaannya rendah. Gambar B menampilkan individu dengan keterbukaan pada orang lain. B diartikan bahwa meningkatnya kapasitas kemampuan individu secara keseluruhan meliputi: rasa senang, pekerjaan, cinta dan memiliki. Seseorang juga menunjukkan kurangnya tingkat ketergantungan dan dapat berinteraksi secara spontan dan menunjukkan rasa cinta dengan orang lain.

Perawat dan perkembangan diri. Perawat membutuhkan waktu untuk menggali dan menjelaskan setiap bagian dari dirinya. Jika perawat dapat mempersepsikan, merasakan dan memikirkan, mahasiswa setiap waktu diajarkan untuk memperbaiki diri setiap waktu dan kesempatan yang diperoleh untuk menampilkan perilakunya. Hubungan secara autentik juga harus dipelajari dan perawat yang pertama kali menawarkan keterbukaan dan hubungan autentik bisa sebagai supervisor dan pembimbing. Mahasiswa dan pembimbing dapat berpartisipasi untuk membuat hubungan penerimaan dan respek terhadap perbedaan individual. Pembimbing membantu mahasiswa dalam memfasilitasi peningkatan kesadaran diri mahasiswa, meningkatkan fungsi setiap tingkatan yang dilalui, menstimulasi untuk lebih mengenal diri, dan meningkatkan kemampuan koping mahasiswa dalam menghadapi stressor.


2. Klarifikasi Nilai
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya. Perawat menjauhi godaan yang menggunakan pasien untuk menjaga kepuasan atau keamanan diri pasien.

Sistem nilai. Nilai merupakan konsep yang dibentuk yang diakibatkan dari penampilan kehidupan keluarga, teman, budaya, pendidikan, pekerjaan dan istirahat. Nilai tergantung individumempersepsikannya. Nilai antara positif dan negatif sangat berbeda. Masyarakat lebih cenderung menyukai nilai yang berasal dari keyakinan agama, kedekatan keluarga, pandangan seksual, kelompok etnik lainnya, dan keyakinan akan peran jenis kelamin.

Sistem nilai memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut. Kesadaran akan sistem nilai, perawat harus dapat mengidentifikasi sistem nilai yang terjadi disaat timbulnya konflik.

Proses klarifikasi nilai. Mengerti akan nilai diri sendiri dapat mempermudah untuk melakukan klarifikasi nilai yang dimiliki. Individu dapat lebih mendalam mengenal nilai yang dimiliki melalui pengkajian, eksplorasi, dan mengartikan apa itu nilai dan membuat prioritas dalam melakukan proses pengambilan keputusan. Klarifikasi nilai lebih memfokuskan pada proses nilai yang terjadi, atau bagaimana masyarakat menjadi mempunyai nilai dan dapat dipergunakannya.


Ada 7 kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai.







Kehendak lebih pada kemampuan kognitif, penghargaan lebih menegaskan pada tingkat emosional dan afektif, dan tindakan lebih fokus pada perilaku.

Proses pendewasaan nilai. Proses nilai tergantung pada pendewasaan diri secara kompleks, dan pilihan adalah sangat membingungkan dan sulit. Tidak adanya jaminan dalam pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi aktualisasi diri. Proses nilai tergantung pada kedewasaan diri dengan karakteristik sebagai berikut (Kirschenbaum & Simon, 1973):

Berubah-ubah dan fleksibel, sebagai dasar dalam penentuan dan tingkat penentuan dari peningkatan, pengkayaan dan aktualisasi. Nilai bisa berubah secara kontinyu.
Penampilan nilai selalu mengikat setiap waktu dan ditampilkan
Penampilan diri memberikan informasi tentang nilai. Informasi dimulai dengan semua kejadian/data yang diperoleh dari sumber orang lain, kejadian luar yaitu tidak adanya kesamaan yang penting juga respon subjektif. Secara psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya kepercayaan diri dan kearifan/kebijaksanaan
Proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan kesiapan penampilan, mencoba untuk merasakan dan klarifikasi semua nilai yang dimiliki. Kesiapan memberikan dampak terhadap penetuan yaitu warna yang ditampilkan dari yang lalu dan hubungannya dengan yang ke depan



3. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan membantu seseorang untuk mempersipkan objektif secara komplit dan sikap yang sangat berpengaruh. Ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu, dan menjauhkan dari diri sendiri, dimana mutu hubungan terapeutik. Perawat sangat terbuka, sadar, dan kontrol diri akan perasaannya dimana dapat membantu pasien.

Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu pasien. Perasaan merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain. membantu orang lain, perawat akan menggunakan perasaannya; kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak tepat janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distres sehingga pasien tidak mau menurut, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi, dan kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.

Perawat harus terbuka akan perasaan dan bagaimana perawat mengerti akan pasien serta bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang kemungkinan nilai dari maslah pasien.



4. Role Model
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan peran perawat merupakan model sosial dari rentang perilaku adaptif sampai dengan maladaptif. Perawat menggunakan diri untuk menjadi model yang adaptif dan perkembangan perilaku.

Role model tidak berhubungan dengan kemampuan total dari norma lokal masyarakat atau kebahagiaan hidup, isi sepenuhnya dalam kehidupan.efektifnya peran perawat dapat dilakukan dengan penuh dan kepuasan kehidupan diri yang tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan juga pendekatan perawat dalam kehidupannya dalam mengembangkan kemampuan, harapan dan adaptasi.



5. Altruisme
Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara kedua kebutuhan tersebut.

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.

Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.



6. Etik dan Tanggung Jawab
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.

disadur dari: http://mustikanurse.blogspot.com/

Daftar Pustaka :
Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis: Mosby Year Book.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. (edisi Indonesia). Jakarta: EGC.

Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing: concepts of care. Second edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.