Pengertian
Analisa diri perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek yang
dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik
kepada klien.
Aspek-aspek Analisa Kesadaran Diri Perawat
1. Kesadaran Diri
Helper yang
efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya? Perawat adalah orang yang
care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan sosiokultural dengan
melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang
kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap
kontinyu sehat dan sakit.
Kesadaran diri merupakan kunci penampilan perawat psikiatri. tujuannya agar
perawat punya bukti otentik, komunikasi terbuka dan komunikasi diri. Perawat
harus dapat mengerti tentang perasaan diri, tindakan dan reaksi. Juga dapat
menerangkan kemampuan emosional (MacCulloch, 1998). Yang baik adalah perawat
dapat mengerti dan menerima pasien dengan perbedaan dan keunikannya sesuai
dengan pengetahuannya yang dimiliki.
Campbell (1980)
mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan secara holistik
meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :
Komponen psikologi
termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.
Komponen fisik
adalah
pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi tubuh,
gambaran diri dan potensial fisik.
Komponen lingkungan
berisi tentang
lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang
hubungan antara manusia dan alam.
Komponen pilosopi
adalah perasaan
tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang kehidupan dan kematian
baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk kemampuan superior, tetapi
juga meliputi tanggung jawab terhadap perilaku baik secara etik dan nyata.
Kesemua komponen
merupakan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri dan
perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti akan dirinya.
Peningkatan
kesadaran diri.Bisa dilihat dari Johari window.
Kuadran 1 adalah kuadran terbuka: perilaku, perasaan dan pikiran diketahui
individu dan orang lain. kuadran 2 disebut kuadran buta sebab semuanya hanya
diketahui oleh orang lain sedangkan individu tidak tahu. Kuadran 3 adalah
kuadran rahasia yaitu berpikir tentang dirinya artinya hanya diketahui oleh
individu itu sendiri. kuadran 4 adalah kuadran tidak diketahui yaitu aspek yang
berisi tentang diri adalah tidak diketahui individu dan orang lain. keempat
kuadran merupakan penampilan yang ada pada total diri individu. Berikut ini 3
prinsip yang membantu merencanakan bagaimana tentang diri yaitu:
Perubahan satu kuadran memberikan efek pada semua kuadran lainnya
Kuadran 1 kecil, komunikasinya buruk
Belajar
tentang ardi diri sendiri terhadap perubahan yang
terjadi dari tempatnya, jika kuadran 1 lebih besar dan satu atau kuadran
lainnya lebih kecil.
Gambar A
Gambar B
Tujuan
meningkatkan kesadaran diri dengan cara memperbesar kuadran 1 dan mengecilkan
kuadran yang lainnya. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan dengan
belajar tentang diri sendiri. individu perlu menampilkan keikhlasan dalam menampilkan
emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk
tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan, dam spontan. Yang termasuk penampilan
personal meliputi pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.
Tahap berikutnya
dengan memperbaiki kuadran 2 yaitu belajar dan mendengar orang lain.
pengetahuan tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri. juga
berhubungan dengan orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga belajar
untuk mendengar secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang lain.
Step terakhir
adalah dengan memperbaiki kuadran 3 yaitu membuka diri, atau bertukar pikiran
dengan orang lain tentang aspek dirinya. Keterbukaan diri merupakan tanda
individu sehat dan pencapaian kesehatan pribadi/diri.
Gambar A
menunjukkan seseorang dengan kesadaran diri rendah, yaitu perilaku dan
perasaannya rendah. Gambar B menampilkan individu dengan keterbukaan pada orang
lain. B diartikan bahwa meningkatnya kapasitas kemampuan individu secara
keseluruhan meliputi: rasa senang, pekerjaan, cinta dan memiliki. Seseorang
juga menunjukkan kurangnya tingkat ketergantungan dan dapat berinteraksi secara
spontan dan menunjukkan rasa cinta dengan orang lain.
Perawat dan
perkembangan diri. Perawat membutuhkan waktu untuk menggali dan menjelaskan
setiap bagian dari dirinya. Jika perawat dapat mempersepsikan, merasakan dan
memikirkan, mahasiswa setiap waktu diajarkan untuk memperbaiki diri setiap
waktu dan kesempatan yang diperoleh untuk menampilkan perilakunya. Hubungan
secara autentik juga harus dipelajari dan perawat yang pertama kali menawarkan
keterbukaan dan hubungan autentik bisa sebagai supervisor dan pembimbing.
Mahasiswa dan pembimbing dapat berpartisipasi untuk membuat hubungan penerimaan
dan respek terhadap perbedaan individual. Pembimbing membantu mahasiswa dalam
memfasilitasi peningkatan kesadaran diri mahasiswa, meningkatkan fungsi setiap
tingkatan yang dilalui, menstimulasi untuk lebih mengenal diri, dan
meningkatkan kemampuan koping mahasiswa dalam menghadapi stressor.
2. Klarifikasi Nilai
Perawat harus
mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu perawat untuk
sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan kebutuhannya.
Perawat menjauhi godaan yang menggunakan pasien untuk menjaga kepuasan atau
keamanan diri pasien.
Sistem nilai.
Nilai merupakan konsep yang dibentuk yang diakibatkan dari penampilan kehidupan
keluarga, teman, budaya, pendidikan, pekerjaan dan istirahat. Nilai tergantung
individumempersepsikannya. Nilai antara positif dan negatif sangat berbeda.
Masyarakat lebih cenderung menyukai nilai yang berasal dari keyakinan agama,
kedekatan keluarga, pandangan seksual, kelompok etnik lainnya, dan keyakinan
akan peran jenis kelamin.
Sistem nilai
memberikan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan dan melaksanakan
keputusan tersebut. Kesadaran akan sistem nilai, perawat harus dapat
mengidentifikasi sistem nilai yang terjadi disaat timbulnya konflik.
Proses
klarifikasi nilai. Mengerti akan nilai diri sendiri dapat mempermudah untuk
melakukan klarifikasi nilai yang dimiliki. Individu dapat lebih mendalam
mengenal nilai yang dimiliki melalui pengkajian, eksplorasi, dan mengartikan
apa itu nilai dan membuat prioritas dalam melakukan proses pengambilan
keputusan. Klarifikasi nilai lebih memfokuskan pada proses nilai yang terjadi,
atau bagaimana masyarakat menjadi mempunyai nilai dan dapat dipergunakannya.
Ada 7 kriteria yang digunakan untuk mengartikan nilai.
Kehendak lebih
pada kemampuan kognitif, penghargaan lebih menegaskan pada tingkat emosional
dan afektif, dan tindakan lebih fokus pada perilaku.
Proses
pendewasaan nilai. Proses nilai tergantung pada pendewasaan diri secara
kompleks, dan pilihan adalah sangat membingungkan dan sulit. Tidak adanya
jaminan dalam pilihan yang dibuat dapat mempengaruhi aktualisasi diri. Proses
nilai tergantung pada kedewasaan diri dengan karakteristik sebagai berikut
(Kirschenbaum & Simon, 1973):
Berubah-ubah
dan fleksibel, sebagai dasar dalam penentuan dan
tingkat penentuan dari peningkatan, pengkayaan dan aktualisasi. Nilai bisa
berubah secara kontinyu.
Penampilan nilai selalu mengikat setiap waktu dan ditampilkan
Penampilan diri memberikan informasi tentang nilai. Informasi dimulai
dengan semua kejadian/data yang diperoleh dari sumber orang lain, kejadian luar
yaitu tidak adanya kesamaan yang penting juga respon subjektif. Secara
psikologi kedewasaan orang dewasa karena adanya kepercayaan diri dan
kearifan/kebijaksanaan
Proses nilai seseorang dimulai dengan keterbukaan akan kesiapan penampilan,
mencoba untuk merasakan dan klarifikasi semua nilai yang dimiliki. Kesiapan
memberikan dampak terhadap penetuan yaitu warna yang ditampilkan dari yang lalu
dan hubungannya dengan yang ke depan
3. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi
perasaan membantu seseorang untuk mempersipkan objektif secara komplit dan
sikap yang sangat berpengaruh. Ini menggambarkan tentang ketidakbenaran.
Objektif yang komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai
seseorang adalah tidak responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai
orang tertentu, dan menjauhkan dari diri sendiri, dimana mutu hubungan
terapeutik. Perawat sangat terbuka, sadar, dan kontrol diri akan perasaannya
dimana dapat membantu pasien.
Perasaan perawat
merupakan tujuan penting dalam membantu pasien. Perasaan merupakan tolak ukur
untuk umpan balik dan hubungan dengan orang lain. membantu orang lain, perawat
akan menggunakan perasaannya; kurang memperhatikan kebutuhan pasien, tidak
tepat janji sehingga pasien mengalami kemunduran, distres sehingga pasien tidak
mau menurut, marah karena pasien banyak permintaan atau manipulasi, dan
kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.
Perawat harus
terbuka akan perasaan dan bagaimana perawat mengerti akan pasien serta
bagaimana pendekatan dengan pasien. Perasaan perawat adalah petunjuk tentang
kemungkinan nilai dari maslah pasien.
4. Role Model
Hasil penelitian
menunjukkan kekuatan peran perawat merupakan model sosial dari rentang perilaku
adaptif sampai dengan maladaptif. Perawat menggunakan diri untuk menjadi model
yang adaptif dan perkembangan perilaku.
Role model tidak
berhubungan dengan kemampuan total dari norma lokal masyarakat atau kebahagiaan
hidup, isi sepenuhnya dalam kehidupan.efektifnya peran perawat dapat dilakukan
dengan penuh dan kepuasan kehidupan diri yang tidak didominasi oleh konflik,
distres atau pengingkaran dan juga pendekatan perawat dalam kehidupannya dalam
mengembangkan kemampuan, harapan dan adaptasi.
5. Altruisme
Perawat harus
dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik harus
interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia
tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan
penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan
antara kedua kebutuhan tersebut.
Altruisme lebih
menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara altruistik
diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau
pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.
Akhirnya,
altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya
adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian
pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan
peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur
yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu
dan kemampuan dirinya.
6. Etik dan Tanggung Jawab
Keyakinan diri
pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaran akan petunjuk
untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan
nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang
merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk
kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab
dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
Hubungan perawat
dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana
harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga
dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk
menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber
yang digunakan guna dipertanggung jawabkan.
disadur dari: http://mustikanurse.blogspot.com/
Daftar Pustaka :
Stuart, G.W.,
and Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing.
Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.
Stuart, G.W.,
and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth
edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W.,
and Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. (edisi Indonesia).
Jakarta: EGC.
Townsend, M.C.
(1996). Psychiatric mental health nursing: concepts of care. Second edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company.