Selamat datang teman, Kami harap bisa menikmati blog kami. Happy blogging ! .
Cek kembali jika kami sudah selesai dengan ini...
Silahkan Mengisi buku tamu untuk sekedar meninggalkan Jejak.. :)
Peluang bisnis anda

SPACE IKLAN

Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..

Selengkapnya...
Title

Ibu Rumah Tangga yang Sukses

Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuk lihat cerita sukses lainnya
Title

Tentang Akper IV

Angkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.

Read More
sukses dan sehat

Blog ini Penggemar Berat DBC-Network

Jelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah

Kisah Sukses Lainnya

Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik

a. Pengertian Gagal Ginjal Kronik
Pengertian mengenai gagal ginjal kronik banyak diungkapkan oleh beberapa ahli, walaupun cara pandang para ahli berbeda tetapi mengandung arti yang sama, diantaranya :


“Chronic Renal Faillure (CRF) is a permanent, irreversible condition in which the kidneys case to remove metabolic waste and excessive water from the blood”. (Ignatavicius, D., et all, 1995:2112)
Pengertian diatas dapat diterjemahkan sebagai berikut “Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi yang permanen dan irreversible dimana ginjal tidak dapat membuang sampah metabolik dan air yang berlebihan dari darah”.
“Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut”. (Suyono, S., dkk, 2001:427)
“Gagal ginjal kronik adalah penyakit renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)”. (Smeltzer, S.C.,dan Bare, B.G., alih bahasa : Kuncara H.Y., dkk, 2001:1448)
Tiga pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi yang permanen yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal untuk membuang sampah metabolik (ureum dan sampah nitrogen lain) serta gagal untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.


b. Pengertian Nefrolithiasis

“Nefrolithiasis adalah batu yang terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi seluruh pelvis serta kaliks ginjal yang mampu menimbulkan obstruksi saluran kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas”. (Purnomo, Basuki.B., 2003 : 57)
“Nefrolithiasis merupakan kristal yang terlihat seperti batu dan terbentuk di ginjal, kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi batu. (http://www.mail-archive.com) tanggal 24 Agustus 2005)
Berdasarkan pengertian diatas bahwa Nefrolithiasis adalah batu yang terbentuk dari pengkristalan pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi seluruh pelvis serta kaliks ginjal yang mampu menimbulkan obstruksi saluran kemih dan menimbulkan kelainan struktur saluran kemih sebelah atas.

c. Pengertian Nefrolitotomi
“Nefrolitotomi yaitu salah satu teknik bedah urologi dengan melakukan insisi pada ginjal untuk mengangkat batu”. (Smeltzer, S.C.,dan Bare, B.G., alih bahasa : Kuncara H.Y., dkk, 2001:1466)
“Nefrolitotomi adalah pembedahan terbuka untuk mengambil batu pada saluran ginjal”. (Purnomo, Basuki.B., 2003 : 65)
Dua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Nefrolitotomi adalah tindakan bedah urologi dengan melakukan insisi pada ginjal untuk mengeluarkan batu pada saluran ginjal.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas bahwa gagal ginjal kronik ec nefrolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan fungsi ginjal diakibatkan oleh batu yang terbentuk pada tubuli ginjal atau berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi seluruh pelvis serta kaliks ginjal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih. Tindakan untuk mengatasi hal tersebut dilakukan nefrolitotomi yaitu mengangkat batu yang berada pada saluran ginjal.

3. Etiologi

a. Etiologi Nefrolithiasis
Menurut Purnomo, Basuki.B., 2003 : 57, terbentuknya batu ginjal diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap. Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu ginjal (nefrolithiasis) pada seseorang, yaitu :
1) Faktor Intrinsik :
a) Herediter
Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
b) Umur
Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c) Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
2) Faktor Ekstrinsik :
a) Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu ginjal lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika selatan hampir tidak dijumpai.
b) Iklim dan temperatur
c) Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu ginjal.
d) Diet
Diet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu ginjal
e) Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.

b. Etiologi Gagal Ginjal Kronik
Penyebab dari gagal ginjal kronis menurut Price, S.A., dkk, alih bahasa Peter, A., (1995 : 817), Ignatavicius, D., et all,(1995 : 2113) adalah :
1) Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (SIK) sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang usia, terutama wanita. Infeksi saluran kemih umumnya dibagi dalam dua kategori besar : Infeksi saluran kemih bagian bawah (uretritis, sistitis, prostatis) dan infeksi saluran kencing bagian atas (pielonepritis akut). Sistitis kronik dan pielonepritis kronik adalah penyebab utama gagal ginjal tahap akhir pada anak-anak.
2) Penyakit peradangan
Kematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal umumnya disebabkan oleh glomerulonepritis kronik. Pada glomerulonepritis kronik, akan terjadi kerusakan glomerulus secara progresif yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
3) Penyakit vaskular hipertensif
Hipertensi dan gagal ginjal kronik memiliki kaitan yang erat. Hipertensi mungkin merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya penyakit gagal ginjal kronik dapat menyebabkan hipertensi atau ikut berperan pada hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, serta pengaruh vasopresor dari sistem renin-angiotensin.
4) Gangguan jaringan penyambung
Penyakit jaringan penyambung (penyakit kolagen) adalah penyakit sistemik yang manifestasinya terutama mengenai jaringan lunak tubuh, dan yang sering terserang adalah ginjal. Penyakit jaringan penyambung yang dapat menyebabkan gagal ginjal diantaranya adalah lupus eritematosus sistemik (SLE) dan sklerosis sistemik progresif (skleroderma).
5) Gangguan kongenital dan herediter
Asidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik ginjal merupakan penyakit herediter yang terutama mengenai tubulus ginjal. Keduanya dapat berakhir dengan gagal ginjal meskipun lebih sering dijumpai pada penyakit polikistik.
6) Penyakit metabolik
Penyakit metabolik yang dapat mengakibatkan gagal ginjal kronik antara lain diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme primer dan amiloidosis.
7) Nefropati toksik
Ginjal khususnya rentan terhadap efek toksik, obat-obatan dan bahan-bahan kimia karena alasan-alasan berikut :
a) Ginjal menerima 25 % dari curah jantung, sehingga sering
dan mudah kontak dengan zat kimia dalam jumlah yang besar.
b) Interstitium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia dikonsentrasikan pada daerah yang relatif hipovaskular.
c) Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat, sehingga insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan meningkatkan konsentrasi dalam cairan tubulus.
d) Gagal ginjal kronik dapat diakibatkan penyalahgunaan analgesi dan paparan timbal.
8) Nefropati obstruktif
Obstruksi pada saluran kemih dapat menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Adapun obstruksi
saluran kemih yang dapat menyebabkan gagal ginjal diantaranya :
a) Saluran kemih bagian atas
(1) Kalkuli
(2) Neoplasma
(3) Fibrosis
(4) Retroperitoneal

b) Saluran kemih bagian bawah
(1) Hipertrofi prostat
(2) Karsinoma prostat
(3) Striktur uretra
(4) Anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra



c. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan pada gagal ginjal tahap akhir dan faktor yang dapat dipulihkan diidentifikasi dan ditangani. Dalam penatalaksanaan dapat dikelompokkan menjadi :
1) Penatalaksanaan Konservatif
a). Pengaturan diet protein, kalium, natrium dan cairan
Menurut Moore, C.M., alih bahasa : Oswari, L.D., (1997:212), pengaturan diet penting sekali pada pengobatan gagal ginjal kronik. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk menurunkan produksi sampah yang harus dieksresikan oleh ginjal dan menghindari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Pemasukan cairan pada klien dengan gagal ginjal terbatas jumlahnya sehingga kenaikan berat badan tidak lebih dari 0,45 kg/hari. Bila ada oliguria, cairan yang diperbolehkan biasanya 400-500 ml (untuk menghitung kehilangan rutin) ditambah volume yang hilang lainnya seperti urine, diare, dan muntah selama 24 jam terakhir.
Klien dengan gagal ginjal harus membatasi pemasukan protein menjadi 0,6 gr/kg BB dari berat yang diinginkan setiap harinya. Protein sedikitnya harus mengandung 75 % nilai biologi tinggi, karena protein nilai biologi tinggi mengandung lebih banyk asam amino essensial daripada non essensial. Protein nilai biologi tinggi terutama dijumpai pada telur, daging, ayam dan ikan. Dengan membatasi jumlah protein total dan asam amino non essensial dapat menurunkan jumlah nitrogen yang harus diekskresikan sebagai urea. Tambahan karbohidrat dapat diberikan juga untuk mencegah pemecahan protein tubuh. Diet seperti ini harus diberi tambahan vitamin B kompleks, piridoksin dan asam askorbat.
Jumlah natrium yang dianjurkan adalah 40 sampai 90 mEq/hari(1 sampai 2 g natrium), tetapi asupan natrium maksimum harus ditentukan secara tersendiri untuk tiap penderita agar hidrasi yang baik dapat dipertahankan. (Price, S.A., dkk, alih bahasa Peter, A., 1995:863)


B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
“Pengkajian merupakan proses pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan pada seorang klien”. (Hidayat, A. Azis., 2001:12).
Pengkajian dapat memudahkan untuk menentukan perencanaan perawatan pada klien dengan tepat, cepat, dan akurat. Adapun langkah-langkah pengkajian adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan Data
1) Data Biografi
Gagal ginjal kronik e.c Neprolithiasis merupakan penyakit saluran perkemihan yang umumnya terjadi pada laki-laki walaupun tidak menutup kemungkinan wanita dapat mengalaminya karena kecenderungan diet ketat untuk menjaga berat badan ditunjang dengan asupan air yang kurang. Usia 30-50 tahun menjadi faktor yang meningkatkan terjadinya neprolithiasis. Penyakit ini ditemukan juga pada pekerja-pekerja yang mempunyai pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas. (Purnomo, Basuki.B., 2003 : 57)
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1). Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Meliputi riwayat perjalanan penyakit sekarang dari mulai timbul gejala yang mengakibatkan klien masuk rumah sakit, tindakan yang dilakukan pada keluhan tersebut sampai klien datang ke rumah sakit serta pengobatan yang telah dilakukan.
Pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronik e.c neprolithiasis pada awalnya mengeluh adanya perubahan pada pola berkemih seperti kelemahan atau penghentian urine, kesulitan untuk memulai dan mengakhiri proses berkemih, sering berkemih terutama malam hari, nyeri terbakar saat berkemih, darah dalam urine, tidak mampu berkemih, dan disertai dengan keluhan bengkak-bengkak/edema pada ekstremitas, dan perut kembung. (Gale, Danielle, 1999:153)
(2). Keluhan Utama saat pengkajian
Menggambarkan keluhan yang dirasakan oleh klien pada saat dikaji yang dikembangkan dengan metode PQRST. Pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronik e.c neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri pada umumnya mengeluh nyeri pada daerah yang diinsisi jika dilakukan nefrostomi, neprolitotomi atau nefrectomi, nyeri tersebut dirasakan bertambah apabila drain atau luka tertekan. Terdapat pula keluhan merasa mual akibat dari peningkatan status uremi klien, mual dirasakan klien secara terus menerus, bertambah jika klien makan ataupun minum, dan berkurang jika klien dalam keadaan istirahat.
b) Riwayat Kesehatan dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien pada saat ini termasuk faktor predisposisi penyakit dan kebiasaan-kebiasaan klien. Pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronis e.c neprolithiasis perlu ditanyakan riwayat penyakit ginjal sebelumnya seperti infeksi dan obstruksi saluran kemih, BAK keluar batu, riwayat penggunaan obat-obatan nefrotoksik, dan riwayat diet pada klien. Menurut Purnomo, Basuki.B., (2003 : 57), bahwa angka kejadian neprolithiasis dipengaruhi oleh faktor diet banyak purin, oksalat dan kalsium serta asupan air yang kurang dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit gagal ginjal kronik dan neprolithiasis seperti hipertensi, adanya riwayat neprolithiasis, dan diabetes mellitus.
3) Pola Aktivitas Sehari-hari
Kemungkinan klien akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti :
a) Nutrisi
Ditemukan penurunan nafsu makan berhubungan dengan perasaan mual dan stomatitis, asupan nutrisi yang kurang, ketidaksesuaian dengan diet yang dibutuhkan oleh klien tergantung dari pengetahuan dan kedisiplinan klien.
b) Eliminasi
Pada klien dengan gangguan sistem perkemihan e.c neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri memiliki keterbatasan aktivitas dimana menyebabkan menurunnya peristaltik usus sehingga timbul konstipasi, disertai dengan adanya perubahan pola berkemih bila terpasang drainase nefrostomi.
c) Istirahat Tidur
Klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronik e.c neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri cenderung mengalami ganguan istirahat tidur sehubungan dengan adanya kecemasan terhadap penyakitnya, peningkatan status uremik yang menyebabkan pruritus, ataupun karena adanya rasa nyeri yang berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat nefrolitotomi, nefrostomi atau tindakan bedah lainnya.
d) Personal Hygiene
Klien dengan gagal ginjal kronik e.c neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri cenderung pemenuhan kebutuhan personal hygiene seperti kebersihan kulit, gigi, rambut dan kuku terganggu karena adanya keterbatasan gerak, kelelahan atau karena rasa nyeri yang dirasakan oleh klien.
e) Aktifitas Sehari-hari
Keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan sehari - hari
mengakibatkan klien dalam beraktivitas membutuhkan bantuan dari keluarga.
4) Pemeriksaan Fisik
Menurut Denison, R.D., (1996:480) dan Doengoes, M., alih bahasa : Karyasa, L.M., (1999:626) bahwa pada pemeriksaan fisik klien dengan gagal ginjal kronik ec neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri akan ditemukan hal-hal sebagai berikut :
a). Sistem Perkemihan
Klien dengan gagal ginjal kronis akibat neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri cenderung akan ditemukan adanya edema anasarka dan keseimbangan cairan (balance) positif, nyeri tekan dan teraba pembesaran pada saat palpasi ginjal, nyeri ketuk saat perkusi ginjal, perubahan pola BAK, oliguri atau poliuri, dan pada tahap lanjut dapat ditemukan adanya bunyi bruits sign pada percabangan arteri renalis bila terjadi gangguan vaskularisasi.
b). Sistem Pernafasan
Pada sistem pernafasan cenderung ditemukan adanya pernafasan yang cepat dan dangkal (kussmaul), irama nafas yang tidak teratur, frekuensi nafas yang meningkat diatas normal, adanya retraksi interkostalis, dan epigastrium, sebagai upaya untuk mengeluarkan ion H+ akibat dari asidosis metabolik, pergerakan dada yang tidak simetris, vokal fremitus cenderung tidak sama getarannya antar lobus paru, terdengar suara dullness saat perkusi paru sebagai akibat dari adanya edema paru, dan pada auskultasi paru cenderung terdengar adanya bunyi rales. Pada tahap lanjut akan ditemukan adanya sianosis perifer ataupun sentral sebagai akibat dari ketidakadekuatan difusi oksigen di membran alveolar karena adanya edema paru.
c). Sistem Kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler cenderung ditemukan adanya anemis pada konjungtiva palpebra, denyut nadi yang menurun sebagai akibat dari adanya edema anasarka, tekanan darah meningkat, CRT (Cafilari Refilling Time) menurun, terdapat pelebaran pulsasi jantung, dan irama jantung cenderung terdengar irregular yang dapat diketahui dari gambaran EKG (Elektro Kardiografi).
d). Sistem Persyarafan
Pada sistem persyarafan cenderung ditemukan adanya penurunan tingkat kesadaran akibat dari peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam plasma darah, dan pada tahap lanjut cenderung terjadi koma uremia. Selain itu juga dapat ditemukan adanya penyakit hipertensi yang beresiko terjadinya penyakit serebrovaskuler berupa stroke TIA (Transient Ischemic Attack).
e). Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan cenderung ditemukan adanya mual, muntah, kembung dan diare serta perubahan mukosa mulut sebagai akibat dari tingginya kadar ureum dan kreatinin dalam darah atau karena tidak adekuatnya oksigen yang masuk ke saluran cerna yang akan merangsang refleks vasovagal berupa peningkatan asam lambung (HCL), atau bahkan konstipasi sebagai akibat hal tersebut diatas, motilitas usus akan menurun. Penurunan berat badan (malnutrisi) atau peningkatan berat badan dengan cepat (edema)
f). Sistem Integumen
Pada sistem integumen cenderung ditemukan adanya rasa gatal sebagai akibat dari uremi fross, kulit tampak bersisik, kelembaban kulit menurun, turgor kulit cenderung menurun (kembali > 3 detik). Pada tahap lanjut cenderung akan terjadi ketidakseimbangan termoregulasi tubuh dan akral teraba dingin.
g). Sistem Reproduksi
Pada sistem reproduksi cenderung ditemukan adanya disfungsi seksual berupa penurunan libido dan impotensi.
5) Data Psikologis
Klien dengan gagal ginjal kronik akibat neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri cenderung ditemukan kecemasan yang meningkat hal ini diakibatkan karena proses penyakit yang lama, kurangnya pengetahuan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
6) Data Sosial
Klien dengan gagal ginjal kronis akibat neprolithiasis cenderung menarik diri dari interaksi sosial dalam hubungan dengan keluarga, perawat, dokter serta tim kesehatan lain sehubungan dengan adanya penurunan fungsi seksual, proses penyakit yang lama, perasaan negatif tentang tubuh dan jika sudah terjadi komplikasi pada tahap lanjut.
7) Data Spiritual
Keyakinan klien tentang kesembuhannya dihubungkan dengan lamanya penyakit dan persepsi klien tentang penyakitnya serta ketaatan pada agama yang dianut klien. Aktivitas spiritual klien selama menjalani perawatan di rumah sakit tergantung dari pendorong yang memotivasi bagi kesembuhan klien.
8) Data Seksual
Klien dengan gagal ginjal kronik akibat neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri cenderung mengalami penurunan fungsi seksual seperti penurunan libido.
9) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Laboratorium
(1) Urine
(a) Volume biasanya oliguri dan anuri
(b) Warna urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, partikel koloid dan fosfat, sedimen kotor atau kecoklatan menunjukkan adanya darah
(c) Berat jenis menurun, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat.
(d) Osmolalitas menurun kurang dari 350 mOsm/kg, menunjukkan kerusakan tubular.
(e) Klirens kreatinin menurun
(f) Natrium meningkat karena ginjal tidak mampu mereabsorpsi natrium.
(g) Protein meningkat
(2) Darah
(a) Serum kreatinin meningkat.
(b) Blood Urea Nitrogen meningkat.
(c) Kadar kalium meningkat sehubungan dengan adanya retensi sesuai dengan perpindahan selular (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah merah).
(d) Hematokrit dan Hemoglobin menurun
(e) Natrium, kalsium menurun
(f) Magnesium / posfat meningkat
(g) Protein (khususnya albumin menurun)
(h) pH menurun pada keadaan asidosis metabolik (kurang dari 7,2).
(i) Asam posfatase akan meningkat.
b) Nilai GFR menurun kurang dari 50 lt/menit
c) Pyelogram Retrograd menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
d) Arteriogram mengidentifikasi adanya massa.
e) Ultrasonogarafi ginjal dan vesika urinaria menentukan ukuran ginjal, adanya massa, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
f) EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. Yaitu :
(1) Hyperkalemia : gelombang T naik, kompleks QRS terbuka, PR diperpanjang.
(2) Hypokalemia : Gelombang T mendatar/terbalik, ST turun dan QT diperpanjang.
(3) Hiperkalsemia : gelombang QT pendek, dan ST pendek.
(4) Hipokalsemia : gelombang QT di perpanjang, ST diperpanjang.
(5) Alkalosis : gelombang T mendatar.
(6) Asidosis : gelombang T naik.

b. Analisa Data
Menurut Hidayat, A. Azis., (2001:8) analisa data merupakan suatu proses dalam pengkajian dimana data yang menyimpang dikelompokkan kemudian dianalisa dan diinterpretasikan sehingga diperoleh masalah-masalah keperawatan yang klien perlukan.

c. Diagnosa Keperawatan
“Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial” (NANDA,1990).
“Diagnosa Keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial “(Hidayat, A. Azis., 2001:12).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronik ec neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri menurut Carpenito, L. J., alih bahasa : Ester, M., (1995:216), Gale,Danielle, (1999:154) serta Smeltzer, S. C., dan Bare, B.G., alih bahasa : Kuncara H.Y., dkk, (2001:1451), meliputi :
1) Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pasca operasi (nefrolitotomi, nefrostomi), dan adanya obstruksi.
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, stomatitis, Peruba-
han sensasi rasa, dan pembatasan diet.
3) Penurunan kardiak output berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit (kalium, kalsium), efek uremik pada otot jantung, kelebihan cairan.
4) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium.
5) Perubahan pola seksualitas yang berhubungan dengan penurunan libido.
6) Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif , invasi mikroorganisme pada daerah luka, adanya obstruksi dan statis urine.
7) Resiko gangguan integritas kulit : pruritus yang berhubungan dengan fosfat kalsium atau penumpukan ureum pada kulit.
8) Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, anemia
9) Resiko terjadinya konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas, efek obat-obatan.
10) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, hubungan sosial, fungsi peran, support sistem dan konsep diri.
11) Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan pemasangan kateter / nefrostomi.

2. Perencanaan
“Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dan proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan pemecahan masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien” . (Hidayat, A. Azis., 2001:12)
Menurut Carpenito, L.J., alih bahasa : Ester, M., (1995:216), Gale, Danielle, (1999:154), serta Smeltzer, S,C.,dan Bare, B.G., alih bahasa : Kuncara, H.Y., dkk, (2001:1451), perencanaan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : gagal ginjal kronik ec neprolithiasis bilateral dan post nefrolitotomi kiri adalah sebagai berikut :
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pasca operasi (nefrolitotomi, nefrostomi), dan adanya obstruksi.

Tujuan : rasa nyaman klien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Keluhan nyeri berkurang.
2) Klien tidak meringis
3) Skala nyeri berkurang atau hilang.
4) Klien mampu memilih koping yang konstruktif untuk mengatasi nyerinya.

4. Evaluasi
”Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapai proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, melelui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi secara tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Ignatavicius & Bayne, 1994 dalam Nursalam, 2001: 71)
Menurut Hidayat, A. Azis (2001: 13) Evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap tujuan yang dicapai. Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan. Terdapat dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera dan evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien, tergambar dalam catatan perkembangan dengan komponennya SOAPIER :
S : Data subjektif
Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan dikeluhkan dan dikemukakan oleh klien.
O : Data objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.
A : Analisa data
Data subjektif maupun objektif dinilai dan dianalisis apakah berkembang ke arah kebaikan atau kemunduran. Hasil analisis menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru.
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien didasarkan pada hasil analisis di atas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya bila masalah belum teratasi.
I : Implementasi/pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana.
E : Evaluasi
Penilaian sejauhmana rencana tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan dan sejauhmana masalah klien teratasi.
R : Reassesment
Bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi pengkajian ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data subjektif, objektif dan analisis.
SOAPIER dilakukan saat ada masalah baru, resiko tidak terjadi, masalah tidak teratasi sesuai kriteria waktu (tupen).



Askep GGK ec Nefrolithiasis yang ditampilkan belum sepenuhnya lengkap. untuk lebih lengkap silahkan request askep pada kami GRATIS !!!
Baca Selengkapnya...

Request Askep hanya di Akperku

Salam Sobat .

Masih Sibukkah dengan tugas-tugas kuliah keperawatan? jika pusing dengan tugas-tugas kuliah berarti saat ini anda sedang beruntung berada di blog kami, kami menyediakan asuhan keperawatan gratis untuk teman-teman seperjuangan. Kami sadari selama menjalani masa perkuliahan kami pun merasakan bagaimana rasanya menghadapi tugas-tugas yang menumpuk dan hasil dari perkuliahan kami itulah yang akan kami masukan di blog ini.


setelah 3 tahun menjalani masa perkuliahan akhirnya angkatan IV dapat kembali menghirup udara segar, terbebas dari sibuknya masa-masa perkuliahan, asuhan-asuhan keperawatan akhirnya kami rangkum disini dan semua yag pernah kami dapat pada masa kuliah.

untuk itulah Request Askep kami buka untuk membantu dan memudahkan teman2 sejawat atau yang masih menjalani masa perkuliahan,, askep-askep yang kami sediakan berasal dari berbagai sumber. dimana materi dari seluruh mahasiswa angkatan IV ini di kumpulkan. untuk itulah kami minta maaf jika beberapa sumber tidak disebutkan ini dikarenakan terlalu banyaknya materi dari teman-teman.


Oh iya kembali ke request askep, Sebelumnya materi yang diberikan dari hasil request tidak untuk di perjual belikan hanya semata-mata untuk berbagi ilmu dan mempermudahkan teman2 untuk belajar dari pada harus menghabiskan waktu di depan monitor komputer mencari di internet bahan-bahan yang tercecer (baca=belum jadi).

Sebelum Request Askep tidak ada salahnya untuk meletakkan RSS kami di browser anda

Silahkan Ikuti blog | Akper Angkatan 4 | by Email

Untuk Request Silahkan kirimkan email ke mevolution86@gmail.com
dengan format:

Nama :
Alamat Blog (kalau ada) :
Pendidikan :
Judul Askep :


**PERHATIAN : SILAHKAN IKUTI PERKEMBANGAN BLOG INI DENGAN MENGISI EMAIL ANDA DI FORM YANG SUDAH DI SEDIAKAN ATAU KLIK LINK DIATAS

Baca Selengkapnya...

Patofisiologi Stroke

Otak merupakan organ tubuh yang sensitif terhadap oksigen dan nutrisi. Otak harus menerima aliran darah yang konstans untuk mempertahankan fungsi normalnya karena otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sendiri. Aliran darah berfungsi sebagai tempat untuk membuang sampah metabolik, karbondioksida dan asam laktat. Jika aliran darah keotak berkurang ataupun menurun maka akan mengakibatkan kerusakan otak dengan cepat.


Pada stroke, iskemik terjadi dalam jaringan otak yang aliran darah arterinya terganggu akibat trombus atau emboli sehingga menimbulkan gangguan fungsi otak. Iskemik dapat menyebabkan hipoksia atau anoksia dan hipoglikemik pada jaringan otak. Proses ini dapat mengakibatkan kematian pada neuron, sel ganglia dan struktur otak disekitar area infark. Edema yang terjadi akan memperberat infark itu sendiri. Edema dapat berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Setelah terjadinya infark dan edema, maka secara otomatis akan terjadi penurunan kemampuan fungsi otak dalam menjalankan fungsi neurologisnya seperti semula. Hal ini mengakibatkan terjadinya defisit neurologis pada area kontralateral dari area lesi otak yang terkena, sesuai dengan karakteristik dari otak.

Berikut gambar skema Patofisiologi Stroke


Klik Gambar untuk lebih jelas.

>>>>> Jangan Lupa tinggalkan Komentarnya. <<<<<

Baca Selengkapnya...

Asuhan Keperawatan Stroke

1. Pengertian Stroke
Stroke dapat di definisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari Cerebro Vaskuler Disease. (Hudak, Caroline M, alih bahasa : Monica E.D Adiyanti, 1996 : 254).


2. Etiologi
Gangguan pada aliran darah otak dapat disebabkan oleh adanya penyempitan, tertutupnya maupun pecahnya pembuluh darah ke otak, penyebab stroke dapat terjadi karena :
a.Trombosis
Trombosis terjadi karena adanya kelainan pada dinding arteri yang menyebabkan penyempitan dari lumen arteri, sehingga diameternya menjadi kecil yang pada suatu saat dapat terjadi penyumbatan. Usia yang paling sering terserang penyakit ini berkisar antara usia 60 sampai 69 tahun, awitan gejala penyakit biasanya cenderung terjadi bila penderita sedang tidur atau pada saat bangun tidur. Intensitas maksimal baru disadari sesudah 48 jam, kemudian perkembangan umumnya berlangsung secara bertahap.
Trombosis dapat timbul karena proses :
1). Artherogenik
2) Non Artherogenik


b. Emboli

Emboli merupakan benda asing dalam aliran darah sehingga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh arteri, apabila terjadi pada arteri yang menuju ke otak maka otak akan mengalami penurunan suplai darah sehingga otak hypoxia dan akhirnya iskemik.
Penyebab terjadinya emboli ada dua, yaitu faktor dari jantung (artrial fibrilasi, infark miokard, kelainan katup, endocarditis) dan faktor non kardial (pleque artheromatosus di arteri karotis komunis, emboli dari paru, emboli udara pada tindakan abortus). Gejala-gejala dapat timbul setiap saat dan berkembang secara progresif cepat.

c. Perdarahan.
Perdarahan biasanya disebabkan oleh ruptura arteri serebri. Ekstravasasi darah terjadi di aliran darah otak dan atau sub archnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan otak sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak dan sirkulus willisi.



4. Klasifikasi Stroke

a. Berdasarkan Stadium Klinik

1) Transient Ischemik Attack (TIA)
Merupakan gangguan peredaran darah otak sepintas yang karena terjadinya vasospasme sehingga terjadi penyumbatan pada pembuluh darah otak. Setelah vasospasme hilang, maka gejala juga akan hilang dan keadaan akan sembuh seperti semula dalam jangka waktu tidak lebih dari 24 jam. Gejalanya yang dapat timbul berupa hemiparese, hemiparestesia ataupun afasia atau dapat juga terjadi kejang.
2)Reversible Ischemia Neurologik Defisit (RIND)
Defisit neurologik yang bertahan lebih dari satu hari dan kembali ke keadaan semula dalam waktu tiga minggu.
3)Stroke In Evolution (SIE) atau Progresive Stroke
Merupakan defisit neurologik yang bertambah berat secara kuantitatif dan kualitatif. Terjadi secara bertahap selama jangka waktu menit, jam ataupun hari. Gejala awalnya biasanya penderita merasakan disfungsi ringan yang dapat berupa parestesia hemifasialis saja atau parese ringan pada lengan atau tungkai satu sisi tergantung pada daerah otak mana yang mengalami iskemia. Apabila mekanisme vaskularisasi kompensatorik tidak juga datang dapat menyebabkan iskemia serebral yang lebih berat dan luas sehingga timbul hemiparesis yang parah.
4)Completed Stroke (CS)
Iskemia serebri regional akibat trombosis serebri berkembang menjadi infark dan hemoragic. Pada tahap ini maka berkembanglah hemiparesis yang tidak lama kemudian akan menjadi hemiparalisis. Defisit neurologik yang terjadi relatif stabil dan sedikit sekali perubahannya.


b. Berdasarkan Proses Patologi
1)Infark Serebri
Keadaan ini terjadi akibat suplai darah yang dialirkan ke otak hanya melalui arteri cerebri yang sehat atau berdilatasi sehingga hanya jaringan otak yang sehat saja yang mempunyai jatah darah, sedangkan daerah yang edema tidak kebagian mendapat jatah darah.
2)Perdarahan Intraserebral
Perdarahan intraserebral terjadi akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak, sehingga terjadi perembesan aliran darah ke daerah parenkim otak. Hal ini menyebabkan pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan. Jaringan otak internal akan tertekan dan menyebabkan edema serebral serta herniasi otak.
3)Perdarahan Subarachnoid
Merupakan gangguan aliran darah pada satu atau lebih pembuluh darah serebral yang terjadi akibat oklusi atau pecahnya pembuluh darah serebral secara spontan.


**Perhatian: Untuk Mendownload Askep Stroke lengkapnya silahkan hubungi kami. kirim email ke alamat berikut mevolution86@gmail.com tanpa di pungut biaya alias Gratis. Mari gabung bersama kami dan saling kenal sesama Sejawat

Baca Selengkapnya...

Diagnosa Keperawatan Diabetes Melitus

Dalam pengumpulan data dilapangan biasanya di temukan sedikit diagnosa untuk pasien dan jika menganalisanya dengan berdasarkan pada buku-buku sumber dan literatur-literatur sebagai penunjang dari segi konsep, dan membandingkannya dengan keadaan di lapangan ditemukanlah beberapa masalah keperawatan sebagai berikut :

a. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d defisiensi insulin
b. Resiko kekurangan cairan b.d diuresis osmotic
c. Gangguan integritas kulit b.d perubahan pada sirkulasi dan kadar glukosa yang tinggi
d. Gangguan rasa aman : cemas b.d ketidaktahuan keluarga tentang prosedur perawatan dan pengobatan (tindakan amputasi)

Berikut beberapa Diagnosa keperawatan berdasarkan literatur untuk pasien Diabetes melitus Tipe II yang bisa di jadikan acuan untuk asuhan keperawatan Diabetes Melitus :

a. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penurunan metabolisme karbohidrat akibat defisiensi insulin, intake tidak adekuat akibat adanya mual dan muntah.
b. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic dari hiperglikemia, poliuria, berkurangnya intake cairan.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakseimbangan intake makanan dengan aktivitas fisik, kebiasaan pola makan, dan kurangnya pengetahuan.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi, penurunan aktivitas/mobilisasi, kurangnya pengetahuan tentang perawatan kulit.
e. Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan akibat penurunan produksi energi.
f. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan sensasi sensori (visual), kelemahan dan hipoglikemia.
g. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan (pengelolaan diabetes), kemampuan mengingat yang kurang, diagnosis atau cara pengobatan yang baru, keterbatasan kognitif.
h. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik di rumah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi penatalaksanaan terapeutik, sistem pendukung yang kurang adekuat.


Baca Selengkapnya...

HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume Cairan)

a. Pengertian
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002).
1) Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).
2) Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)
3) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES)



b. Etiologi
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan.
2)Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll.
3) Perdarahan.


c. Patofisiologi

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.


d. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.

Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.

e. Komplikasi


Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2) Renjatan hipovolemik.
3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.


f. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang.
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak - anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria.


g. Penatalaksanaan Medis


1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit.
2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3) Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif)
4)Tindak an terhadap penyebab dasar.\


h. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga


Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut :
1) Tanda dan gejala hipovolemia.
2) Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi.
3) Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping.

keyword
Asuhan Keperawatan Hipovolemia, Askep Hipovolemia, Askep Gangguan Volume Cairan, Laporan Pendahuluan Gangguan Volume Cairan Tubuh
Baca Selengkapnya...

Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium. Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum


Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara:
1) Diffusi
2) Filtrasi
3) Osmosis
4) Aktif Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas.Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :
a) Permeabilitas membran kapiler dan sel
b) Konsenterasi
c) Potensial listrik
d) Perbedaan tekanan.

Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membran sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif.

Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal. Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
Baca Selengkapnya...

Proporsi Cairan Tubuh

Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain :


Proporsi Cairan Tubuh
a. Umur
b. Kondisi lemak tubuh
c. Sex


Perhatikan uraian berikut ini :
1) Bayi (baru lahir) 75 %
2) Dewasa :
a. Pria (20-40 tahun) 60 %
b. Wanita (20-40 tahun) 50 %

3) Usia Lanjut 45-50 %

Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.




Elektrolit Utama Tubuh Manusia

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).

Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intraseluler maupun pada plasma terinci dalam tabel di bawah ini :

Plasma Interstitial
a. Kation :
Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca++), Magnesium (Mg ++)
b. Anion :
Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Fosfat (HPO42-), Sulfat (SO42-), Protein

Baca Selengkapnya...

Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi Cairan dan Elektrolit

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.


Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.

Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna. (http://lensaaskep.blog.com/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html)

Pengaturan Volume Cairan Tubuh

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme.
a. Intake Cairan :
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme. Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b. Output Cairan :
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1) Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat

Baca Selengkapnya...

[Budaya] Permainan Rakyat Indonesia

Posting lagi tentang budaya nih, jangan salah blog ini walaupun tentang kesehatan tidak menutup kemungkinan akan memposting tentang Budaya karena Akper juga cinta budaya Indonesia. salah satu budaya Indonesia adalah permainannya yang paling banyak di sukai sebagian besar anak-anak bahkan orang dewasa. mari lestarikan budaya Indonesia
berikut daftar permainan Rakyat Indonesia beserta penjelasannya


Kering-keringan (petak umpet)

Kring-kringan atau secara nasional dikenal dengan petak umpet merupakan permainan yang lazim dimainkan oleh anak-anak di bali. Permainan ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan nama yang berlainan tetapi aturannya hampir mirip.

Aturan permainan :

* Permaian diikuti oleh paling sedikit 3 orang.
* 1 orang sebagai penjaga atau yang bertugas sebagai peserta yang mencari/mengejar peserta yang sembunyi.
* Sedangkan pemain lainnya bersembunyi di sekitar arena yang telah disepakati.
* Ketika peserta sembunyi penjaga harus menutup mata dan mulai menghitung sampai dari satu sampai sepuluh.
* Setelah hitungan ke sepuluh penjaga boleh membuka mata dan mulai melakukan pencarian peserta yang sembunyi.
* Ketika penjaga berhasil menangkap salah satu peserta yang sembunyi maka penjaga di gantikan oleh peserta yang ditangkap paling pertama.


Untuk menentukan yang menjadi penjaga pertama kali dapat diundi dengat suit.


Meong-meongan

Meong-meongan merupakan permainan tradisional masyarakat bali yang umum dimainkan oleh anak-anak di bali diiringi dengan nyanyian lagu meong-meong. Permainan ini menggambarkan usaha dari si kucing atau dalam bahasa bali disebut meng untuk menagkap si tikus atau bikul.

Dalam permainan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 8 orang atau lebih dimana 1 orang memerankan bikul (tikus) satu orang memerankan sebagai meng (kucing) dan yang lainnya bertugas melindungi bikul dari meng dengan cara membentuk lingkaran kemudian si bikul berada di dalam lingkaran sedangkan meng berada di luar lingkaran. Meng akan berusaha masuk ke dalam lingkaran dan berusaha menangkap bikul. Anak-anak yang membentuk lingkaran juga akan berusaha menghalangi meng masuk ke dalam lingkaran. Si meng baru boleh menangkap si bikul ketika lagu sudah pada kata-kata juk-juk meng juk-juk kul.


Gasing
Permainan gasing hampir terdapat di seluruh wilayah di Indonesia. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 7-17 tahun, bisa dilakukan perorangan maupun beregu. Gasing biasanya terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa dengan bagian yang lancip di bagian bawahnya. Permainan ini bersifat kompetitif, mengadu ketangkasan dan keterampilan dalam memutar gasing.

Ular Naga
Permainan berkelompok yang dimainkan oleh minimal 4-5 orang, 2 orang sebagai pembuat gerbang (kiri-kanan), yang lainnya netral berbaris melingkar membentuk angka 8 melewati gerbang yang di buat. Anak yang tepat berada di tengah-tengah gerbang pada saat lagu berakhir akan di tutup dan di berikan pilihan rahasia untuk bergabung dengan kelompok gerbang kiri atau gerbang kanan. Siapa yang pengikutnya paling banyak dia lah yang menang, dan yang kalah harus menangkap orang yang paling belakang dari lawannya. (Maaf kalau bahasanya kurang tepat)

Lagu untuk permainan Ular Naga:

5 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 3 0 0 0

Ular naga panjangnya, bukan kepalang

6 6 6 7 i 7 2 i 6 i 7 6 5 0 0 0

Menjalar-jalar selalu kian kemari

4 4 4 4 6 0 5 4 3 2 3 4 5 0 0 0

Umpan yang lezat, itulah yang di cari

6 i 7 6 5 0 2 4 3 0 2 0 1

Ini dianya, yang ter be la kang


Dalam lingkungan permainan anak-anak di Bali permainan ini juga di kenal dengan nama Curik-Curik.

Lagu untuk permainan curik-curik:

3 5 3 5 0 3 5 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 3 5 0 3 2 1

Curik-curik semental layang layang boko boko, tiang meli po_h-e,

3 3 3 3 1 2 3 2 5 3 2 1 3 3 3 3 1 2 3 2 5 3 2 1 1 1 1 1

aji satak aji satu_s ke_peng, mara bakat anak bagu_s pe_ceng, enjok-enjok


Benteng-bentengan/pal-palan/pris-prisan
permainan terdiri dari 2 kelompok, inti dari permainan ini adalah banyak2an siapa yang berhasil menduduki benteng lawan ( dengan simbolnya menyentuh benteng lawan ). Setiap team akan menjaga bentengnya benteng ( bentuk dan bendanya terserah, biasanya tiang listrik, pohon, tembok, dll ) sekaligus menyerang benteng lawan. Setiap penyerang yang sudah jauh meninggalkan bentengnya, akan bisa ditangkap oleh penjaga, dan jika tertangkap penyerang akan menjadi tawanan. Dan harus di selamatkan oleh kawannya untuk bisa bermain lagi. kelompok yang berhasil lebih banyak mendudukin benteng lawan, itu lah yang menang.


EGRANG DAN BOY-BOYAN
Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti : sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20cm. Cara memainkannya adalah dengan berlomba berjalan menggunakan egrang tersebut dari satu sisi lapangan ke sisi lainnya. Orang yang paling cepat dan tidak terjatuh dialah pemenangnya.
BOY-BOYAN adalah Permainan tradisonal dengan total lima sampai sepuluh orang. Model permainannya yaitu menyusun lempengan batu, biasanya diambil dari pecahan genting atau pocelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya bervariasi, biasanya terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik, empuk dan tidak keras, sehingga tidak melukai. Satu orang sebagai penjaga lempengan, yang lainnya kemudian bergantian melempar tumpukan lempengan itu dengan bola sampai roboh semua. Setelah roboh maka penjaga harus mengambil bola dan melemparkannya ke anggauta lain yang melempar bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang gatian menjadi penjaga lempengannya.


Tilako
Di daerah Tanah Kaili cukup banyak jenis permainan Tradisional, tapi sayang sekali permainan itu jarang menggunakan peralatan yang diolah secara artistik oleh akal budi dan tangan manusia. Permainan-permainan itu memang menggunakan alat, akan tetapi alat-alat itu merupakan benda alam yang polos dan murni.

Tilako = Kalempa

Menurut etimologinya Tilako = Ti - lako
Kalempa = Ka + lempa
Tilako = Ti sebagai awalan.
Lako boleh berarti : langkah, jalan dari, dari mana.
Tilako = alat yang dipakai untuk melangkah / berjalan
Kalempa = Ka sebagai awalan lempa berarti datang dari langkah.
Tilako dari dialek Ledo sedang, sedangkan Kalempa dialek Rai.
Notilako = Bermain Tilako.
Bahan : Bambu dan boleh juga dari pelepah sagu dan tempurung.
Bentuk : Panjang.
Makna : Sebagai lambang kedewasaan, ketangkasan dan lambang keberanian dalam permainan tersebut;
Warna : Sesuai dengan warna bambu aslinya.

Cara pembuatannya

Untuk membuat Tilako atau Kalempa tersebut, dipilih bambu yang bentuknya lurus dan sudah tua, terutama volo vatu kemudian dikeringkan. Cara membuatnya bambu bata (volo vatu); pada bagian ujungnya yang bergaris tengah lebih kurang 3 cm atau sebesar sela ibu jari kaki dengan jari lainnya dan panjang ± 3 1/2 - 3 cm sebanyak 2 (dua) batang. Ranting-rantingnya dibersihkan lalu kedua batang bambu diukur sama panjang, dan diusahakan ruas-ruasnya tepat satu dengan yang lainnya bila ditegakkan. Disamping bambu yang panjang ± 2 1/2 - 3 m, disiapkan pula bambu yang agak besar panjangnya lebih kurang sama panjangnya dengan tapak kaki pemakai. Jadi bukan merupakan ukuran yang tetap dari masing-masing bambu tersebut. Bambu yang berukuran pendek itu salah satu ujungnya masih ada ruas (bukunya). Pada bagian yang ada ruas (buku) tersebut dilobangi sebesar bambu yang panjang tadi.

Perlu diperhatikan bahwa lubang itu tidak boleh terlalu besar, akan tetapi diperhitungkan, agar dapat tersangkut pada ruas (buku) bambu panjang dengan perkiraan ± 1/2 - / 4 meter atau lebih, dari bagian pangkalnya. Bambu yang panjang ini berfungsi sebagai kaki tegak berdiri, sedangkan bambu yang pendek berfungsi untuk tempat tapak kaki. Selesai kedua bambu pendek tadi dilubangi, lalu dimasukka pada bambu yang panjang dari bagian ujungnya yang kecil. Perlahan-lahan dimasukkan pada posisi tegak, sampai kandas pada bagian ruas (buku), sesuai kehendak pemakai yang ditentukan sejak awal ukurannya. Tetapi ada pula cara lain yakni pada bambu pajang dibuatkan pasak pangkal untuk memakan tempat kaki dengan cara melubanginya. hal ini dianggap kurang kuat karena bambu panjang tersebut dilubangi, dan kadang-kadang kayu pasak sebagai penahan biasanya patah.

Fungsinya

Tilako atau Kalempa ini berfungsi sebagai alat hiburan anak-anak dalam bermain bersama teman-temannya. Waktu bermain utamanya pada sore hari, pagi dan kadang-kadang waktu malam, bila bulan terang.

Tilako atau Kalempa, seringkali pula digunakan untuk berlomba lari atau saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu kepada kaki bambu temannya. Jadi Notilako atau Nokalempa adalah permainan untuk santai sambil menghibur diri.

Cara memainkannya

Permainan ini dilakukan oleh anak-anak umur 7 - 13 tahun, pada umumnya anak laki-laki dan hanya sebagian kecil anak perempuan. Kedua bambu dipegang kuat dalam posisi tegak, kemudian salah satu kaki diangkat tepat mengenai bambu pendek sebagai tempat kaki kemudian kaki yang satunya ikut diangkat. Pada saat ini sangat diperlukan keseimbangan agar tidak jatuh. Ibu jari kaki dan jari yang satu dijepitkan pada bambu panjang, dan apabila sudah seimbang, maka jari menjepit ikut menentukan kekuatan disamping tangan yang memegang, untuk mengangkat dan melangkah seperti lagaknya orang berjalan. apabila telah dikuasai keseimbangannya, biasa pula anak memberikan fariasi bunyi yang indah, dengan cara-cara memukul-mukulkan bambu itu pada bagian atas yang dipegang dan diselingi pukulan pada kedua kaki bawah. Melangkah dan berhenti sambil memukul-mukulkan kedua bambu itu dengan iramanya, begitu seterusnya hingga mereka puas.

Kalau tempat kaki itu agak tinggi, anak-anak biasa naik tangga, dan dari situlah mereka mulai berjalan, begitu pula sebaliknya kalau mereka turun dari Tilako itu. Siapa diantara mereka dapat menggunakan tilako atau kalempa yang tinggi tempat kakinya, maka dialah yang dianggap jago. Permainan ini tidak diikat dalam satu kelompok dan tidak pula terikat dengan lama waktu yang digunakan. Jadi singkatnya permainan ini bebas dilakukan dalam arti jumlah pemain dan lamanya permainan.

Persebarannyahttp://www.blogger.com/img/blank.gif

Sampai sekarang tilako atau kalempa sudah jarang dan bahkan hampir-hampir tak ada lagi. Dahulu, hampir semua anak desa di daerah Tanah Kaili mampu bermain tilako atau kalempa ini, karena di seluruh desa banyak tumbuh jenis pohon jambu, yang dibuat alat permainan.




Sekian dulu Permainan Rakyat Indonesianya, Kapan-kapan di posting yang lebih banyak lagi...

Sumber


LESTARIKAN BUDAYA INDONESIA

Baca Selengkapnya...

Macam-macam Tarian di Indonesia

Download Macam-macam tarian di Indonesia. Listna sudah saya kumpulkan dari berbagai sumber, jika tugas-tugas sekolah terlalu banyak langsung saja di download, siap di pakai. jangan lupa lestarikan budaya Indonesia.. Baca selanjutnya..



Download Tarian seluruh indonesia disini


Silahkan baca-baca artikel yang lain dan jangan lupa tinggalkan komentar.. Ok !!
Baca Selengkapnya...

Asuhan Keperawatan Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur dapat dibagi menjadi :

1. Fraktur tertutup (closed)
2. Fraktur Terbuka


Download Asuhan keperawatan fraktur lengkap hanya di akperku.blogspot.com.
Askep ini terdiri dari laporan pendahuluan Fraktur dan PEngkajian hingga Intervensi keperawatan

Silahkan di dowmload di sini

Terima kasih sudah berkunjung... Silahkan baca-baca Artikel yang lain dan jangan lupa tinggalkan komentarnya :)
Baca Selengkapnya...

Makalah tentang Virus Komputer

Belakangan ini banyak sekali search index dengan kata kunci virus komputer, oleh karena itu Makalah ini sudah saya susun untuk teman2 untuk kepentingan tugas sekolah.
Makalah tentnag virus komputer mengulas semua sejarah virus komputer hingga saat ini.


Silahkan di download makalah komputer di sini

jangan lupa baca-baca artikel lainnya yah.. !! salam blogger
Baca Selengkapnya...

[TIPS] Flu Jangan Langsung "Dihajar" Antibiotik

KOMPAS.com — "Saya pernah membaca artikel yang bilang bahwa flu tak boleh diobati dengan antibiotik. Berdasarkan pengalaman, saat berobat ke dokter karena flu, salah satu obat yang diberikan adalah antibiotik, dan harus dihabiskan. Mana yang benar?" (Shinta, via e-mail)

Flu yang dimaksud mungkin batuk-pilek biasa yang umumnya disebabkan oleh virus, demikian menurut dr Alyya Siddiqa, SpFK, dokter spesialis farmakologi klinis dan dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Penyakit yang disebabkan virus tidak perlu diobati dengan antibiotik karena fungsi antibiotik adalah mematikan bakteri. Pemberian antibiotik jadi tidak berguna, kecuali dokter menduga telah terjadi infeksi bakteri. Namun, ini pun bukan untuk penyakit common cold.

Kita baru butuh antibiotik bila terserang flu yang penyebabnya adalah bakteri. Pemberian antibiotik rutin kepada pasien flu biasa memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan resistensi (kekebalan) kuman terhadap antibiotik tersebut. Bila sudah terjadi resistensi, kuman pun lebih sulit mati. Akibatnya, diperlukan antibiotik yang lebih ampuh untuk mematikannya.

Penyakit flu yang diakibatkan virus adalah self-limiting disease, artinya bisa sembuh sendiri. Bila Anda terkena flu biasa atau batuk-pilek, cukup tingkatkan stamina tubuh dengan cara makan makanan bergizi agar tubuh sehat kembali. Juga, minum air putih yang banyak dan cukup istirahat.

Sumber: Female.kompas.com
Baca Selengkapnya...

Harusnya Feses/Tinja Mengapung atau Tenggelam?

KOMPAS.com - Ketika sedang menunaikan "kewajiban" di toilet, pernahkah Anda memperhatikan bagaimana rupa hasil buangan Anda? Menyimak tinja yang masuk ke kloset bukan suatu kegiatan yang dilakukan untuk iseng, lho. Mengetahui bagaimana bentuk, warna, bau, hingga apakah tinja mengapung atau tenggelam di dasar kloset, bisa memberikan informasi mengenai pola makan kita dan apakah tubuh kita mencernanya dengan baik.


Pada dasarnya, tinja adalah hasil akhir dari tubuh dalam memproses nutrisi yang diperlukan dari makanan, dan membuang sisanya. “BAB penting bagi kesehatan, karena hal itu merupakan cara alami tubuh dalam mengeluarkan sampah dari tubuh," tukas Eric Esrailian, MD, kepala seksi gastroenterology di David Geffen School of Medicine at UCLA.

Kondisi kotoran yang normal tergantung dari apa yang biasa terjadi pada Anda. Ingin tahu bagaimana kondisi feses yang normal, perhatikan hal berikut.

Suaranya ketika jatuh. Kesan pertama dari kotoran bisa diketahui dari suaranya ketika nyemplung ke dalam air. "Jika suaranya seperti bom, 'plop, plop, plop', hal itu kurang baik karena artinya Anda mengalami sembelit. Artinya (sisa) makanan terlalu keras ketika tiba waktunya dikeluarkan. Seharusnya tinja masuk ke air seperti ketika seorang penyelam terjun ke air, swoosh... begitu," kata Dr Mehmet Oz, ahli bedah kardiotoraks dari Columbia University.

Frekuensinya. “Tidak ada ukuran normal mengenai frekuensi BAB, yang ada adalah rata-rata," ujar Bernard Aserkoff, MD, dokter di GI Unit, Massachusetts General Hospital, Boston. Yang disebut rata-rata tersebut bisa sekali atau dua kali sehari, namun banyak pula orang yang BAB lebih dari dua kali sehari. Ada yang dua hari sekali baru BAB, bahkan ada yang hanya sekali atau dua kali seminggu. Selama Anda masih merasa nyaman, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Warnanya. Tinja biasanya berwarna coklat, diakibatkan oleh air empedu yang diproduksi di liver. Menurut Aserkoff, hal ini diperlukan untuk proses pencernaan. Makanan yang kita makan umumnya membutuhkan waktu tiga hari, sejak dikonsumsi, hingga berakhir di toilet. Jika proses pembuangan itu berlangsung lebih cepat, tinja biasanya akan berwarna kehijauan, karena hijau adalah satu dari warna-warna pertama dalam proses pencernaan. Warna tersebut juga harus diwaspadai jika perubahannya terjadi secara drastis. "Jika warnanya hitam, itu bisa berarti Anda mengalami pendarahan di dalam, kemungkinan akibat luka atau kanker," katanya.

Kotoran yang berwarna lebih terang, seperti abu-abu, juga perlu diwaspadai jika hal itu berbeda dari biasanya. Meskipun tidak sering terjadi, kotoran yang berwarna terang bisa merupakan gejala penyakit liver.

Ukuran dan bentuknya.
"Bentuknya seharusnya seperti huruf S, dan Anda harus yakin warnanya normal, karena warna tinja menunjukkan bagaimana Anda menghasilkannya," ujar Dr Oz. Bentuknya harus utuh memanjang. Makanan (yang sehat) sebenarnya bisa menjadi "obat" bagi tubuh Anda. Tinja yang terpotong-potong sebelum Anda selesai mencerna makanan menandakan Anda tidak cukup menyisakannya untuk dikeluarkan dengan cara yang benar. Kemungkinan, makanan itu juga melukai usus yang harus memprosesnya.

Bau. Wajarlah bila feses berbau tak sedap. Jika Anda meninggalkan toilet setelah BAB dan baunya masih tertinggal hingga 1 atau 2 jam sesudahnya, hal ini juga normal. Bahkan, bisa jadi merupakan pertanda baik karena isi perut Anda dipenuhi dengan bakteri yang bekerja keras untuk menjaga Anda tetap sehat. Isi perut Anda diserbu oleh milyaran bakteri yang meningkatkan sistem pencernaan dan proses metabolisme. Bakteri inilah yang menjadi penyebab mengapa kotoran berbau, yaitu akibat aktivitas bakteri di dalam perut Anda.

Mengapung atau tenggelam?
Apakah mengambang atau tenggelam, tergantung dari apa yang Anda makan. Pola makan yang baik menyebabkan feses tenggelam di dasar kloset. Artinya, Anda mengonsumsi cukup banyak serat dan nutrisi lainnya. Sedangkan kotoran akan mengapung bila Anda mengonsumsi terlalu banyak lemak. Peningkatan kadar nutrisi dalam tinja yang disediakan untuk bakteri normal yang hidup di saluran pencernaan, akan menghasilkan lebih banyak gas. Bila gas itu tak punya kesempatan untuk keluar (sebagai kentut), akibatnya tinja yang mengandung gas itu mengapung.

Oleh karena itu, jangan pernah menahan kentut. Menurut Dr Oz, rata-rata orang akan kentut 14 kali dalam sehari. Dan, kurang dari satu persennya biasanya berbau.

Berdarah?
Bila Anda sudah lama tidak BAB, ketika akhirnya BAB, tinja menjadi keras. Lalu, tinja yang keras melukai anus sehingga berdarah. Namun kadang-kadang darah juga muncul saat Anda tidak mengalami sembelit. Menurut Esrailian, darah yang ada dalam kotoran adalah salah satu peringatan yang paling menuntut perhatian. Darah bisa merupakan gejala dari masalah yang lebih besar, seperti kanker. Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter, terutama bila keluarga Anda memiliki sejarah penyakit kanker usus besar.

female.kompas.com

Baca Selengkapnya...

Masih Muda Kolesterol Tinggi? Kok Bisa ?

KOMPAS.com - Biasanya kaum muda belum terlalu khawatir terhadap kolesterol tinggi. Kekhawatiran baru datang ketika usia sudah merayap paruh baya. Namun, fakta yang terjadi belakangan ini bicara lain. Contohnya seperti yang terjadi pada Sinta, seorang karyawati berusia 28 tahun. Beberapa bulan belakangan ini, ia sering mengeluh sakit kepala. Awalnya, Sinta mengira hal itu terjadi karena stres. Tetapi, setelah memeriksakan diri ke dokter, barulah ketahuan bahwa ia mengidap kolesterol tinggi.

Namun, menurut dr Cornel Fleming, dokter umum yang berpraktik di London, sakit kepala tidak bisa serta-merta dianggap sebagai gejala kolesterol. "Sakit kepala bisa berarti apa saja. Kolesterol tinggi nyaris tidak menimbulkan gejala, terutama dalam pandangan awam. Namun risikonya bisa berbahaya, bisa menyebabkan stroke, lumpuh, penyakit jantung, dan gangguan pankreas," demikian Fleming menjelaskan.
Lebih lanjut Fleming menganjurkan kita supaya tidak terlalu memandang buruk kolesterol. Pasalnya, kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang penting bagi tubuh. Kolesterol dibutuhkan guna mendukung fungsi sistem organ vital dan metabolisme tubuh. Kolesterol harus dijaga agar kadar lemak baik (HDL) tinggi dan lemak jahat (LDL) rendah supaya tidak divonis mengidap kolesterol tinggi.
Penyebab kolesterol tinggi

1. Pilihan makanan yang kurang sehat


Supaya lebih jelas apa saja pilihan makanan yang sebaiknya dihindari atau disikapi hati-hati, lihat tabel di bawah ini.
Jenis makanan dan jumlah kolesterolnya (mg/10 gr)
Cumi-cumi, 1170
Kuning telur, 2000
Otak sapi, 2300
Telur puyuh, 3640
Susu sapi, 250
Margarin, 300
Jeroan sapi, 380
Tiram, 450
Jeroan kambing, 610

2. Kurang aktivitas fisik


Jangan terlena duduk atau bersantai terlalu banyak tanpa bergerak. Segera turun dan berjalan-jalanlah. Jangan lupa juga untuk berolahraga minimal 2-3 kali seminggu selama 30 menit per sesi. Olahraga atau aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan kolesterol baik, dan menurunkan kolesterol jahat.

3. Merokok


Merokok mungkin memengaruhi sistem kardiovaskular dalam berbagai cara, termasuk penurunan kadar oksigen dan memicu proses kerusakan jantung itu sendiri. Beberapa penelitian juga menunjukkan bukti bahwa merokok dapat menurunkan kolesterol baik dan meningkatkan kolesterol jahat. Ini diungkapkan peneliti utama Dr Adam Gepner dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health di Madison, Amerika Serikat, kepada Reuters Health.

4. Umur dan jenis kelamin

Setelah mencapai usia 20, kadar kolesterol Anda mulai bangkit dengan sangat perlahan. Pada laki-laki, umumnya kolesterol tinggi menetap setelah umur 50. Pada perempuan, level kolesterol tetap rendah sampai tiba masa menopause. Setelah itu naik ke sekitar tingkat yang sama seperti pada laki-laki. Perlu dicatat, hal ini berlaku jika kondisi tubuh Anda cukup sehat dan tidak dirusak dengan gaya hidup, lho.

5. Berat badan berlebih

Salah satu tanda paling kentara saat berat badan sudah melambung adalah ukuran lingkar pinggang. Menurut para pakar kesehatan, lingkar pinggang melebihi normal patut diwaspadai karena itu berarti organ-organ penting tubuh sedang terancam bahaya lemak. Ukuran pinggang normal perempuan Asia adalah 80 cm, sedangkan pria 90 cm.

(Majalah CHIC/Lily Turangan)


Baca Selengkapnya...

Mengobati Penyakit Jantung Bawaan Anak Tanpa Operasi

Dr Sukman Tulus Putra - detikHealth

Jakarta, Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran, anak-anak penderita Penyakit jantung bawaan (PJB) tidak perlu lagi harus dioperasi atau bedah. Tindakan intervensi non-bedah telah banyak dilakukan banyak pusat-pusat jantung anak, termasuk di Indonesia.


Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan masalah yang cukup menonjol dalam bidang kesehatan anak. Satu dari 100 bayi yang lahir menderita PJB, mulai dari jenis yang ringan sampai yang berat atau kompleks. Dengan jumlah kelahiran bayi sekitar 4,5 juta per tahun saat ini, maka di Indonesia diperkirakan tidak kurang dari 45.000 bayi baru lahir akan menyandang penyakit jantung bawaan.

PJB memberikan kontribusi yang penting terhadap tingginya angka kematian bayi di suatu negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sekitar 30 persen bayi atau anak yang menderita PJB harus mengalami tindakan koreksi berupa operasi atau tindakan intervensi pada waktu yang optimal, agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Meskipun sampai saat ini disepakati bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan PJB dan penelitiannya pun masih terus dilakukan, namun perkembangan pengobatan PJB pada anak sudah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Perkembangan yang paling signifikan saat ini adalah tindakan intervensi non-bedah yang telah banyak dilakukan di banyak pusat-pusat jantung anak, termasuk di Indonesia.

Tanpa Operasi atau Tanpa Bedah
Anak-anak penyandang PJB sebagian besar harus mengalami tindakan operasi yang tentu saja mempunyai risiko tidak kecil. Selain sangat menimbulkan kekhawatiran pada orangtua dan keluarga, tindakan orperasi jantung terbukan (dengan by-pass) pada anak memerlukan berbagai fasilitas yang memadai mulai dari ruang operasi, perawatan intensif (ICU), serta tenaga profesional terdidik dan terlatih, seperti ahli bedah jantung, anestesi, perfusionis, dan perawatan terlatih. Di samping itu, pasien anak juga memerlukan perawatan lebih lama dibanding pasien dewasa. Tambahan lagi, tindakan operasi akan meninggalkan bekas luka bedah di sekitar dada atau dinding dada.

Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran, khususnya dalam bidang intervensi kardiologi anak (interventional pediatric cardiology), sebagian anak-anak penderita PJB tidak perlu lagi mengalami operasi atau pembedahan. Beberapa PJB yang sering ditemukan, seperti PDA (patent ductus arteriosus), ASD (atrial septal defects), dan VSD (ventricular septal defects) dapat dikoreksi dengan menggunakan 'perangkat' berupa Coils atau Amplatzer Occluder.

Intervensi untuk PJB
Beberapa PJB dapat dikoreksi dengan Amplatzer Occluder, antara lain:


PDA (Patent Ductus Arteriosus)
PDA adalah kelainan pada saluran yang menghubungkan antara pembuluh darah yang ada di jantung (aorta dan arteri pulmonalis). PDA menempati 5-19 persen porsi kasus PJB yang ada dan lebih sering ditemukan pada anak perempuan.

Saat ini pengobatan PDA dengan prosedur intervensi (transcatheter closure) sudah merupakan metode terpilih sejak dekade terakhir. Kecuali bila ukuran PDA tidak sesuai, misalnya terlalu besar atau terjadi pada bayi-bayi kecil, termasuk bayi baru lahir.

PDA memerlukan penutupan untuk menghindari terjadinya gagal jantung. Penutupan dilakukan dengan menggunakan perangkat (Coils dan Amplatzer Duct Onccluder) melalui prosedur seperti kateterisasi jantung biasa. Banyak studi yang dilakakukan di pusat-pusat pelayanan jantung diseluruh dunia menunjukkan bahwa prosedur penutupan PDA tanpa operasi ini sangat efektif dengan tingkat keberhasilan sampai 99%.

ASD (Atrial Septal Defects)
ASD sekitar 19% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Sering kali tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi bila sudah parah anak akan menunjukkan gejala sesak napas, cepat lelah dan exercise intolerance (kemampuan beraktivitas) menurun. Dulu, ASD harus dikoreksi dengan tindakan bedah menggunakan prosedur operasi terbuka (open heart surgery), dengan mesin paru-jantung, yang tentu saja mempunyai risiko yang tidak kecil.

Kini, teknik penutupan ASD tanpa operasi dengan menggunakan perangkat (transcatheter closure) merupakan salah satu pilihan yang sudah banyak dikerjakan di seluruh dunia dengan hasil yang sangat memuaskan. Penutupan ASD dengan menggunakan Amplatzer Septal Occluder (ASO) telah banyak dilaporkan menunjukkan efektivitas yang tinggi dan aman.

VSD (Ventricular Septal Defects)
Merupakan jenis PJB yang paling sering ditemukan pada anak dengan persentasi sekitar 20%-25%. VSD dapat menimbulkan peningkatan aliran darah menuju paru-paru sehingga dapat menyebabkan timbulnya gagal jantung. Penutupan VSD dengan prosedur intervensi menggunakan Amplatzer Ventricle Occluder (AVO) merupakan suatu alternatif pengobatan tanpa operasi.

Penutupan VSD dengan menggunakan AVO cukup efektif dan aman, namun perlu diwaspadai terjadinya komplikasi yang berupa terhambatnya aliran pembuluh darah secara total pada atrioventricular (AV block). Komplikasi ini dapat terjadi akibat pemasangan perangkat AVO dengan ukuran yang lebih besar daripada ukuran defeknya (kelainannya).

Penulis:
Dr. Sukman Tulus Putra, SpA (K) FACC, FESC
Tim Dokter Spesialis Jantung Anak Eka Hospital BSD Tangerang

(ir/ir)

Baca Selengkapnya...

Obesitas dan Penyakit Jantung

Siapa bilang obesitas tidak mempengaruhi penyakit jantung, berikut kutipan dari heartdisease.about.com


Layanan pencegahan AS Task Force (USPSTF) telah merilis satu set baru rekomendasi pada identifikasi dan mengobati obesitas.
Rekomendasi baru diharuskan kepada masalah obesitas tumbuh antara Amerika, dan kegagalan umum dari dokter AS untuk mendesak pasien untuk menurunkan berat badan. Para USPSTF mencatat bahwa prevalensi obesitas pada orang dewasa AS telah meningkat dari 13% sampai 31% hanya dalam 40 tahun, dan bahwa hanya 42% dari orang-orang dewasa obesitas telah menerima saran dari dokter mereka menurunkan berat badan. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, serta untuk sejumlah disoders medis lainnya, dan kehilangan berat badan dapat sangat mengurangi risiko itu.
Gugus tugas merekomendasikan bahwa dokter menghitung pasien mereka 'BMI (indeks massa tubuh) sebagai titik awal, untuk menilai pasien yang membutuhkan konseling.
BMI lebih dari 25 menunjukkan Anda kelebihan berat badan, BMI 30 atau lebih tinggi menunjukkan Anda mengalami obesitas. Karena BMI adalah berat badan pasien dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam meter kuadrat, satu dapat dengan mudah melihat mengapa, sampai sekarang, dokter tidak melakukan perhitungan. (Angkat tangan Anda jika Anda tahu berat badan Anda dalam kg atau tinggi badan Anda dalam meter.) Namun, mudah-ke-menggunakan kalkulator BMI yang sekarang tersedia. Klik di sini untuk on-line mudah BMI kalkulator , berdasarkan tinggi di kaki dan inci, dan berat dalam pound.
Banyak juga laporan tentang efektivitas metode penurunan berat badan beragam. Hal ini melaporkan bahwa diet dan obat-obatan hasil, rata-rata, penurunan berat badan hanya sederhana. Pendekatan bedah, di sisi lain, dapat menghasilkan penurunan berat badan yang dramatis - hingga ratusan pound. Ada beberapa pendekatan bedah dengan kegemukan, termasuk bypass lambung dan gastric banding. Namun, operasi membawa risiko dan mahal, sehingga umumnya diperuntukkan bagi mereka yang extremly obesitas (BMI di atas 40) dan dengan demikian resiko yang medis dari obesitas sangat tinggi.
Sebagian besar pasien obesitas sudah tahu mereka kelebihan berat badan dan obesitas yang tidak sehat. Memberitahu mereka tentang hal itu dapat membuat mereka marah atau frustrasi mereka, tapi mungkin tidak akan menerangi mereka. Sejak dokter umumnya tidak memiliki kata-kata ajaib atau metode untuk membuat pasien kehilangan berat badan, hal ini setidaknya sedikit dimengerti bahwa banyak dari mereka memilih untuk tidak membuat kesepakatan besar tentang hal itu.
Namun, itu berpotensi dalam kekuasaan pasien untuk kehilangan sejumlah besar berat badan, meskipun biasanya membutuhkan perubahan lengkap dalam gaya hidup, sikap, dan mungkin kepribadian (misalnya, itu jauh lebih dari sekedar diet.) Bagi beberapa pasien yang telah di mereka untuk mencapai prestasi ini, mungkin kata-kata dari dokter yang akhirnya merangsang mereka untuk usaha. Ini adalah pekerjaan dokter, dalam kasus ini, untuk menganggap tidak mungkin, dan sepenuhnya menginformasikan pasien mereka seperti apa yang dipertaruhkan.


KataKunci:
Pengaruh Obesitas dengan penyakit jantung , BAhaya penyakit jantung , kegemukan , informasi seputar penyakit jantung , askep penyakit jantung

Baca Selengkapnya...

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS )

A. Pengertian

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kasadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri da bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karna itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.

Rumah Tangga Ber-PHBS berarti mampu menjaga,meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang konduktif untuk hidup sehat.

Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah/ kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalaankan secara efektif.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategiyang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga. artinya harus ada komunikasi antara kader dengan kaluarga/ masyarakat atau memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.

B. Tujuan PHBS

1. Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota seluruh Indonesia
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat


C. Manfaat PHBS

Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas
3. Prokduktifitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesekahatan dapat diahlikan untuk biaya investasi seperti biya pendidikan, Pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga


Manfaat Perilaku Hidup dan Sehat bagi masyarakat :
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.


D. Sasaran PHBS

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu hamil dan ibu menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia lanjut
5. Pengasuh anak


E. Indikator dan Definisi Operasional PHBS

Pembinasan PHBS di rumah tangga dilakukun untuk mewujudkan Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS da Rumah Tangga. Namun, apabila dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi hanya 7 indikator


Indikator PHBS di rumah tangga :
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Definisi Operasional :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan,dokter umum dan bidan).
2. Memberi Bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan mandapat ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau Buku KIA.
4. Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu: tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencermar seperti tempat penampungan kotoran atau limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan sabun.
6. *sebagian teks hilang*



Baca Selengkapnya...

Jalur Rintangan Untuk Angkatan IV

Beberapa tahun lalu sudah di lewati oleh angkatan IV, semua berlalu terlalu cepat seperti tidak sempat lagi bernafas ketika di hadapkan dengan rintangan terakhir untuk mendapatkan gelar " Ahli Madya Keperawatan ", Rumor yang beredar september adalah hari perpisahan untuk Angkatan IV sebagai Senior di kampus putih dan saatnya memberikan gelar itu kepada Angkatan V dan mengemban tugas menjaga dan membimbing adik-adik tingkat selama proses perkuliahan.


Kami sadar itu semua sudah di depan mata namun untuk menyelesaikan itu semua tidak mudah, masih ada beberapa rintangan yang harus di lewati. Ok akan saya jelaskan satu-persatu rintangan-rintangan itu dengan versi CaCad...

1. Menyusun/mencari Judul KTI
Apaa?? Judul ?? Oh my God !!! kok cepat sekali di suruh cari judul KTI? itu pasti yang dikatakan 100,1% dari Mahasiswa angkatan IV (ctt: 0,1% dari hewan-hewan yang berkeliaran di kampus), ada yang sibuk buka kamus untuk cari pengertian "Judul", Ada yang segera menelpon 911 untuk menanyakan apa itu judul. tapi di Blog ini rekan-rekan semua bakal tau apa yang dimaksud dengan judul.

Okeh... Judul KTI adalah Pintu gerbang menuju UJIAN akhir. dengan mendeklarasikan Judul anda, anda telah menyatakan siap maju ke medan pertempuran. Contoh Judul-judul KTI dapat di peroleh di rumahnya Om Google.

CONTOH JUDUL KTI
"Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Hipertensi di Ruang XXX tahun xxxx"

ok kita lanjut ke rintangan ke 2...


2. MEncari Referensi
Setelah mendapatkan judul teman-teman semua sudah pasti ada bayangan tentang referensi apa saja yang harus di buru. beberapa tempat yang bagus untuk mencari referensi :
a. Perpustakaan Umum Lokal
Silahkan tanya orang-orang sekitar anda dimanakah perpustakaan umum di daerah
anda, terutama di samping anda yang lagi senyum-senyum baca blog ini.
b. Perpustakaan Umum nonLokal
Berikut daftar kota yang bisa dikunjungi: Bandung, Jakarta, Jogja, Surabaya,
atau Singapore, India, German, Jepang, Cina, Amerika dll (Nb: List negara
bukan daftar tempat untuk bulan madu dan tidak ada larangan jika mau ke negara
tersebut.

Tips mencari Referensi

- Jangan mencari referensi di sembarang tempat
- Jaga kantong anda tetap tebal
- Pastikan Sesuai dengan judul
- Dan pastikan tepat waktu, jangan sampai saat anda mencari referensi teman anda yang lain sudah memakai TOGA


3. Proposal

Proposal adalah awal dari KTI dimana terdiri dari Bab I s/d Bab IV.
tips: Rajin-rajinlah konsul ke Dosen pembimbing, semakin sering semakin baik.. okeh itu saja


4. Ujian Proposal

Ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, perasaannya sama seperti ketika mau menghadapi Ujian Akhir nasional SMA. kita di hadapkan oleh 1 dosen penguji dan 2 dosen pembimbing. Nasib tragis buat mahasiswa yang mendapatkan dosen Killer yang akan mengujinya sampai titik darah penghabisan. Tips: tetap tenang, jawab semua pertanyaan dengan baik sesuai dengan kenyataan. jangan lupa beri bingkisan untuk dosen agar dapat Plus Plus...


5. Mulai penelitian.

yaa mulai lah penelitiannya.... semoga berhasil...


6. Ujian Komprehensif

Ujian Askep langsung di adapan pasien, Mahasiswa yang mengidap penyakit jantung diharapkan menyiapkan peralatan pertolongan pertama di takutkan jika terjadi sesuatu.
Tips: Tetap tenang di hadapan pasien, gunakan bahasa sederhana, jangan lupa komunikasi teraupetik di pakai.


7. Ujian Hasil

??? saya belum sampe kesitu.. tunggu saja..




Baca Selengkapnya...