Tugas Kuliah Mahasiswa Akper manokwari Angkatan IV
be Happy !! ^_^
lihat kesini yuk >> Membuat Toko online sekarang jadi gampanng loh, yuk lihat reviewnya
disini
Sekalian ada reverensi Bisnis yang halal loh
2.1 Pengertian
Orchitis adalah suatu
peradangan pada salah satu atau kedua
testis (buah zakar).
2.2 Etiologi
Orchitis dapat
disebabkan oleh sejumlah bakteri, missal: Escheria coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa. Orchitis juga dapat disebabkan oleh virus, terutama
virus gondangan. Orchitis sering dihubungkan dengan infeksi prostate atau
epididimis, serta manifestasi dari penyakit menular seksual.
a.
Factor resiko untuk orchitis yang
tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:
§ Immunisasi gondongan yang tidak adekuat
§ Infeksi saluran kemih berulang
§ Kelainan saluran kemih
b.
Factor resiko untuk orchitis
yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:
§ Berganti-ganti pasangan
§ Riwayat penyakit menular seksual pasangan
§ Riwayat gonorhae atau penyakit menular seksual lainnya
2.3 Manifestasi Klinis
Gejalnya berupa:
§ Pembengkakan skrotum
§ Testis yang terkena terasa berat
§ Demam
§ Dari penis keluar nanah
§ Nyeri ketika berkemih (disuria)
§ Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
§ Nyeri selangkangan
§ Semen mangandung darah
2.4 Patofisiologi
Orchitis dapat
disebabkan oleh bakteri, parasit namun virus adalah penyebab orchitis yang
paling sering. Penyebarannya melalui hematogen, biasanya dimulai secara
unilateral pada bagian bawah epididmis, infeksi dapat menyebar melalui
fenikulus spematikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya melibatkan
epididimis kandung kemih, ginjal dan testis.
Kemudian kemunculan
tanda dan gejala berkisar dari ketidakmampuan dan ketikanyamanan dari
testikuler dan edema sehingga terjadinya nyeri testikuler yang parah dan
terbentuknya edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari.
Orchitis parotiditis
adalah infeksi virus yang paling sring dilihat. Pada laki-laki biasanya terjadi
kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas dan pada beberapa
kasus terdapat kerusakan sel-sel yang menyebabkan hipogonadisme defisiensi
testosteron.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
§ Analisa air kemih
§ Pembiakan air kemih
§ Tes penyairngan untuk klamidia dan gonore
§ Pemeriksaan darah lengkap
§ Pemeriksaan kimia darah
2.6 Penatalaksanaan
Jika penyabab orchitis
adalah bakteri, virus atau jamur, maka terapi diarahkan pada organisme spesifik
yang menginfeksi. Selebihnya evaluasi skrotum, kantung es untuk mengurangi
edema skrotum, antibiotic, analgesic, dan medikasi anti-inflamasi dilakukan.
2.7 Penyimpangan KDM
Architis
Bakteri, virus,
parasit, factor resiko
Sistem haemato
Inflamasi pada testis (epididmis)
Malaui vinukulus
spermatikus menuju testis
Ds.
Gangguan eliminasu urin
|
|
|
|
Ds. Gangguan rasa nyamanb(nyeri)
Ds. Hipertermi
Ds. Disfungsi seksual
Ds. Gangguan harga diri
|
|
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a.
Pemeriksaan fisik, palpasi
skrotum, ukuran dan warna.
b.
Kaji lokasi skrotum dan ada
tidaknya nyeri
c.
Monitor tanda dan gejala
3.2 Diagnosa keperawatan
dan Intervensi
1.
Nyeri berhubungan dengan edema
pada testis
ü Kemungkinan dibuktikan oleh :
·
Keluhan rasa kronik yang hebat
·
Gelisah, merintih, tegang otot
ü Hasil yang diharapkan :
·
Melaporkan nyeri berkurang atau
hilang
·
Pasien dapat lebih rileks
·
Mampu tidur atau istirahat
dengan tenang
Intervensi
|
Rasional
|
§ Catat lokasi, lamanya intensitas nyeri, perhatikan tanda-tanda
nonverbal
|
§ Membantu mengevaluasi tempat obstruksi, genetalia sehubungan
dengan pembuluh darah yang menyuplai area. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat
mencetuskan katakutan, gellisah dan lain-lain
|
§ Jelaskan penyabab nyeri dan melaporkan ke staf atas perubahannya
|
§ Memberikan kesempatan untuk pemebrian analgesic sesuai waktu,
meningkatkan kemampuan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas
|
§ Berikan tindakan nyaman; tinggikan skrotum dengan pengalas,
berikan kompres hangat
|
§ Meningkatkan relaksasi, menurunkan ketegangan otot, membantu dalam
fase dilatasi.
|
§ Menganjurkan pasien menggunakan teknik napas dalam
|
§ Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan.
|
1.
Hipertermi berhubungan dengan
adanya iinflamasi
ü Kemungkinan dibuktikan oleh :
·
Suhu tubuh lebih dari 37, 8°C
·
Kulit kemerahan
·
Nyeri dan gelisah
ü Hasil yang diharapkan :
·
Menurunkan suhu tubuh kebatas
normal
·
Mempertahankan suhu tubuh
normal
·
Pasien lebih rileks dan tidak
gelisah
Intervensi
|
Rasional
|
§ Kaji suhu tubuh setiap jam dan sepenuhnya
|
§ Dapat mengontrol dan mengontrol dan mengetahui perubahan suhu,
evaluasi, interverensi
|
§ Kaji factor lingkungan dan perilaku yang dapat menyebabkan
hipertermia
|
§ Hipertermia dapat diperburuk oleh lingkungan atau perilaku tidak
mendukung
|
§ Anjurkan kilen banyak minum. Anjurkan pentingnya pemasukan cairan
selama panas
|
§ Hipertermia menyebabkan peningkatan haluan cairan melalui kulit
dan keringat, kebutuhan cairan meningkat secara fisiologis
|
§ Lakuakan kompres air hangat
|
§ Dapat membatu terjadinya vasodilatasi
|
2.
Disfungsi seksual berhubungan
dengan penurunan fungsi organ seksual
ü Kemungkinan dibuktikan oleh :
·
Masalah ketidakmampuan
mempunyai anak
·
Pernyataan
·
Maminta informasi
ü Hasil yang diharapkan :
·
Tampak rileks dan melaporkan
ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi
·
Menyatakan pemahaman situasi
individual
Intervensi
|
Rasional
|
§ Berikan keterbukaan pada pasien/ orang terdekat untuk membicarakan
tentang masalah inkontensia dan fungsi seksual
|
§ Ansietas dapat mempengaruhi kemampuan untuk menerima informasi
yang diberikan sebelumnya
|
§ Berikan informasi akurat tantang harapan kembalinya fungsi seksual
|
§ Edema dan infeksi skrotum data menyebabkan terganggunya aktivitas
seksual dan harapan kembali apabila edema dan infeksi dapat teratasi
|
§ Berikan lingkungan yang terbuka pada pasien untuk mendiskusikan
masalah seksualitas
|
§ Meningkatkan saling menghargai kenyakinan atau nilai tentang
subjek sensitif
|
§ Kolaborasi : rujuk ke penasehat seksual sesuai indikasi
|
§ Masalah menetap atau tidak teratasi memerlukan interverensi
professional
|
3.
Gangguan harga diri berhubungan
dengan perubahan citra tubuh dan disfungsi seksual
ü Kemungkinan dibuktikan oleh :
·
Ekspresi masalah khusus/
pernyataan tentang masalah yang dihadapi
·
Takut penolakan atau reaksi
orang terdekat
·
Menarik diri
·
Depresi
ü Hasil yang diharapkan :
·
Menyatakan masalah dan
menunjukkan yang sehat untuk menghadapinya
·
Menyatakan penerimaan diri pada
situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra tubuh
Intervensi
|
Rasional
|
§ Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien dan orang terdekat.
Diskusikan persepsi sehubungan dengan perubahan pola hidup khusus.
|
§ Memberi minat dan perhatian, memberikan kesempatan untuk
memerbaiki kesalahan.
|
§ Tindakan Kaji stress emosi pasien. Dorong pasien untuk
mengekspresikan dengan tepat
|
§ Perawat pperlu menyadari
apakah arti tindakan ini terhadap pasien untuk menghindari tindakan
kurang hati-hati atau terlalu menyendiri
|
§ Berikan informasi yang akurat, kuatkan informasi yang diberikan
sebelumnya
|
§ Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya mengasimilasi
informasi
|
§ Ketahui kekuatan individu dan identifikasi prilaku koping positif
sebelumnya
|
§ Membantu dalam membuat kekuatan yang telah ada bagi pasien untuk
dugunakan dalam situasi saat ini.
|
4.
Gangguan eliminasi urin
sehubungan dengan edema jaringan lokal dan iritasi ginjal
ü Kemungkinan dibuktikan oleh :
·
Retensi urin
·
Distensi kandung kemih
ü Hasil yang diharapkan :
·
Tidak mengalami nyeri pada saat
miksi
·
Berkemih dalam jumlah normal
dan pola biasa
Intervensi
|
Rasional
|
§ Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin
|
§ Memberikan informasi
tentnag fungsi ginjal dan adanya komplikasi
|
§ Berikan tindakan berkemih rutin, contoh : prifasi, posisi yang
nyaman
|
§ Meningkatkan rileksasi otot parineal dan mempermudah upaya
berkemih
|
§ Berikan perawatan genetal dan kateter bila ada
|
§ Meningkatkan kebersihan menurunkan resiko ISK
|
DAFTAR PUSTAKA