2.2 ASPEK BUDAYA SUKU
1.
Sistem Mata Pencaharian
Suku Biak memiliki sistem mata
pencariharian seperti nelayan (melaut) dan bertani (meramu). Suku Biak
menangkap ikan dengan menggunakan jaring
inanai dan arsam untuk menangkap ikan terbang dan juga ikan hiu, hal ini
dilakukan dengan menggunakan perahu yang disebut dengan waipapa.
Suku Biak juga meramu atau berburu
binatang hutan sebagai makanannya seperti ; berburu babi, kuskus, tikus tanah,
dan ular pohon. Dapat pula mengambil jenis sayur – sayuran yang ada dihutan
sebagai makanannya.
2.
Organisasi Sosial
Kelompok Kekerabatan
Suku
Biak memiliki kelompok kekerabatan
berdasarkan marga atau disebut keret (famili). Sistem kekerabatannya
luas berdasarkan pertalian darah. Berlaku adat menetap (virilokal).
Kepemimpinan
Tipe Kepemimpinan yang dimiliki suku biak itu
ada 3 yaitu :
1.Mambri,
adalah orang yang biasa memimpin perang, pandai diplomasi, badan besar/tubuh kekar,
suara besar dan juga kaya.
2.Mananwir
Mnu (kepala kampung) merupakan seseorang yang berkuasa berdasarkan hak yang diwariskan.
3.Mananwir
Keret (kepala marga) biasa bertugas mengurus marga (keret) berdasarkan silsilah
keluarga.
3.
Sistem Religi dan Kepercayaan
Orang Biak – Numfor sejak dulu menyembah
dewa persatuan dan pujaan mereka yaitu ’Manseren Koreri’ yang disebut
’manarmakeri’. Manamakeri artinya ”
suatu nama dimana panggilan penghinaan untuk orang tua yang berkudis, kadas,
borok, dan kotor yang menyebabkan banyak orang jijik kepadanya. Nama asli
Manamakeri ialah yawi nusyado. Manamakeri selalu membuat tanda – tanda ajaib
yaitu dapat menggantikan kulitnya yang berkudis, kadas, dan borok itu menjadi
makanan dan harta kekayaan yang berlimpah ruah, ia dapat dipuja sebagai juru
selamat.
4. Sistem Kesenian dan Kerajinan
Orang Biak – Numfor mengenal tiga jenis
tarian seperti ; Tarian Yosim Pancar (yospan), Tarian Woor dan Tarian Barapen.
Untuk tarian Barapen ini biasanya dilaksanakan khusus suku Biak dibagian
pendalaman pulau Biak yaitu dikampung Wowna, Arwam, dan Rumbin.
Orang Biak – Numfor, pada zaman dulu
dapat memanfaatkan hasil alam untuk kerajinannya. Noken adalah tas yang dibuat
dari kulit kayu sebagai tempat untuk keperluan keluarga.
Tikar terbuat dari daun buah merah
sebagai tempat /bahan untuk beristirahat, dan juga biasa mereka membuat tifa
dari kulit soa – soa
5. Sistem Pengetahuan
Suku Biak mengetahui jenis tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang dapat menyembuhkan sakit penyakit
atau luka bakar, luka sayatan, maupun dapat digunakan untuk membunuh ikan,
dalam jumlah sedikit. Jenis tumbuhan yang digunakan untuk membunuh ikan seperti
Akar Tuba (Deris sp).
Suku Biak dapat menghitung waktu musim
hujan maupun musim angin tiba. Jika musim angin para nelayan tidak akan melaut,
begitu juga pada musim hujan.
2.3 SENI-BUDAYA
Masyarakat Biak masih memiliki kebudayaan kuno yang
berkisar pada kepercayaan animisme bahkan kepercayaan tersebut lebih
ditonjolkan melalui upacara ritual yang lebih dikenal dengan WOR. Kata Wor
sudah berarti lagu dan tari tradisional. Semua anak yang terkena wabah penyakit
dianggap bernasib malang sehingga harus diadakan upacara adat. Wor dapat
mengekspresikan semua aspek kehidupan orang Biak, seperti halnya upacara
tradisional para leluhur berupa ukiran kayu, dan lebih khusus pada motif
atribut yang digunakan mereka pada saat menyanyi dan menari; berupa motif pada
pakaian. Semua barang yang digunakan untuk upacara adat dapat disakralkan atau dikeramatkan.
Beberapa upacara tradisional orang Biak antara lain
:
·
Upacara Gunting
Rambut/cukur (Wor Kapapnik),
·
Upacara
Memberi/mengenakan Pakaian (Wor Famarmar),
·
Upacara Perkawinan (Wor
Yakyaker Farbakbuk), dan lain-lain.
Seluruh
upacara diiringi dengan lagu dan tari bahkan merupakan sumbangan atau pendewaan
kepada roh-roh para leluhur.
Pekuburan
Tua Padwa
Tempat
di mana dapat dilihat tengkorak dan tulang belulang dari leluhur suku Biak yang
mendiami kampung Padwa yang teratur rapih di dalam goa batu/tebing karang.
Lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama kurang lebih 20 menit.
Tari Yosim
Pancar
Tarian
persahabatan Biak Numfor dikenal dengan nama Yosim Pancar. Pertunjukkan yang
diadakan lebih dari satu orang denga gerakan dasar yang pebnuh semangat,
dinamik dan menarik, seperti Pancar gas, Gale-gale, Jef, Pacul Tiga, Seka dan
lain-lain.
Wor Barapen
Upacara
Barapen adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh para pemuda (Kabor -
Insos) sebagai peringatan ketika mereka mulai memasuki usia remaja. Setelah
upacara selesai ribuan batu disusun dan dibakar sampai batu tersebut menjadi
bara. Batu yang masih membara disebar, sementara itu pemimpin keagamaan
mempersiapkan dirinya dengan melumuri kakinya dengan cairan khusus sambil mengucapkan
mantra. Ketika sang pemimpin upacara sudah siap, dia kemudian berjalan di atas
batu yang masih panas membara.
Festival Pesta Pernikahan Tradisional
Suku-suku
di Biak sering sekali mengadakan upacara Munara Yakyaker Purbakbuk, yaitu
sebuah upacara mengantar pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki.
Yakyaker artinya membiarkan seorang pengantin wanita pergi ke kediaman
pengantin pria.
Tugas Kuliah ini di susun oleh:
ALSYE MARSYOM
EKA RIYANTI
NI PUTU DETTYASARI DEWI
ARBAIYA KABES
YULIANI
YESAYA WONGGOR
MINCE SUMUAY
MARLINCE NAWIPA