Selamat datang teman, Kami harap bisa menikmati blog kami. Happy blogging ! .
Cek kembali jika kami sudah selesai dengan ini...
Silahkan Mengisi buku tamu untuk sekedar meninggalkan Jejak.. :)
Peluang bisnis anda

SPACE IKLAN

Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..

Selengkapnya...
Title

Ibu Rumah Tangga yang Sukses

Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuk lihat cerita sukses lainnya
Title

Tentang Akper IV

Angkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.

Read More
sukses dan sehat

Blog ini Penggemar Berat DBC-Network

Jelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah

Kisah Sukses Lainnya

Askep Sindrom Nefrotik


1.      Pengertian
Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karateristik; proteinura, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema.
Sindrom nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinalis yang massif.

2.      Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Umumnya dibagi menjadi :
a.      Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi fetomaternal.
b.      Sindrom nefrotik sekunder
Terjadi setelah berkumpulnya kerusakan-kerusakan pada glomerulus. Penyebab tersering dari kerusakan glomerulonefritis akut, glomerulonefritis kronik.

3.      Insiden
-          Insiden lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan.
-          Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya terhadap pengobatan.
-          Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun.

4.      Patofisiologi
a.      Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hipovelemi.
b.      Menurunya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin-agiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldostroid yang kemudian terjadi retensi natrium dan air. Dengan adanya retensi natrium dan air akan menyebabkan terjadinya edema.
c.       Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin  dan penurunan tekanan osmotik plasma.
4
d.      Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin.
5.      Manifestasi klinik
Gejala yang ditemukan adalah :
§  Pembengkakan pada wajah, terutama disekitar mata
§  Edama anasarka
§  Asites
§  Diare, nafsu makan menurun, absorpsi usus menurun             edema pada mukosa usus
§  Volume urine menurun, kadang-kadang berwarna pekat dan berbusa
§  Kulit pucat
§  Anak menjadi mudah lelah/letargi
§  Celulitis, pneumonia, peritonitis atau adanya sepsis
§  TD biasanya normal/ naik sedikit

6.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dilakukan pemeriksaan urine dan darah untuk memastikan proteinuria, proteinemia, hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia. Diperiksa fungsi ginjal dan hematuria, biasanya ditemukan penurunan kalsium plasma. Diagnosis pasti melalui biopsi ginjal.

7.      Penatalaksanaan
·         Tentukan penyebabnya (biopsi ginjal pada seluruh orang dewasa)
·         Penatalaksanaan edema
Dianjurkan untuk tirah baring dan memakai stocking yang menekan, terutama untuk pasien lanjut usia. Hati-hati dalam pemberian diuretik, karena adanya proteinuria berat dapat menyebabkan gagal ginjal atau hipovolemik. Harus diperhatikan dan dicatat keseimbangan cairan pasien, biasanya diusahakan penurunan berat badan dan cairan 0,5-1kg/hari. Dilakukan pengawasan terhadap kalium plasma, natrium plasma, kreatinin, dan ureum. Diuretik yang biasanya diberikan adalah diuretik ringan, seperti tiazid atau furosemid dosis rendah, dosisnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Garam dalam diet dan cairan dibatasi bila perlu. Pemberian albumin iv hanya diperlukan pada kasus-kasus refakter, terutama bila terjadi kekurangan volume intravaskular atau oliguria.
·         Memperbaiki nutrisi
Dianjurkan pembarian makanan tinggi kalori dan rendah garam. Manfaat diet tinggi protein tidak jelas dan mungkin tidak sesuai karena adanya gagal ginjal, biasanya cukup dengan protein 50-60 g/hari datambah kehilangan dari urin.
·         Mencegah infeksi
Biasanya diberikan antibiotik profilaksis untuk menghindari infeksi, terutama terhadap pnemukok.

                                                                                                                        5
·         Pertimbangkan obat antikoagulasi
Dilakukan pada pasien dengan sindrom nefrotik berat, kecuali bila terdapat kontraindikasi. Terapi (biasanya warfarin) dipertahankan sampai penyakitnya sembuh.
·         Penatalaksanaan penyebabnya
Pada orang dewasa, tidak perlu seperti anak-anak dimana dilakukan terapi steroid sebagai bagian dari penegakan diagnosis, kelainan minimal hanya menjadi penyebab pada 10-20% kasus. Terapi disesuaikan dengan diagnosis dan penyebab yang mendasarinya.

A.      Kosep Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, identifikasi/analisa masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaliasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan ketrampilan profesional tenaga keperawatan (Hidayat,2004)
1.      Pengkajian
Pengkajian yang perlu dilakukan pada kliendengan sidrom nefrotik (Donna L. Wong,220 :550) sebagai berikut :
a.      Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema
b.      Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan dengan penambahan barat badan saat ini, disfungsi ginjal.
c.       Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :
-          Edema
-          Wajah sebab
§  Khusus di sekitar mata
§  Timbul pada saat bangun pagi
§  Berkurang di siang hari
-          Pembengkakan abdomen (asites)
-          Kesulitan pernapasan (efusi pleura)
-          Edema mukosa usus yang menyebabkan :
§  Diare
§  Anoreksia
§  Absorbsi usus buruk
-          Peka rangsangan
-          Mudah lelah
-          Letargi
-          Tekanan darah normal
-          Kerentagan terhadap infeksi
-          Perubahan urin :
§  Penurunan volume
§  Gelap dan berbau
§  Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan adanya protein, dan sel darah merah; analisa darah untuk
6
 protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.
1.      Penyimpanan kebutuhan dasar manusia

KERUSAKAN GLOMERULUS PADA GINJAL















































Proteinuria

( massive )






































                                                          Peningkatan Sintesis





hipoalbuminemia

                                               Protein & Lemak Pada Hati













































Hypovolemia
Penurunan Tekanan Onkotik plasma
Hyperlipidemia













































Penurunan Aliran Darah Ke Ginjal


Peningkatan Sekresi ADH dan aldosteron














































Pelepasan Renin-angiotensin

Reabsorpsi Na dan Air
Edemaa













































Vasokontriksi


                                         7    












2.      Diagnosa keperawatan
a.      Gangguan volume cairan : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan akumulasi cairan pada jaringan tubuh.
Tujuan : 1. Gejala akumulasi cairan tidak terjadi
Kriteria. hasil : Tidak ada edema
Intervensi :
1.      Kaji intake dan output cairan
Rasional : perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan.
2.      Timbang berat badan setiap hari
Rasional : untuk mengkaji adanya retensi
3.      Kaji perubahan edema :
§  Ukur lingkar lingkar abdomen
Rasional : untuk mengkaji adanya acites
§  Memonitor edema di sekitar mata dan daerah edema lainnya
§  Catat adanya pitting jika ada
§  Catat warna dan texture dari kulit
4.      Pantau infus intra vena
Rasional : Untuk mempertahankan masukan yang diresepkan
5.      Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan
Rasional : Untuk mengurangi ekskresi protein dalam urine
                                                                                                      8
6.      Kolaborasi pemberian diuretik jika di instruksikan
Rasional : Untuk mengurangi edema
Tujuan : 2. Anak akan menerima cairan yang sesuai
Kriteria. hasil : Tidak menunjukkan gejala kelebihan cairan
Intervensi :
1.      Berikan cairan dengan hati-hati
Rasional : Agar anak tidak menerima cairan berlebihan
2.      Monitor infus intra vena
Rasional : Mempertahankan intake
3.      Gunakan strategi untuk mencegah kelebihan intake
§  Gunakan botol kecil untuk intake cairan
Rasional : volume cairan ≠ melebihi batas
§  Semprot mulut dengan pendingin
Rasional : Mencegah feeling anak terhadap kekeringan
4.      Pertahankan bibir basah dengan memberikan minyak/madu
Rasional : memberikan kenyamanan dan mencegah bibir pecah-pecah
b.      Resiko tinggi devisit volume cairan (intravaskular) berhubungan dengan kehilangan cairan, protein, & edema
Tujuan : 1. Klien tidak menunjukkan kehilangan cairan intravaskuler atau shock hipovelemik
                                                                                                                        9
Kriteria. hasil : Tanda-tanda shock hipovelemik tidak ada
Intervensi :
1.      Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Untuk mendeteksi tanda-tanda fisik dari penurunan cairan
2.      Kaji kualitas dan frekuensi nadi
Rasional : Untuk mengetahui tanda shock hipovelemik
3.      Ukur tekanan darah
Rasional : Untuk mendeteksi shock hipovelemik
4.      Laporkan jika adanya penyimpangan dari normal
Rasional : mempercepat tindakan perawatan
c.       Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun, cairan overload
Tujuan : 1. Tidak menunjukkan adanya bukti infeksi
Kriteria. hasil : Tanda-tanda infeksi tidak ada
Anak dan keluarga akan menggunakan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kesehatan
Intervensi :
1.      Lindungi anak dari orang yang terkena infeksi
Rasional : Untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
2.      Gunakan teknik mencuci tangan yang baik
Rasional  : Untuk memutus mata rantai penyebaran infeksi
                                                                                                      10
3.      Jaga agar anak tetap hangat dan kering
Rasional : karena kerentangan terhadap infeksi pernapasan
4.      Monitor suhu
Rasional : Deteksi awal dari infeksi
5.      Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi
Rasional : Memberi pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala infeksi
d.      Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh.
Tujuan : 1. Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas :kemerahan atau irritasi.
Intervensi :
1.      Berikan perawatan kulit
Rasional : memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah kerusakan kulit
2.      Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari
Rasional : Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit karena gesekan dengan alat tenun
3.      Ubah posisi dengan sering ;pertahankan kesejajaran tubuh dengan baik
Rasional : karena anak dengan edema massif selalu letargis, mudah lelah dan diam saja

                                                                                                      11

4.      Gunakan penghilang tekanan atau matras tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan
Rasional : untuk mencegah terjadinya ulkus

e.      Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan
Tujuan : 1.  Klien mendapatkan nutrisi yang optimal
Intervensi :
1.      Beri diet yang bergizi
Rasional : Membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatkan daya tahan tubuh anak
2.      Batasi natrium selama edema dan terapi kortokosteroid
Rasional : asupan natrium dapat memperberat edema dan usus yang menyebabkan hilangnya nafsu makan anak
3.      Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan rileks pada saat makan
Rasional : Agar anak lebih mungkin untuk makan
4.      Beri makan special dan disukai anak
Rasional : Untuk mendorong agar anak mau makan
5.      Beri makanan dengan cara menarik
Rasional : Untuk merangsang nafsu makan anak
                                                                                                      12
f.        Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan : 1. Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah dengan mengikuti aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemapuan anak.
Intervensi :
1.      Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan
Rasional : untuk memudahkan koping
2.      Tunjukkan aspek positif dari penampilan dann bukti penurunan edema
Rasional : meningkatkan harga diri klien dan mendorong penerimaan terhadap kondisinya
3.      Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif
Rasional : agar anak tidak merasa sendiri dan terisolasi
4.      Beri umpan balik positif
Rasional : agar anak merasa diterima
g.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
Tujuan : 1. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan mendapatkan istirahat dan tidur yang adekuat
Intervensi :
1.      Pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat
Rasional : tirah baring yang sesuai gaya gravitasi dapat menurunkan edema

                                                                                                      13
2.      Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
Rasional : aktivitas yang tenang mengurangi penggunaan energi yang dapat menyebabkan kelelahan
3.      Instruksikan istirahat bila anak mulai merasa lelah
Rasional : mengadekuatkan fase istirahat anak
4.      Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional : anak dapat menikmati masa istirahatnya
h.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita penyakit serius
Tujuan : 1. Pasien (keluarga) mendapat dukungan yang adekuat
Intervensi :
1.      Kenali masalah keluarga dan kebutuhan akan informasi, dukungan
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan keluarga
2.      Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan rencana perawatan
Rasional : keluarga akan beradaptasi terhadap segala tindakan keperawatan yang dilakukan
3.      Tekankan dan jelaskan profesional kesehatan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan, serta prognosanya
Rasional : agar keluarga juga mengetahui masalah kesehatan anaknya
4.      Ulangi informasi  sesering mungkin
Rasional : untuk memfasilitasi pemehaman