A. Hospes dan Penyebarannya
Ancylostoma duodenale disebut “cacing tambang” karena ditemukan dieropa yaitu pada pekerja pertambangan yang belum mempunyai fasilitas sanitas yang memadai.Hospes parasit ini adalah manusia ; cacing ini menyebabkan nekatoriasi dan ankilostomiasis.
B. Morfologi dan Lingkungan hidup
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulutnya melekat pada mukosa dinding usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 – 10.000 butir telur perhari. Cacing betina mempunyai panjang 1 cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm. cacing dewasa berbentuk huruf S atau C dan didalam mulutnya ada sepasang gigi. Rongga mulutnya sangat besar. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks. Telur cacing tambang besarnya kira-kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding yang tipis dan di dalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform panjangnya kira-kira 600 mikron.
Daur hidup Ancylostoma duodenale yaitu telur cacing dikeluarkan bersama feses dalam waktu 1-2 hari di dalam tanah, telur tersebut akan menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar tiga hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut masuk melalui aliran darah menuju jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru larva menembus pembuluh darah masuk ke bronkus lalu ke trakea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa
BISNIS ONLINE MODAL Rp.10.000 Penghasilan Jutaan !! Mungkinkah?? Klik disini
C. Proses infeksi dan Patologi klinik
Proses infeksi
Ancylostoma duodenale hidup di dalam rongga usus halus tapi melekat pada dinding usus dan mengisap darah sebagai makanannya. Infeksi cacing ini menyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan darah (anemia) yang disebab oleh perdarahan pada bekas gigitan cacing, karena cacingnya mengeluarkan anticoagulani ketika ia mengisap darah, akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan produktivitas. Tetapi kekurangan darah ini biasanya tidak dianggap sebagai cacingan namun dianggap karena kekurangan darah yang biasa terjadi karena banyak sebab. Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun (berbagai daerah tertentu) penting dalam penyebaran infeksi. Biasanya terjadi pada golongan pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah, mendapat infeksi lebih besar 70%. Untuk menghindari infeksi ini dengan menggunakan sandal atau sepatu.
Patologi klinik
Gejala klinik yaitu lesu, pucat, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan terhadap penyakit, prestasi menurun dan anemia. Di samping itu terdapat eosinofilia.
D. Diagnose dan Pengobatan
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama akan ditemukan larva.
Pengobatan dilakukan dengan pirental pamoat (combantri, pyrantin) Mebendazole (vermox, vermona, vircid), albendazole yaitu memberikan hasil yang cukup baik, bilamana digunakan dalam beberapa hari berturu-turut.
E. Cara Pencegahan
1. Pengobatan pada penderita untuk menghilangkan sumber penularan
2. Sanitas dispol, melarang defekasi pada tempat yang terbuka
3. Melindungi individu yang susceptible
4. Memberikan penyuluhan
5. Melindungi diri dengan sandal/sepatu.
F. Epidemiologi
Penyakit ini di Indonesia sering di temukan pada penduduk, terutama di daerah pedesaan yaitu khususnya di dearah perkebunan dan pertambangan yang berhubungan langsung dengan tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,humus) dengan suhu 23°-25°C.
A Kesimpulan
Ancylostoma duodenale disebut “cacing tambang” karena ditemukan dieropa yaitu pada pekerja pertambangan yang belum mempunyai fasilitas sanitas yang baik. Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulutnya melekat pada mukosa dinding usus. Daur hidup Ancylostomakalah duodenale yaitu telur cacing dikeluarkan bersama feses dalam waktu 1-2 hari di dalam tanah, telur tersebut akan menetas menjadi larva rabditiform.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Makalah ini kami buat berdasarkan atas pengetahuan yang kami ketahui, buku-buku panduan dan media internet. Makalah yang kami buat ini belum begitu sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari penbaca sekalian
Makalah mikrobiologidi buat oleh Arbaya kabes semester 2. Akper Manokwari