BISNIS ONLINE MODAL Rp.10.000 Penghasilan Jutaan !! Mungkinkah?? Klik disini
Etiologi gagal jantung
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital maupun didapat.Mekanisme fisiologi yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal,beban akhir atau menurunkan kontratilitas miokardium.
Sebab-sebab gagal pompa jantung secara menyeluruh :
a. Kelainan mekanis
1) Peningkatan beban tekanan
a.Sentral (stenosis aorta dsb)
b.periper (hipeertensi sistemik )
2) Peningkatan beban volume (regurgitasi katup,peningkatan beban awal ,dsb )
3) Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mitral atau trikuspidalis)
4) Tamponade pericardium
5) Restriksi endokardium atau miokardium
6) Aneurisma ventrikel
7) Dis-sinergi ventrikel
b.Kelainan Miokardium
1) Primer
- Kardiomiopati
- Miokarditis
- Kelainan metabolic
- Toksisitas (alcohol dsb )
- Presbikardia
2) Kelainan dis-dinamik sekunder (sekunder terhadap kelainan mekanis )
- Kekurangan oksigen (penyakit jantung koroner )
- Kelainan metabolic
- Inflamasi
- Penyakit sistemik
- Penyakit PPOM
c. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi
- Henti jantung
- Fibrilasi
- Takhikardi atau bradikardi yang berat
- Gangguan konduksi
Gejala klinis
Gejala klinis yang timbul merupakan kumpulan gejala dan tanda-tanda gagal jantung kiri &kanan. Semua gejala tersebut terjadi pada waktu yang bersamaan dan timbul lambat laun secara kronik.
New york health association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas yaitu:
1. Kelas 1, Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan.
2. Kelas 2, Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
3. Kelas 3, Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
4. Kelas 4, Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.
5. Patofisiologi
Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik,mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang epektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastole ventrikel )maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (. LVDEF) Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVDEF,maka terjadi pula peningkata n tekanan atrium kiri (LAF) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung bersama diastole. Peningkatan LAP diteruskan kebelakang kedalam anyaman vascular paru-paru,jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler melebihi tekanan osmotic vascular,maka akan terjadi transudasi cairan kedalam interstisial,jika kecepatan transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limposit,maka akan terjadi edema interstisial.Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru-paru.
Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru.Hipertensi pulmoner meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan dimana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
Respon Kompensatorik
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat:
1. Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik
Menurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatik kompensatorik . Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangsang pengeluaran katekolamin dari syaraf-syaraf adrenergic jantung dan medulla adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung,juga terjadi vakontriksi arteri periper untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah keorgan-organ yang rendah metabolismenya.
2. Peningkatan beban awal melalui aktifasi system rennin –angiotensin –aldosteron.
Aktifasi system rennin angiotensin aldosteron menyebabkan retensi natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel dan regangan serabut. Peningkatan beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium sesuai dengan hokum starling.
3. Hypertropi ventrikel
Respon konpensatorik terakhir pada gagl jantung adalah hypertropi miokardium / bertambah tebalnya dinding. Hypertropi meningkatkan jumlah stukomer dalam sel-sel miokardium, tergantung dari jenis beban haemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung, sarkomer dapat bertambah secara pararel / serial. .
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAuAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
1.1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Tn. B
Umur : 64 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pesiunan
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Sunda/Idonesia
Status : Kawin
Tanggal masuk RS : 10 Juni 2003
Tanggal Pengkajian : 10 Juni 2003
No Medrec : 1687/03
Diagnosa Medis : Docomp Cordis Kiri Kanan Fc IV
Alamat : Jln. Rancabentang No 286 Rt. 06/14
Cibeureum, Cimahi-Selatan.
Golongan darah : “A”
b . Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn Z
Umur : 39 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan keluarga : Anak
Alamat : S D A
1.2. Riwayat Kesehatan
a. Keluarga Utama : Sesak
b. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak tahun 2000 klien menderita penyakit jantung dirawat di R 10 B Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung selama 2 minggu setelah itu klien terakhir kontrol secara teratur ke poliklinik jantung.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit klien merasakan sesak, batuk positif, tidak disertai dengan keluarnya darah dan sekret.
Pada saat dilakukan pengkajian ( 10 juni 2003 ) klien mengeluh sesak, bertambah berat apabila klien beraktivitas dan akan berkurang bila istirahat, sesak disertai keringat dingin di seluruh tubuh, frequensi napas 34 X/ menit sesak mengakibatkan aktivitas sehari-hari terganggu.
c . Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan mempunyai penyakit hipertensi 6 tahun yang lalu dan tekanan darah mencapai 180/100 mmhg, selama 3 tahun ke belakang klien minum obat tidak teratur.
Menurut klien, klien tidaak pernah menderita penyakit DM dan penyakit menular.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut klien dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit yang sama dengan klien juga tidak ada yang menderita penyakit DM dan penyakit menular.
1.3 Data Biologis
a. Status fisik
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Composmentis, Nilai GCS 15
b. Tanda-tanda vital
Tekan darah : 130/80 mmhg
Nadi : 120 X/ menit
Respirasi : 34 X/ menit
Suhu : 36,5 C
c. Tinggi badan : 165 Cm
d. Berat badan : Sebelum sakit 56 kg setelah sakit 59 kg
1.4. Pemeriksaan fisik
a. Sistim pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, bulu hidung ada tidak ada lesi, respirasi cepat dan dangkal, dyspnu kadang-kadang batuk tanpa sputum suara paru sonor, suara napas terdengar ronchi, pada daerah basal paru tidak terdapat otot tambahan pada saat inspirasi dan exspirasi, respirasi 34 X/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung.
b. Sistim kardiovaskuler
Bentuk dada simetris ictus cordis teraba pada ICS 4 mid klavicula kiri membesar kelateral kiri, akral dingin CRT 3 detik, terdapat sianosis pada exstremitas, tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 120 X/menit, bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler.
c. Sistem gastrointestinal
Perut tampak cembung terdapat pembesaran hepar, klien mengeluh tidak napsu makan karena merasa kenyang, tidak ada mual dan muntah bising usus 10 X/ menit terdengar lemah, berat badan bertambah 3 kilo gram karena ada asites, lingkar perut 110 cm, nyeri tekan tidak ada, perut teraba lembek, kulit tegang.
d. Sistem integumen
Terdapat edema pada exstermitas bawah kulit tidak pucat akral teraba dingin tidak ada klabing finger, kulit exstermitas bawah agak keriput, lembab, bersih, tidak ada tand-tanda dekubitus.
e. Sistem musculoskleletal
Klien tampak lemas klien mengeluh sulit bergerak karena lemas terpasang inpus Dextrose 5 % 10 tetes/menit pada tangan kanan kekuatan otot 4 4
4 4
f. Sistem urinaria
Klien terpasang cateter, output setelah diberi lasik lebih kurang 1400 cc warna kuning jernih.
g. Sistem endokrin
Tidak terdapat moon face, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat speder naevi.
h. Sistem persyarapan
- Syaraf canial I klien dapat membedakan bau-bauan seperti: the, kopi, kayu putih.
- Syaraf canial ke II klien dapat membaca dengan jarak 30 cm dengan menggunakan kaca mata.
- Syaraf canial ke III, IV dan VI respon pupil terhadap cahaya baik diameter 3 mm, bola mata dapat digerakkan kesegala arah.
- Syaraf canial ke V klien mengedip saat di usapkan pilinan kapas pada kelopak mata, reflek menelan baik.
- Syaraf cranial ke VII klien dapat membedakan rasa manis, asam dan asin.
- Syaraf cranial ke VIII fungsi pendengaran baik klien dapat menjawab pertanyaan petugas tanpa alat bantu.
- Syaraf cranial IX dan X klien mampu menelan.
- Syaraf cranial ke XI klien mampu melawan tahanan ketika wajah klien didorong kesamping, klien mampu melawan tahanan ketika didorong ke bawah pada pundaknya.
- Syaraf cranial ke XII posisi lidah simetris, pergerakan bebas.
1. 5. Pola aktivitas sehari – hari
No | Aktivitas | Di Rumah | Di Rumah Sakit |
1
2
3
4
| 1. Nutrisi 1.1. Makan - Frekuensi - Jenis
- Porsi 1.2 Minum - Jenis - Banyaknya 2. Eleminasi 2.1.BAK - Frequensi - Warna 2.2. BAB - Frequency - Konsistensi - Warna 3. Istirahat dan tidur 3.1. Malam 3.2. Siang 4. Personal Hygiene - Mandi - Gosok gigi - Keramas |
3 X per hari Nasi ,sayur, lauk pauk
Hibis Air putih dan the 1000 – 1400 cc
4 – 5 kali / hari Kuning jernih
1 kali / hari Lembek Kuning
21 s/d 04 Kadang – kadang
2 X sehari 2 X sehari 3 X seminggu |
3 X per hari Bubur, sayur daging rendah garam ¼ Habis Air putih 600 – 1000 cc
Dower catheter Kuning jernih kurang lebih 500 cc / hari Belum pernah “ “
Tidak bisa tidur Tidak bisa tidur
Tidak mandi Tidak dilakukan Belum pernah |
5
6 | Aktivitas
Kebiasaan - Merokok - Alcohol
| Mengerjakan segala sesuatu sendiri
1 bungkus per hari Tidak pernah | Dibantu oleh keluarga dan perawat
Tidak pernah Tidak pernah |
1.6. Aspek psikologis
Klien kadang terlihat murung dan kadang terlihat ceria, klien berharap sakitnya cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti sebelumnya.
1.7. Aspek sosial
Klien adalah seorang suami yang mempunyai lima anak dan 8 cucu, hubungan klien dengan petugas cukup baik klien bisa diajak kerja sama dan selalu mentaati apa yang seharusnya dilakukan, hubungan klien dengan anggota keluarga cukup baik terlihat keluarga sering bergantian menunggu klien.
1.8 Aspek spiritual
Klien adaalah seorang muslim selama di rawat klien taat melakukan sholat, klien juga selalu berdoa untuk kesembuhannya klien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakan ujian dari Alloh SWT.
1.9. Data Penunjang
- Laboratorium
No
| Jenis A. Haematologi - Haemoglobin - Leucosit - Haematokrit - Trombosit
B. Kimia klinik - Ureum - Kreatinin - Glucosa sewaktu - Natrium - Kalium
C. Urine - Berat jenis - P H - Protein - Bilirubin - Urobilin - Keton - Nitrit - Eritrosit - Leucosit - Epitel - Reduksi | Hasil
12.7 6000 45 220
16 0,9 117 136 4,0
1,01 6,0 - - + - - 1-3 3-4 4-6 -
| Nilai Rujukan
12 – 16 3,8 – 10,6 35 – 47 150 –440
15 – 50 0,5 – 0,9 - 150 135 – 145 3,6 – 5,5 | Satuan
gr % ribu/mm3 % ribu/ mm3
mg/dl mg/dl mg/dl mEq / l mEq / l
-/+
/ Lpb / Lpb / Lpk - / + |
- Therafi
- Tirah baring, setengah duduk
- O 2 lembab 3 – 4 liter / menit
- Diet jantung 3
- Lasik 2 X 1 ampul
- Catopril 3 X 25 mg
- KJR 1 X 600 mg
- Infus Dextrose 5% 10 tetes / menit