Selamat datang teman, Kami harap bisa menikmati blog kami. Happy blogging ! .
Cek kembali jika kami sudah selesai dengan ini...
Silahkan Mengisi buku tamu untuk sekedar meninggalkan Jejak.. :)
Peluang bisnis anda

SPACE IKLAN

Space buat promosi halaman atau produk anda, minat hubungi kami..

Selengkapnya...
Title

Ibu Rumah Tangga yang Sukses

Selain Mahasiswa banyak juga loh ibu rumah tangga yang berhasil dengan mengikuti tips bisnis dari mba Dini Santi. Pasti senang bisa bantu ekonomi keluarga. Tetapi perjuangan Mba Dian ini ngga mudah awal-awalnya tp sekarang beliau sudah sukses dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Yuk lihat cerita sukses lainnya
Title

Tentang Akper IV

Angkatan yang mempunyai Seribu Satu Kisah Sedih, Senang, Susah bersama, saat dimana bisa menangis bersama, saat dimana bisa tersenyum bersama. Mempunyai motto kita selalu beda.

Read More
sukses dan sehat

Blog ini Penggemar Berat DBC-Network

Jelas banget dbc-network udah mengubah hidup saya, jadi melek IT, Dulu muncul pertanyaan gini "Waktu habis untuk ngantor? meeting? Capek di jalan? Tidak punya modal?" Bersama Oriflame di d’BC Network, Anda bisa mulai membangun bisnis dengan segala keterbatasan diatas! TAPI jangan dulu percaya kalo belum membaca kisah suksesnya yah

Kisah Sukses Lainnya

Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing

Sindrom cushing adalah penyakit yang disebabkan kelebihan hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini disebabkan ketika kelenjar adrenal pada tubuh tarlalu banyak memproduksi hormon kortisol, komplikasi yang menyebabkan kecacatan pada penderita, yang akan mengakibatkan keterbatasan aktivitas, citra diri yang kurang bahkan kematian.


2.1 DEFINISI SINDROM CUSHING
Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh efek metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. (Price, 2005).
2.2 ETIOLOGI
a. Iatrogenik
Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik. Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen antiinflamasi.
b. Spontan
Sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal.
c. Tumor kelenjar hipofise
Kelenjar yang menghasilkan ACTH dan menstimulusi korteks adrenal
untuk meningkatkan sekresi hormonnya.
d. Pemberian obat kortikosteroid atau ACTH
e. Hiperplasia atau neoplasma adrenal (tumor adrenalkortikal )
2.3 MANIFESTASI KLINIK
a. Wajah yang khas (moon face)
b. Penipisan rambut kepala disertai jerawat dan hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah dan tubuh seperti layaknya pria)
c. Obesitas, perubahan muskuluskuletal dan intoleransi glukosa.
d. Striae pada kulit
e. Kelemahan dan atropi otot
f. Osteoporosis
g. Kulit yang rapuh dan penyembuhan luka yang lama
h. Ulkus peptikum
i. Hipertensi
j. Kelabilan emosi

2.4 PATOFISIOLOGI

Sindrom cushing dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yang mencakup umur kelenjar hipofisis yang mneghasilkan ACTH dan menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya meskipun hormon tersebut telah diproduski dengan jumlah yang adekuat. Hoperflasia kelenjar adrenal dan pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula menimbulkan sindrom cushing, mekanisme umpan balik normal untuk mengendalikan fungsi kortek adrenal menjadi tidak efektif dan pola sekresi diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala sindrum cushing terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan androgen yang berlebihan, mekipun sekresi meneralorkortikoid juga dapat terpengaruh.


(Tumor kelenjar hopofisis dan pemberian obat ACTH)

Peningkatan ACTH

Kelenjar Adrenalin ← Hiperplasia andrenal

Menstimulasi korteks adrenal

Peningkatan hormon kortisol

Menghambat CRF

Tidak efektifnya korteks adrenal →

ACTH dan kortisol hilang

Sidrom cushing






2.5. KOMPLIKASI
a. Krisis Addison
Merupakan hipofungsi anak ginjal dengan gejala kehilangan tenaga dan perubahan warna kulit menjadi tengguli

b. Efek yang merugikan pada aktifitas korteks adrenal
Fungsi dari korteks mengalami disfungsi dimana fungsi ginjal tidak maksimal

2.6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.

b. Pengambilan sampele darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.

c. Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 – hiroksikotikorsteroid serta 17 – ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.

d. Stimulasi CRF.
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat – tempat tropi.

e. Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom cushing

f. Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.






2.7. PENATALAKSANAAN
Pengobatan biasanya diarahkan pada kelenjar hipofisis karena mayoritas harus disebabkan oleh tumor hipofisis ketimbang oleh tumor korteks adrenal.

a) Pengkatan melalui pembedahan merupakan pengobatan pilihan yang sering dulakukan.
b) Implantasi jarum yang mengandung isotop ridioaktif kedalam kelenjar hipofisis.
c) Adrenalektomi pada pasien dengan hipotropi adrenal primer.
d) Pasca operatif, terapi penggantian hidrokortison temporer mungkin diberikan sampai kelenjar adrenal mulai berespon secara normal.
e) Jika dilakukan adrenalektomi bilateral, maka dibutuhkan terapi penggantian hormone korteks adrenal seumur hidup.
f) Jika sindrom asing disebabkan oleh korti kosteroid eksogen, maka lakukan penurunan obat sampai kadar minimum untuk mengobati penyakit yang mendasari.





















ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN SINDROM CUSHING

A. PENGKAJIAN
1) Aktifitas/istirahat
Gejala : Insomnia, sensitifitas, otot lemah, gangguan koordnasi, kelelahan berat.
Tandanya : Atrofi otot
2) Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina).
Tandanya : Distritnia, irama gallop, mur – mur, takikardiasaat istirahat
3) Eliminasi
Gejala : Urine dalam jumlah banayak, perubahan dalam feses : diare..
4) Itegritas ego
Gejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..
Tandanya : Emosi letal, depresi.
5) Makanan atau cairan
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, mual dan muntah.
6) Neorosensori
Gejala : Bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan prilaku seperti binggung, disorientasi, gelisa, peka rangsangan, delirium.
7) Pernafasan
Tandanya : Frekuensi pernafasan meningkatan, takepnia dispnea.
8) Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Nyeri orbital, fotobia.
9) Keamanan
Gejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan tandanya suhu meningkat diatas 37,40CC, retraksi, iritasi pada kunjungtiva dan berair.
10) Seksualitas
Tandanya : Penurunan libido, hipomenoria, amenoria dan impoten.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik, gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktifitas.
2) Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, perasaan mudah lelah, atropi otot dan perubahan pola tidur.
3) Gangguna integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapuh.
4) Gangguan proses berfikir pada fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.

C. INTERVENSI
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik, gangguan fungsi seksual dan penurunan tingkat aktifitas.
a. Tujuan
1. Kembalinya citra tubuh seperti normal.
b. Intervensi
1) dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan diri
2) berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan
3) Berikan kesempatan berbagai rasa dengan individu yang mengalami pengalaman sama
4) Gunakan bermain peran untuk membantu pengungkapan
5) Dorong memandang bagian tubuh
6) Dorong menyentuh bagian tubuh tersebut
7) Bantu resolusi yang membuat perubahan citra tubuh
8) Dorong orang terdekat untuk memberi support individu

2. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, perasaan mudah lelah, atropi otot dan perubahan pola tidur.
a. Tujuan
1) Meningkatkan keikutsertaan dalam aktifitas diri.
2) Klien bebas dari komplikasi imobilitas.

b. Intervenasi
1) Rencanakan aktifitas latihan untuk meningkatkan perubahan periode istirahat dan aktifitas.
2) Kelemaha, keletihan dan penipisan massa otot membuat klein dengan sindrom cushing mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas normal.
3) Atur aktifitas menjadi tahap – tahap yang sederhana dan berikan dorangan klein untuk melakukannya untuk mencegah komplikasi imobilitas.
4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk meningkatkan isirahat dan tidur.
5) Pendidikan kesehatan tentang pentingnya perawatan diri dan menjaga kesehatan diri.

3. Gangguna integritas kulit berhubungan dengan edema, gangguan kesembuhan dan kulit yang tipis serta rapu.
a. Tujuan
1) Meningkatkan perawatan kulit.
b.Intervensi
1) Lakukan perawatan kulit yang cermat untuk menghindari terjadinya trauma pada kulit yang rapuh.
2) Hindari plester adetif yang dapat merobek dan mengiriritasi kulit.
3) Kaji tonjolan tulang dengan teratur.
4) Beri dorongan dorongan kepada klien untuk mengubang posisi tubuhnya dengan teratur.
5) Berikan lotion sehabis mandi.

4. Gangguan proses berfikir pada fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi.
a. Tujuan
1. Klien mampu berfikir secara maksimal
b. Intervensi
1) Jelaskan pada pasien dan keluarga tantang penyebab ketiadak stabilan emosional.
2) Bantu klien dan keluarga klien mengatasi ketidak stabialan suasana hati, mudah tersinggung dan depresi yang mungkin terjadi.
3) Berikan dorongan pada klien dan anggota keluarga untuk mengungkapkan perasaan – perasaan mereka.
4) Laporkan setiap psikotik yang terjadi pada pasien.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk menstabilkan pikiran.



sda
Buat toko online ngga pake ribet nih,, sejawat pengen tau caranya??? klik disini atau disamping kanan blog ada menu review jejualan